31.2 C
Jakarta
Array

Cara Gus Dur Menyelesaikan Persoalan Bangsa

Artikel Trending

Cara Gus Dur Menyelesaikan Persoalan Bangsa
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Kita tahu, aksi demonstrasi adalah untuk menggugat sebuah kebijakan. Jargon yang dibangun oleh peserta aksi biasanya, untuk membela kepentingan orang yang dirugikan. Ketika ada sebuah kebijakan yang tidak  merakyat, seperti kenaikan BBM yang melambung tinggi, rakyat dirugikan. Maka, untuk menyuarakan kesengsaraan rakyat tersebut adalah dengan demonstrasi.

Namun, ada beberapa aksi yang tidak murni membela kepentingan rakyat atau orang yang dirugikan. Aksi tersebut semata-mata untuk membela kaum elit politik yang berkepentingan meraup suara sebanyak-banyaknya.

Gaduh dan rusuh tidak hanya terjadi di dunia nyata, tapi juga di media sosial. Banyak konten-konten provokatif yang menimbulkan perdebatan, perbedaan pendapat, dan bahkan kebencian. Kejadian-kejadian tersebut sangat potensial mengganggu keutuhan bangsa Indonesia.

Belum lama ini, sedang dalam kondisi tidak normal seperti biasanya. Papua kembali menghangat lagi. Hal ini ditandai dengan kejadian di mana ada mobilisasi massa untuk demonstrai yang berujung anarkhisme di Manokwari, Papua Barat. Penyebabnya adalah peristiwa penangkapan dan rasisme yang dialamatkan pada sejumlah mahasiswa asal Papua yang tinggal di Asrama Papua Malang dan Surabaya. Kejadian ini tepat pada Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia. Dalam situasi yang demikian, mengingatkan kepada kita semua akan sosok Gus Dur.

Meneladani Gus Dur

Pemimpin sangat sentral dalam menyelesaikan berbebagai masalah bangsa, termasuk tentang keutuhan, demi kemaslahatan bersama. Buku karya Nur Kholik Ridwan ini mengajak pemimpin bangsa meniru ajaran Gus Dur, untuk menyelesaikan berbagai masalah bangsa.

Ada 9 nilai utama Gus Dur dalam buku ini : Ketauhidan, Kemanusiaan, Keadilan, Kesetaraan, Pembebasan, Kesederhanaan, Persaudaraan, Kekesatriaan, dan Kearifan lokal.

Pertama, Ketauhidan. Bertauhid ala Gus Dur ini, perlu diteladani oleh masyarakat, utamanya seorang pemimpin. Beliau bertauhid dengan menggunakan metode suluk. Suluk adalah menempuh ilahi dengan dua jalur, laku hati dan laku sosial.

Suluk yang dilakukan beliau berbuah sebuah kecintaan spiritual yang sangat luar biasa kepada Tuhan. Dan pada saat yang sama, hal tersebut juga diejawantahkan dalam pengabdian di dunia sebagai seorang pemimpin komunitas, budayawan, politikus, demokrat. Sehingga, beliau sangat menghormati nilai-nilai kemanusiaan, pelayanan kepada masyarakat, bangsa dan juga umat manusia. (hlm. 38).

Kedua, kekesatriaan. Seorang kesatria dikenal sebagai sosok yang pemberani. Sifat kesatria  menurut Gus Dur bukan hanya orang yang berani bertepur dalam perang, namun juga militan dalam berjuang. Seorang pemimpin yang memiliki sifat kesatria, tidak pernah menyerah untuk memperjuangkan kepentingan publik atau masyarakat umum.

Ketiga, yaitu kesetaraan. Dalam mengabdi terhadap masyarakat, pemimpin harus menggunakan pandangan kesetaraan, artinya tidak ada yang diunggulkan dan tidak ada yang kesampingkan. Jadi, tidak akan ada eleminasi dalam sebuah golongan masyarakat. Semua akan merasakan indahnya pelayanan dari seorang pemimpin.

Keempat, pembebasan. Bebas adalah lepas dari jeratan atau belenggu. Setelah penyetaraan, pemimpin harus mengajak masyarakat bergotong royong melepaskan kondisi, pranata, budaya, tradisi, dan kebijakan-kebijakan yang membonsai, mengekang, membatasi, dan menghancurkan martabat kemanusiaan, yang menimpa orang atau kelompok tertentu. (hlm. 60).

Setelah pembebasan, ada nilai persaudaraan. Dengan adanya kesetaraan dan upaya pembebasan, pemimpin, dan masyarakat, akan merasa bersaudara, bergandengan tangan dalam memberantas belenggu yang menjadi momok terhadap suatu kelompok atau orang.

Kelima, Kemanusiaan. Kemanusiaan di deretan kelima, karena hal tersebut adalah gol dari step-step di atas. Memanusiakan manusia merupakan cerminan dari sifat-sifat ketuhanan. Kemulyaan yang ada dalam diri manusia mengharuskan sikap saling menghargai dan menghormati. Memulyakan manusia berarti memulyakan penciptanya, merendahkan manusia berarti merendahkan Tuhan Sang Maha Pencipta. Dengan pandangan seperti di atas, Gus Dur sangat militan dalam membela kemanusiaan. (hlm. 39).

Keenam, adalah keadilan sebagai gol kedua dari berbagai nilai-nilai yang sudah disebut di atas. Keadilan bersumber dari pandangan bahwa martabat kemanusiaan hanya bisa dipenuhi dari dengan adanya keseimbangan, kelayakan, dan kepantasan dalam kehidupan masyarakat. (hlm. 45).

Dalam mewujudkan keadilan dalam masyarakat perlu adanya perjuangan. Keadilan tidak akan pernah ada, jika tidak ada usaha untuk mewujudkan.

Kemanusiaan dan keadilan adalah sebuah pengejawantahan dari ketauhidan kepada Tuhan. Dalam buku Ajaran-Ajaran Gus Dur ini, kita diajak untuk ber-Islam secara kaffah,mempedulikan kemanusiaan dan mewujudkan keadilan.

Ajaran Gus Dur

Dari 9 nilai-nilai ajaran Gus Dur, saya sengaja memisahkan menjadi dua, perjuangan dan keteladanan. Enam butir yang sudah dibahas di atas adalah proses perjuangan dan dua gol, kemanusiaan dan keadilan (empat butir sebagai prosesnya, dua butir berikutnya sebagai gol).

Kemudian, nilai setelahnya adalah keteladanan, yaitu kesederhanaan dan kearifan lokal. Mari kita perhatikan Gus Dur ketika menjadi seorang presiden di Republik Indonesia! Beliau menunjukkan kepada publik bahwa, hidup itu tidak harus mewah. Jadi, dengan pemimpin yang sederhana, akan menjadi teladan bagi masyarakatnya agar tidak tamak, dan bermental korup.

Kearifan lokal menjadi nilai terakhir di buku ini. Kearifan lokal adalah adalah pembumian sebuah paham yang diselaraskan dengan keadaan masyarakat sekitar. Buku ini, sangat recomended bagi sang/calon pemimpin untuk mewujudkan Indonesia sejahtera dan berkeadilan.

 

Judul Buku : Ajaran-Ajaran Gus Dur

Penulis       : Nur Kholik Ridwan

Penerbit     : Noktah

Cetakan      : Pertama, 2019

Tebal           : 180 halaman

ISBN           : 978-602-5781-62-9

Peresensi : Bagis Syarof, Anggota Garawiksa Institute Yogyakarta.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru