30.2 C
Jakarta

Rumah Kos-Kosan Sebagai Tempat Perencanaan Terorisme

Artikel Trending

AkhbarNasionalRumah Kos-Kosan Sebagai Tempat Perencanaan Terorisme
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Jakarta-Wakil Presiden periode 2005-2009 dan 2014-2019, M Jusuf Kalla, menyebutkan akar radikalisme bersumber dari rumah kos-kosan dan kontakan. Menurutnya, tempat kos justru sering jadi tempat perencanaan teror ketimbang masjid-masjid.

“(Saya) tidak pernah (mengetahui) bahwa teror direncanakan di masjid, nggak ada. Hampir semua teror direncanakan di kos-kosan. Jadi lebih berbahaya rumah kos daripada masjid apabila berbicara radikalisme,” ujar Jusuf Kalla seusai melantik Pimpinan Wilayah Dewan Masjid Indonesia (DMI) Sumut, Selasa (7/1).

Menurut tim analis Harakatuna.com ketegasan yang disampaikan Jusuf Kalla bukan berarti menafikan peran masjid sebagai salah satu wadah untuk menyebarkan paham teror. Hasin Abdillah, pimpinan redaksi Harakatuna menyampaikan bahwa ungkapan Jusuf Kallah diasumsikan untuk memberi semangat kepada para pengelola masjid.

Pasalnya, mantan presiden RI Peristiwa dua periode itu (2005-2009 dan 2014-2019)  mecontohkan penusukan Menko Polhukam Wiranto sebagai salah satu bukti konkrit bahwa gerakan teror direncanakan di rumah kos-kosan. Karena itu, Jusuf Kalla meminta agar masjid terus dijaga. “Maka masjid harus dijaga bagaimana harmonisasinya dengan masyarakat, dan selaras dengan masjid lain lainnya,” ucap Jusuf Kalla.

Jusuf Kalla Imbau DKM Masjid Semarakkan Dakwah Ramah

Menanggapi hal ini, tim analis Harakatuna.com menegaskan bahwa perkara yang dicomot sebagai contoh dalam perencanaan teror yang dilakukan di kos-kosan, sebagaimana yang telah terjadi pada mantan Menkopolhukam, Wiranto tak lain hanyalah sebagian kecil dari kasus teror. Dan pada bagian yang lain kasus teror, menurut Hasin diawali dari doktrin keagamaan yang cenderung radikal yang beberapa halnya disampaikan di masjid-masjid.

BACA JUGA  Presiden Minta Pemerintah Kuatkan Sinergi Melawan Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme

Bila ditelusuri lebih lanjut, ungkapan Dewan Masjid Indonesia (DMI), Jusuf kallah tersebut harusnya dipahami sebagai motivasi bagi para pengelola masjid agar tetap mengarus utamakan masjid untuk menyebarkan pemahaman Islam yang ramah, sejuk dan mencerahkan.

Sebelumnya, dalam sambutan, Jusuf Kalla juga meminta masjid tidak hanya sebagai tempat menjalankan ibadah. Masjid harus menjadi tempat pendidikan bagi masyarakat, semisal untuk meningkatkan ekonomi lewat kewirausahaan atau koperasi.

menurut Hasin, isu yang sebanarnya bisa ditangkap dari pak Jusuf Kalla adalah bagaimana menjaga Masjid dari pengaruh dan persebaran paham radikal. Sebab selama ini isu yang bergulir di tengah-tengah masyarakat, masjid sebagai media penyebar paham radikal. Maka pak Jusuf Kalla selaku DMI mengimbau penjagaan masjid agar tetap maksimal.

“Kita tidak ingin masjid megah tapi masyarakatnya kumuh dan miskin,” pesannya.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru