Dengarkan artikel ini
Harakatuna.com – Di penghujung Ramadhan hampir seluruh umat Islam mengeluarkan zakat fitrah. Zakat dalam fikih termasuk bagian dari ibadah wajib bagi masing-masing umat Islam yang mampu secara ekonomi. Menariknya, zakat ini memiliki banyak manfaat atau hikmah yang dapat dipetik. Pada tulisan ini akan saya coba uraikan.
Perintah zakat banyak disinggung dalam Al-Qur’an. Pertama, surah al-Baqarah ayat 43: “Dan laksanakanlah sholat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta orang yang rukuk.” Kedua, surah al-Baqarah ayat 177: “Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan ke barat, tetapi kebajikan itu ialah (kebajikan) orang yang beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi, dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang yang dalam perjalanan (musafir), peminta-minta, dan untuk memerdekakan hamba sahaya, yang melaksanakan sholat dan menunaikan zakat.”
Setelah mengetahui melalui ayat-ayat tersebut bahwa zakat fitrah merupakan suatu perintah wajib, maka penting juga mengenal manfaat dan hikmahnya. Pertama, zakat fitrah sesuai dengan namanya “fitrah”/suci berfungsi untuk mensucikan kotoran batin yang ada pada diri manusia. Kotoran ini bisa berupa dosa-dosa, baik besar maupun kecil.
Kedua, zakat fitrah merupakan cara untuk menyadarkan orang-orang yang mampu bahwa pada harta mereka terdapat hak-hak orang-orang yang membutuhkan, di antaranya, fakir, miskin, dan seterusnya. Sehingga, mereka tidak kikir untuk mengeluarkan sebagian kecil hartanya. Dan, mereka dibiasakan berbagi kepada orang lain.
Ketiga, zakat fitrah mengajarkan tentang tolong-menolong. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Mereka membutuhkan bantuan orang lain untuk mencapai maksudnya. Kesadaran ini akan mencegah manusia untuk bersikap sombong yang merasa bahwa segala hal dapat dia kerjakan sendiri, padahal semua itu butuh orang lain. Seorang kaya raya butuh pembantu untuk merawat rumahnya, butuh asisten untuk mengatur jadwal kerja, dan seterusnya.
Keempat, selain dapat mengambil pelajaran dan manfaat secara horizontal, zakat fitrah dapat menghadirkan kesadaran vertikal. Apa itu? Zakat fitrah dapat mendekatkan diri kepada Tuhan. Logikanya, dengan mengeluarkan zakat seseorang dapat dikategorikan sebagai hamba yang taat. Ketaatan ini adalah langkah untuk mendekat bukan menjauh. Meski kedekatan ini bermacam-macam; ada yang sangat dekat, ada yang agak dekat.
Sebagai penutup, manfaat dan pelajaran berharga dari pelaksanaan zakat fitrah hendaknya terus direnungkan. Agar efek positif zakat fitrah ini terus melekat pada diri manusia. Sehingga, sampai kapan pun mereka tetap menjadi pribadi yang saleh dan beriman.[] Shallallahu ala Muhammad.
