27.4 C
Jakarta

Cegah Kekerasan dan Radikalisme, Moderasi Beragama Harus Masif di Dunia Maya

Artikel Trending

AkhbarNasionalCegah Kekerasan dan Radikalisme, Moderasi Beragama Harus Masif di Dunia Maya
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Jakarta – Sebagai upaya membendung isu kekerasan dan radikalisme, moderasi beragama perlu secara masif masuk di dunia maya.

“Kalau ada di alam maya, ada ‘virtual social setting’. Nah, isu-isu moderasi beragama harus bisa masuk pada ‘virtual social setting’ itu,” kata Akademisi Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh Prof. Kamaruzzaman saat konferensi pers rangkaian kegiatan Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) 2024 di UIN Walisongo Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (3/2/2024).

Kamaruzzaman mencontohkan kasus di media sosial, seperti TikTok yang masih sedikit kemunculan kata moderasi agama dalam pencarian dibandingkan dengan istilah-istilah lain. “Tugas kita adalah mempromosikan informasi-informasi keagamaan, pengetahuan-pengetahuan keagamaan. Itu yang tadi saya katakan serba automatic product of knowledge bisa mencerahkan para pengguna [media sosial],” katanya.

Menurut dia, berbicara tentang moderasi beragama tidak hanya bicara tentang mind, tetapi bicara pada kesadaran sehingga harus bisa dilakukan dengan proses new social engineering atau rekayasa sosial di alam virtual. “Konsep-konsep mendasar dalam rekayasa sosial di alam maya, pertama, kita bicara pada level komunal atau kelompok. Bagaimana kelompok-kelompok komunal ini bisa mempromosikan nilai-nilai moderasi beragama,” katanya.

“Berapa di antara kita ini bisa menjadi agen dalam hal itu. Kemudian, konsepnya yang kita maksud adalah konsep yang bisa mengubah cara berpikir masyarakat,” tambahnya.

BACA JUGA  Pentingnya Penguatan Rekonsiliasi Semangat Kebangsaan dan Persaudaraan Pasca Pemilu 2024

AICIS 2024 digelar pada 1-4 Februari oleh Kemenag sebagai ajang mempertemukan ratusan intelektual internasional muslim untuk merumuskan solusi dari berbagai permasalahan kemanusiaan global.

Pada tahun ini, AICIS mengangkat tema Redefining The Roles of Religion in Addressing Human Crisis: Encountering Peace, Justice, and Human Rights Issues untuk mencapai kedamaian, keadilan, dan saling menghormati antar sesama. AICIS diikuti oleh jajaran rektor perguruan tinggi keagamaan Islam negeri (PTKIN) dan perguruan tinggi keagamaan Islam swasta (PTKIS) se-Indonesia, para tokoh agama, dan ratusan akademisi internasional Islam.

Sementara itu, Prof. Rahimin Afandi bin Abdul Rahim dari University of Malaya mengapresiasi penyelenggaraan AICIS sebagai perhelatan konferensi agama internasional yang bergengsi. Ia mengatakan banyak mahasiswa pascasarjana di Malaysia yang menggunakan hasil proceeding (penelitian berkelanjutan) AICIS sebagai bahan belajar mereka. “Hal ini menunjukkan luasnya jangkauan kebermanfaatan makalah hasil penelitian yang berpartisipasi dalam AICIS setiap tahunnya,” katanya.

Turut hadir pada Plenary Session #2 AICIS 2024, yaitu Prof. Madya Dr. Kamaluddin Marjuni (Universiti Sultan Sharif Ali Brunei Darussalam) dan Assistant Professor Dr. Jassim Mohammed Harjan (University of Baghdad, Iraq).

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru