Harakatuna.com. Jakarta – Anggota Komisi IX DPR RI, Dr. Hj. Arzeti Bilbina, S.E., M.A.P, dalam kunjuganya di pesantren At-Tauhid, Wonokromo Surabaya, 2 April 2023. Pesantren mempunyai fungsi strategis sebagai garda terdepan dalam mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari sejak jaman kemerdekaan sampai saat ini. Untuk itu ulama dan pengasuh ponpes merupakan tokoh yang mempunyai fungsi signifikan sebagai pengayom dan pemersatu umat.
Di hadapan para guru dan santri, Arzeti Bilbina mengatakan di tengah tantangan bangsa yang semakin besar terutama adanya konflik politik dan budaya bermuatan agama serta era keterbukaan media sosial, maka pesantren harus mewarnai dan selalu menjadi penyejuk dan perekat persatuan bangsa.
“kami sangat berharap pada para santri dan tokoh alim ulama bisa menjadi garda terdepan dalam mempertahankan keutuhan bangsa dan perekat masyarakat sehingga Kemenag mempunyai peran dalam mencegah meluasnya konflik yang meningkat dewasa ini,” ujarnya.
Lanjut Arzeti, dahulu dengan caranya masing-masing, para santri bergabung dengan seluruh elemen bangsa melawan penjajah, menyusun kekuatan di daerah-daerah terpencil, ikut berperan mengatur strategi hingga mengajarkan tentang arti kemerdekaan.
“Membangun ideologi Pancasila sangat penting di tengah radikalisme dan terorisme yang berpotensi memecah belah bangsa. santri memiliki tanggungjawab moral untuk merawat dan mengembangkan Pancasila. karena tidak ada satupun sila Pancasila yang bertentangan dengan ajaran agama Islam. Nilai-nilai Pancasila ini bisa ditransformasikan dari nilai rukun islam,” Ungkap Arzeti
Santri merupakan manusia yang sangat pancasilais. Berdasarkan ciri pelajar pancasila menurut kemendikbud yakni Beriman, Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia, Berkebhinekaan Global, Bergotong Royong, Kreatif, Bernalar Kritis, dan Mandiri. Santri memiliki semua elemen tersebut. Dalam lingkup santri sudah sangat kental dengan kebhinekaan, karena datang dari berbagai daerah dan latar belakang.