31.2 C
Jakarta
Array

Hindari Zina, Ini Doa Abu Bakar

Artikel Trending

Hindari Zina, Ini Doa Abu Bakar
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Beberapa hari terakhir ini, sebagaimana liputan insan pers, Indonesia dihebohkan dengan kasus pencabulan di beberapa tempat. Kasus cabul yang marak ini merupakan salah satu indikasi melemanya pendidikan agama di negeri ini. Pihaknya menuturkan, bahwa pendidikan agama sangatlah penting untuk dikuatkan kembali sebagaimana pemahaman kebangsaan yang juga perlu dikokohkan.

Menurut mahasiswa Pasca Sarjana UNUSIA Jakarta tersebut, ada dua tugas besar manusia sebagaikhalifatullah fi al-ardl. Pertama, adalah menguatkan pengetahuan keagaamaan. Dankedua, adalah menguatkan pemahaman kebangsaan yang seringkali dipahami secara sporadis oleh manusia akhir masa, termsuk juga di Indonesia.

Memang sejak sedia kala tugas berat manusia adalah memerangi nafsuhnya. Sejak awal penciptaan manusia, Adam telah tidak mampu memerangi nafsuhnya sendiri untuk menggauli Hawa. Begitu pula pada masa Nabi agung Muhammad yang salah satu istrinya pernah difitnah melakukan cabul. Kedua realitas sosial ini, cukup menjadi pelajaran bagi manusia bahwa memerangi nafsuh sendiri tidaklah muda, terutama nafsuh pada tahta dan wanita.

Pada masa kerasulan Muhammad, Abu Bakar pernah mendapat tantangan yang sangat berat terkait kasus wanita. Suatu ketika Sang khalifah berada di suatu tempat hanya berdua bersama seorang wanita. Abu bakar menyadari kondisi tersebut sangat rentan menimbulkan fitnah. Akhirnya, dia meminta wanita mengantarnya ke kamar mandi.

“Antar aku ke kamar mandi agar bisa membersihkan diri dulu!” kata Abu Bakar meminta.

Betapa gembiranya wanita itu mendengar permintaan Abu Bakar, dia mengira sebentar lagi keinginannya akan terpenuhi. Dengan penuh semangat dia menjawab, “Tentu (akan aku antar) wahai kekasih dan buah hatiku, ini adalah sebuah ide yang bagus.”

Setelah berada di dalam kamar mandi, tubuh Abu Bakar gemetar. Dia bingung harus berbuat apa agar bisa selamat dari perbuatan maksiat. Karena besar iman dan takwanya, meski gemetar, hal itu tidak membuatnya panik. Dia berdoa dalam hati.

اللهم اغْفِرْ ذَنْبَهَا وَطَهِّرْ قَلْبَهَا وَحَصِّنْ فَرْجَهَا

“allahummaghfir zanbaha, wa tohhir qalbaha, wa hassin farjaha”

Bersamaan dengan tragedi tersebut, Abu Bakar menyeruh kepada Allah. “Ya Allah, apa yang harus aku perbuat. Berilah aku petunjuk, wahai Zat yang dapat memberi petunjuk bagi orang-orang yang kebingungan.” Iman dan takwa memang membuat pikiran seseorang jernih. Meski dalam keadaan sulit, selalu ada ide brilian untuk memecahkan semua persoalan.

Tanpa pikir panjang, dia memoles semua bagian tubuhnya yang tegap itu dengan kotoran di kamar mandi sambil berkata, “Ya Rabbi, wahai Tuhanku, perasaan takutku kepada-Mu itulah yang mendorongku melakukan hal ini. Oleh karena itu, karuniakan untukku kebaikan sebagai gantinya.”

Setelah memoles semua tubuhnya, dia segera keluar mendekati wanita tadi. Sontak, keadaan Abu Bakar yang penuh dengan kotoran itu membuat wanita itu jijik dan mengira jika Abu Bakar sudah gila karena  mau-maunnya melumuri tubuhnya dengan kotoran yang menjijikkan.

Wanita itu lalu mengusur Abu Bakar. “Keluar kau, wahai orang gila!” pinta wanita itu kegelian melihat kotoran yang ada di tubuh Abu Bakar.

Setelah itu, dia bergegas mengambil barang dagangannya dan segera berlari. Takut jika ada orang lain berpikir macam-macam tentang keadaannya. Setelah peritiwa itu, bau badan dari tubuh Abu Bakar berubah, yang tadinya berbau keringat, kini wanginya berganti bagaikan wangi minyak kasturi. Wanginya tubuh Abu Bakar sampai dia meninggal.

Bahkan diriwayatkan, setiap orang yang lewat di kuburannya, wangi tubuh Abu Bakar masih tercium. Sampai akhirnya, dia mendapat julukan “al-Miski” (yang harum seperti kasturi) yang ditulis di kuburannya. Allah telah memberikan untuknya sebagai ganti dari bau kotoran dengan bau minyak dari surga.

*Ahmad Fairozi, adalah alumni PP. Annuqayah Lubangsa yang sedang menyelesaikan Program Masternya di UNUSIA Jakarta.

 

Ahmad Fairozi
Ahmad Fairozihttps://www.penasantri.id/
Mahasiswa UNUSIA Jakarta, Alumni PP. Annuqayah daerah Lubangsa

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru