26.6 C
Jakarta

Densus 88 Tangkap Guru SD, Waketum Garuda Usul Hotline Khusus Lawan Radikalisme di Sekolah

Artikel Trending

AkhbarNasionalDensus 88 Tangkap Guru SD, Waketum Garuda Usul Hotline Khusus Lawan Radikalisme...
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Jakarta – Wakil Ketua Umum Partai Garuda Teddy Gusnaidi berkomentar mengenai guru SD di Sampang, Madura yang ditangkap Densus 88 terkait dugaan teroris.

Menurut Teddy, hal tersebut sangat mengkhawatirkan. Pasalnya, guru adalah orang yang dipercaya oleh murid-muridnya.

Sehingga, kata Teddy, murid mudah dicekoki dengan ajaran-ajaran radikalisme.

“Tidak bisa kita pungkiri, anak-anak kecil sekarang sudah dicekoki dengan kebencian terhadap perbedaan melalui lembaga pendidikan, orang tua paling hanya memindahkan anaknya atau terus mewanti-wanti anaknya agar waspada di sekolah. Tidak sehat jadinya,” kata Teddy dalam keterangan tertulis, Selasa (18/10/2022).

Ia pun menilai diperlukan adanya hotline khusus, bukan melalui kemendikbud, tapi melalui pihak kepolisian.

Teddy menuturkan hotline khusus itu dapat digunakan bagi orang tua murid bisa melaporkan.

Sehingga aparat bisa langsung bertemu dengan orang tua murid untuk investigasi awal.

“Tentu saja data orangtua disembunyikan demi kenyamanan dan keamanan,” imbuhnya.

Sebab, kata Teddy, kasus terorisme bukan pelanggaran biasa tapi pelanggaran luar biasa yang efeknya sangat besar.

Teddy menuturkan hal tersebut mengajarkan generasi muda untuk berfikir dan melakukan tindakan radikalisme, pintu masuknya melalui hal yang sakral yaitu agama dan lembaga pendidikan.

“Sehingga sangat mudah diterima anak-anak,” imbuhnya.

Mengenai hotline khusus, Teddy mengatakan cara melaporkannya harus dibuat simpel, karena tidak semua orang tua melek teknologi.

“Maka cukup informasikan bahwa ada dugaan ajaran radikalisme, aparat berpakaian biasa menyambangi orang tua, untuk menggali informasi,” tuturnya.

BACA JUGA  Ancaman Propaganda Pro-Khilafah: Dari Kajian Tertutup Hingga Pop-Culture

Densus 88 menangkap pria diduga teroris berinisial Supiyadi (47) di Monumen Trunojoyo Sampang.

Pria tersebut ternyata keseharian berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Informasi yang berhasil dihimpun, Pria asal Kabupaten Sumenep namun berdomisili di Jalan Merapi, Kelurahan Rongtengah, Sampang tersebut merupakan seorang guru di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Gunung Sekar V, Kelurahan Gunung Sekar, Sampang.

Namun, pasca penangkapan tersebut Supiyadi jelas sudah tidak berdinas sebab pasca penangkapan pada (13/9/2022) siang, sejumlah anggota Densus 88 langsung membawa S.

“Polres Sampang tidak terlibat dalam penangkapan ini, yang bersangkutan langsung di bawa oleh Densus 88 untuk dilakukan pemeriksaan,” kata Kasatreskrim Polres Sampang AKP Irwan Nugraha.

Supiyadi (47) yang diamankan Densus 88 merupakan jaringan kelompok Jama’ah Islamiyah (JI) Madura, Senin (17/10/2022).

Hal itu disampaikan oleh Kapolres Sampang AKBP Arman, bahkan menurutnya Supiyadi menjabat sebagai bendahara.

“Sesuai hasil pemeriksaan yang bersangkutan diangkat menjadi Bendahara JI pada 2020,” ujarnya kepada TribunMadura.com.

Ia menambahkan, jika pengintaian terhadap Supiyadi sudah dilakukan sejak setahun lebih mengingat ditangani langsung oleh Densus 88.

“Penangkapan Supiyadi merupakan hasil pengembangan dari Kabupaten Sumenep,” tandasnya.

Kendati demikian, pihaknya tidak mengetahui secara pasti sejak kapan Supiyadi sudah tinggal di Sampang, yang jelas ia merupakan warga Kabupaten Pamekasan dan mengontrak rumah di Jalan Merapi Kelurahan Rongtengah, Sampang sejak dua tahun yang lalu.

“Yang bersangkutan tunggal di kontrakannya bersama istri dan anaknya. Supiyadi memiliki 7 anak,” pungkasnya.

Ahmad Fairozi
Ahmad Fairozihttps://www.penasantri.id/
Mahasiswa UNUSIA Jakarta, Alumni PP. Annuqayah daerah Lubangsa

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru