31.2 C
Jakarta
Array

Hidup Bertetangga Sesuai Ajaran Nabi

Artikel Trending

Hidup Bertetangga Sesuai Ajaran Nabi
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Manusia adalah mahluk sosial. Oleh karenanya manusia pasti membutuhkan yang lain dalam menjalani kehidupannya. Dengan saling membutuhkan satu sama lainnya maka manusia dalam manjalani kehidupannya pasti menjalin relasi dengan yang lainnya. Nah Tetangga adalah relasi utama manusia yang harus dijaga agar kehidupanya tentram.

Islam sebagai agama yang mengedapankan ahlak juga sangat menganjurkan menghormati dan memuliakan tetangganya. Bahkan memuliakan tetangga juga merupakan bagian dari iman. Itu artinya bagi orang yang beriman wajib hukumnya untuk memuliakan tetangga.

Nabi bersabda

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْراً أَوْ لِيَصْمُتْ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah  bersabda,“Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam. Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tetangganya. Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya.”

Dari hadis ini bisa diambil kesimpulan bahwa memuliakan tetangga merupakan keimanan. Dengan begitu memuliakan tetangga itu atas dasar keimanan bukan atas dasar yang lainnya, seperti rasa tidak enak atau balas budi.

Kisah Imam Ahmad Dalam Bertetangga

Sebagaimana kisah cara bertetannga yang menyentuh hati, dari Imam Ahmad bin Hambal. Pada suatu ketika Imam Ahmad dipanggil tetangganya, kemudian Imam Ahmad mendatanginya, setelah sampai tetangganya itu bilang, Ya Ahmad, saya tidak punya kepentingan dengan anda silahkan pulang.

Setelah pulang, dan belum sampai membuka pintu Imam Ahmad dipanggil tetangganya lagi. Setelah mendatangi tetangganya, tetangganya itu bilang lagi, Ya Ahmad, saya tidak punya kepentingan terhadap anda. Kejadian ini berulang sampai tiga kali.

Tetangga Imam Ahmad terheran, Wahai Ahmad kenapa engkau tidak marah dan jengkel ketika saya memperlakukan anda seperti itu. Lalu Imam Ahmad menjawab, saya ini memuliakan tetanggan karena melaksanakan perintah Allah, ketika saya dipanggil ya sayang datang. Jadi karena saya menjalankan perintah Allah saya tidak pernah merasa sakit ketika engkau memperlakukan saya seperti itu.

Dari kisah Imam Ahmad inipun bisa ditarik kesimpulan bahwa bertetangga yan baik modalnya adalah keimanan. Bukan karena sosial atau kapitalis. Sebagian kita itu bertentangga bermodal sosialis yaitu apabila tetangga baik sama kita maka kita akan baik pada tetangga itu namun jika tetangganya itu berlaku sebaliknya, kitapun akan berlaku sebaliknya. Ada juga yang bertetangga bermodal kapitalis, yaitu mau bertetangga asalkan mendapatkan keuntungan saja.

Dengan demikian bertetangga yang baik sesuai ajaran nabi adalah bertetangga yang modalnya adalah keimanan kepada Allah. Kita berbuat baik kepada tetangga itu semata-mata iman kepada Allah, bukan karena yang lain. Bukankah hal yang demikan merupakan akidah yang benar..?

Ahmad Khalwani, M.Hum
Ahmad Khalwani, M.Hum
Penikmat Kajian Keislaman

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru