Islam Satu-satunya Agama yang Benar (3)
Oleh: Prof. Dr. Muhammad Machasin, MA*
Kalau aku yakin agamaku benar dan agama lain boleh jadi benar, bagaimana ketika jelas-jelas ajaran agamaku bertentangan dengan ajaran agama lain itu? Misalnya, bagi Islam daging babi haram, sementara bagai agama lain tidak, mana yang benar? Demikian juga ketika Islam mengatakan Isa bukan Tuhan, sementara agama Kristen menyebutnya Tuhan Anak. Demikian juga ketika agamaku melarang minuman keras, sedangkan agama lain memperbolehkannya. Mana yang benar?
Daftar perbedaan-perbedaan ini bisa sangat panjang, karenanya tidak perlu dibuat di sini. Yang penting adalah bagaimana menyikapinya dalam kaitannya dengan kebenaran agama.
Kebenaran agama pada dasarnya didasarkan pada keyakinan pemeluknya. Dengan kata lain, setiap agama diyakini sebagai jalan yang benar. Akan tetapi kebenaran dapat dikatakan dari segi globalnya atau glondongannya.
Bagian-bagiannya, atau rincian dari jalan itu dapat dilihat atau diukur kebenarannya menurut sifatnya. Teologi, penjelasan rasional terhadap keyakinan agama, kebenarannya diukur dengan kesesuiannya dengan sumber ajaran (dalil naqliah dalam Islam) dan ketedasannya (masuk akal atau tidak). Ajaran moral diukur dengan efeknya pada peningkatan kebajikan pengamalnya dan penerimaan masyarakat. Pada bentuk global agama orang hanya menerima atau menolak, sedangkan pada bentuk parsialnya orang dapat berdialog atau berdebat mengenai kebenarannya.
*Penulis adalah Guru Besar UIN Sunan Kalijaga, tinggal di Yogyakarta