Harakatuna.com. Jakarta. Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri menangkap seorang simpatisan kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) asal Banten di Manado, Sulawesi Utara pada Minggu (12/11).
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengatakan terduga teroris dengan inisial AM itu ditangkap setelah dicurigai hendak menyeberang laut ke Filipina.
“Dia mau bergabung ke [kelompok teroris] Filipina Selatan,” ujar Setyo di Markas Besar Polri, Jakarta, Senin (13/11).
Setyo mengatakan AM telah dibawa ke Jakarta untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
Sejumlah warga negara Indonesia diketahui berada di Filipina Selatan dengan dugaan terlibat kelompok teroris Maute di Kota Marawi, Provinsi Lanao del Sur.
Nama terakhir yang ramai mendapatkan sorotan publik adalah Minhati Madrais yang diketahui menjadi istri dari pemimpin pemberontak Maute.
Kementerian Luar Negeri RI melalui Konsulat Jenderal RI di Davao telah mengonfirmasi status kewarganegaraan Minhati sebagai WNI.
Minhati ditangkap otoritas Filipina pada 5 Oktober, setelah menjadi incaran aparat karena aktivitas suaminya, Omarkhayam Maute, sebagai petinggi ISIS Marawi.
“KJRI Davao berhasil identifikasi biometrik dan sidik jari Minhati untuk mencocokkan data dalam paspor Indonesia yang sudah kedaluwarsa Januari 2017 dengan data imigrasi,” tutur Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (PWNI-BHI) Kemlu RI Lalu Muhammad Iqbal, mengutip Antara, Minggu (12/11).
Iqbal menuturkan, hasil identifikasi biometrik dan sidik jari Minhati memiliki kesamaan dengan data yang dimiliki Kantor Imigrasi Karawang, Jawa Barat, yang mengeluarkan paspor perempuan itu pada 2012 silam. (kid)