31.2 C
Jakarta
Array

Gus Dur: Menghadirkan Agama Secara Manusiawi

Artikel Trending

Gus Dur: Menghadirkan Agama Secara Manusiawi
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Indonesia mempunyai sejrah pahit terkait permusuhan. Ya. Tentu masih hangat di pikiran kita konflik di Sampit, Kalimantan. Sebuah konflik yang terjadi antara suku Daya dan Madura. Konflik tersebut hanya satu dari beberapa konflik yang di latar belakangi perbedaan suku, agama dan ras. Konflik SARA semacam ini, sangat sulit dihindari di negeri yang plural dan multikultural.

Namun, jika Indonesia yang multikultural dan plural ini tidak dijaga dan dirawat, maka kehancuran akan segera menerpa Indonesia tercinta. Jalaludin Rumi pernah mengibaratkan perbedaan ibarat alamat music yang masing-masing mengeluarkan bunyi itu—ketika disergamkan—akan tercipta melodi yang indah. Begitulah keragaman, yang dirawat sehingga menjadi kekuatan besar.

Dalam kerangka itulah, Presiden Gus Dur memberikan edukasi yang berbeda dengan kebanyakan pemimpin di negeri ini. Edukasi ini kemudian diulas dalam buku Peace Education dan Pendidikan Perdamaian Gus Dur karya Ahmad Nurcholish.

Secara garis besar, buku ini menjelaskan bagaimana cara untuk mengawali kehidupan damai, yakni dengan program pendidikan perdamaian yang disalurkan dengan resolusi konflik dan pemahaman multikultural. Cara semacam ini dimaksudkan untuk menggali wawasan inklusif yang didasarkan pada kemampuan individu dalam berpendapat.

Kemudian juga mencoba memahami dan mengerti orang lain dan hal-hal yang mendasari pemikiran mereka. Model pendekatan ini sangat bermanfaat, yakni sebagai alat untuk menyelesaikan masalah, misalnya rasisme, diskriminasi atau mengganggu orang lain (Hakvoort dalam Zamroni, 2002:35).

Urgensi Pendidikan Perdamaian

Pendidikan perdamaian adalah salah satu upaya pembelajaran yang bisa memberikan kontribusi dan mampu menciptakan warga negara yang lebih baik di dunia ini. Proses transformasi keduanya sama yaitu dengan cara menanamkan filosofi yang mendukung dan mengajar tanpa kekerasan, yang juga berarti menjaga lingkungan dan kehidupannya sendiri sebagai manusia.

Pendidikan perdamaian memberikan alternatif dengan mengajarkan kepada siswa bagaimana kekerasan bisa terjadi dan menginformasikan pengetahuan kepada siswa tentang isu-isu kritis dari pendidikan perdamaian yaitu menjaga perdamaian (peacekeeping), menciptakan perdamaian (peacemaking), dan membangun perdamaian (peacebuilding) (halaman 134).

Kegiatan yang berhubungan dengan keberadaan pendidikan perdamaian seharusnya tidak terbatas pada sekolah atau institusi pendidikan saja. Isu ini seharusnya dipahami dalam perspektif yang lebih luas, baik dalam dimensi nasional maupun internasional. Bersama-sama dengan upaya yang dilakukan oleh staf sekolah, komunitas dan yang terbenting adalah keluarga seharusnya bergabung satu sama lain dalam rangka membuat perdamaian permanen dan efektif.

Pendidikan Kekeluargaan

Gus Dur sangat menekankan pendidikan yang bersifat kekeluargaan. Di mana pendidikan yang dibangun dengan landangan kasih-sayang. Pendidikan tidak mengenal senior atau junior, melainkan pendidikan harus berdasarkan cinta dan humanisme.

Peranan keluarga dalam memberikan pemahaman yang utuh mengenai konsep, makna dan penerapan perdamaian sangat signifikan dan dapat menjadi latar atau pondasi sebuah keyakinan atas prinsip perdamaian di dalam hati anak-anak kita. Hal ini menjadi modal dasar sebuah tatanan nilai perilaku dalam skala kecil di tingkat paling bawah yaitu diri dan keluarga. Pendidikan individual dimulai dari keluarga dan dilanjutkan oleh sekolah dan lingkungan sosial.

Proses untuk memperoleh pengetahuan yang penting, keterampilan dan perilaku yang baik diawali dari keluarga sampai pada pendidikan dasar dan dilanjutkan oleh media dan lingkungan sosial. Semua pengetahuan, keterampilan dan tingkah laku yang diperoleh secara langsung akan mempengaruhi cara pandang terhadap kehidupan. Dengan kata lain, keyakinan dan nilai-nilai yang diperoleh dalam setiap fase pembelajaran bukan hanya membentuk karakter seseorang tetapi berkontribusi untuk membentuk dunia yang lebih baik.

Orang dewasa adalah role model bagi anak-anak. Anak  mengidentifikasikan diri dengan lingkungan dan orang dewasa di sekitarnya. Mereka mengambil nilai tidak hanya yang disosialisasikan secara verbal tapi juga yang dicontohkan dalam perilaku keseharian.

Anak belajar menghargai jika ia tumbuh dalam asuhan kasih sayang. Anak belajar melawan jika ia tumbuh dalam penindasan. Anak menjadikan kekerasan sebagai jalan keluar persoalan jika ia tumbuh dengan cara kekerasan. Anak tumbuh dalam asuhan manusia dewasa untuk ditumbuhkan kodrat manusiawinya. Jika kita ingin memutus rantai kekerasan yang ada dalam kehidupan kita, bukan dimulai dengan mengajarkan apa itu kekerasan pada anak. Orang dewasalah yang harus belajar untuk tidak melakukan tindak kekerasan. Apalagi memanfaatkan anak secara struktural maupun biologis sebagai pihak yang lemah untuk sasaran tindakan kekerasan itu.

Sebaliknya, limpahan kasih sayang, perhatian dan perlindunganlah yang harus diberikan agar anak tumbuh dalam atmosfer yang penuh dengan cinta kasih dan perdamaian. Di masa depan mereka akan menginternalisasikan nilai-nilai luhur itu dalam kehidupan mereka, dan tentu saja mewariskannya pada generasi berikutnya. Makna anak sebagai investasi moral luhur seperti inilah yang seharusnya kita perjuangkan.

Buku ini tidak hanya mengahadirkan tentang pendidikan perdamian, tetapi dibuktikan dengan data-data yang objektif yang pernah dilakukan di Gus Dur. Gus Dur memberikan cerminan bagaimana menjadi guru perdamaian. Maka buku ini layak dibaca siapa pun. Selamat membaca.

Judul               : Peace Education Dan Pendidikan Perdamaian Gus Dur

Penulis             : Ahmad Nurcholish

Penerbit           : PT Alex MediaKomputido

Terbit               : Cetakan pertama, 2015

Tebal               : 264 Halaman

ISBN               : 978-602-02-7578-9

Peresensi       :HUDHA SHOKHIB MA’MUN, mahasiswa di Garawiksa Institute Yogyakarta.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru