Wasiat terakhir dari sepuluh wasiat Nabi صلي الله عليه وسلم kepada Ibnu ‘Abbas رضي الله عنه yaitu,
واعلَمْ أنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّر، وأنَّ الفَرَجَ مَعَ الكَرْبِ ، وأنَّ معَ العُسْرِ يُسراً
“Dan kelapangan menyertai kesulitan, dan bersama kesulitan ada kemudahan.” [HR. At-Tirmidzi]
Kelapangan itu menyertai kesulitan
Allah سبحانه وتعالى menyebutkan bahwasannya Dia menurunkan hujan setelah manusia hampir putus asa.
Seperti dalam firman-Nya:
وَهُوَ الَّذِي يُنَزِّلُ الْغَيْثَ مِن بَعْدِ مَا قَنَطُوا وَيَنشُرُ رَحْمَتَهُ ۚ وَهُوَ الْوَلِيُّ الْحَمِيدُ
“Dan Dialah Yang menurunkan hujan sesudah mereka berputus asa dan menyebarkan rahmat-Nya. Dan Dialah Yang Maha Pelindung lagi Maha Terpuji.” [Qs. Asy-Syuura: 28]
Juga firman-Nya tentang tiga orang sahabat yang tidak ikut Perang Tabuk:
وَعَلَى الثَّلَاثَةِ الَّذِينَ خُلِّفُوا حَتَّىٰ إِذَا ضَاقَتْ عَلَيْهِمُ الْأَرْضُ بِمَا رَحُبَتْ وَضَاقَتْ عَلَيْهِمْ أَنفُسُهُمْ وَظَنُّوا أَن لَّا مَلْجَأَ مِنَ اللَّـهِ إِلَّا إِلَيْهِ ثُمَّ تَابَ عَلَيْهِمْ لِيَتُوبُوا ۚ إِنَّ اللَّـهَ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
“Dan terhadap tiga orang yg ditangguhkan (penerimaan taubat) mereka, hingga apabila bumi telah menjadi sempit bagi mereka, padahal bumi itu luas dan jiwa merekapun telah sempit (pula terasa) oleh mereka, serta mereka telah mengetahui bahwa tidak ada tempat lari dari (siksa) Allah, melainkan kepada-Nya saja. Kemudian Allah menerima taubat mereka agar mereka tetap dalam taubatnya. Sesungguhnya Allah-lah Yang maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” [Qs. At-Taubah: 118]
Ketiga orang sahabat tersebut adalah Ka’ab bin Malik, Murarah bin Rabi’ al-Amry, dan Hilal bin Umayyah al-Waaqify رضي الله عنه , mereka tidak ikut preang Tabuk. Maka Nabi صلي الله عليه وسلم pun meng-hajr (memboikot/mengisolasi) selama 40 hari kemudian ditambah 10 hari lagi sebagai pelajaran untuk yang lain. Ketiga orang sahabat ini tidak diucapkan salam kepada mereka, tidak dijawab salam mereka, tidak diajak bicara oleh sahabat-sahabat yang lain, sampai ketiganya merasa sempit di dunia ini, merasa sedih, susah, dan sulit.
Kemudian Allah تعالى memberikan kelapangan setelah kesulitan, dan keadaan mereka lebih baik daripada sebelumnya dari mulai mereka dilahirkan sampai terjadinya hajr, karena Allah menerima taubat mereka.
Setiap hamba yang beriman wajib meyakini bahwa Allah تعالى akan menolong hamba-Nya yang mengalami kesulitan.