26.1 C
Jakarta
Array

Tampil Beda, Sekda Lamongan Berkisah di Halaqah Kepesantrenan

Artikel Trending

Tampil Beda, Sekda Lamongan Berkisah di Halaqah Kepesantrenan
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Lamongan. Penyampaian materi dalam sebuah acara tidak selalu harus berisi paparan ilmiah atau orasi. Sekretaris Daerah Lamongan Yuhronur Effendi melakukannya dengan hal yang berbeda. Dalam mengisi kegiatan Halaqah Kepesantrenan yang diadakan Harakatuna Media di Pondok Pesantren Al Mizan Lamongan pada Sabtu, (7/4), ia berbagi cerita tentang kisah Umar bin Khattab.

Pada suatu ketika, ia memulai ceritanya, Umar bin Khatab sedang duduk di Madinah. Tepatnya di sekitar masjid Nabawi. Ketika itu, tiba-tiba datang 3 orang pemuda.

“ Tiga orang pemuda itu terdiri dari satu pemuda lusuh yang digandeng oleh dua orang pemuda yang  bersaudara,” ceritanya.

Tiba-tiba, dua orang pemuda yang menggandeng tangan satu orang pemuda itu meminta kepada sahabat Umar untuk mengqisash pemuda lusuh yang digandengnya.

“Qisashlah orang ini karena telah membunuh orang tua saya,” lanjutnya.

Lantas, sahabat Umar meminta klarifikasi kepada pemuda lusuh itu. Ia mengajukan pertanyaan apakah benar apa yang dituduhkan itu dan mengapa pemuda itu melakukannya.

“Pemuda lusuh itu lalu menjawab. Ketika saya sedang melaksanakan muamalah yang diamanahkan oleh umat saya, unta saya ditali di dekat kebun orang tua dua orang pemuda ini. Saya kaget karena unta saya dibunuh karena telah merusak kebun,” tambahnya.

Karena kesal, lanjutnya, tiba-tiba pemuda lusuh itu membunuh orang tua itu. Kemudian sahabat Umar menanggapinya dengan mengiyakan untuk mengqisash. Namun, pemuda lusuh itu meminta waktu selama tiga hari datang ke kaumnya untuk menyelesaikan dan bertanggung jawab terhadap persoalan amanah muamalahnya.

Kemudian kedua pemuda bersaudara itu tidak mengizinkan karena takut akan kabur. Sahabat Umar menjadi penengha dengan menanyakan kepada pemuda lusuh itu. Apakah ada jaminan dengan kepergiannya?

Dalam ketegangan itu, muncul sosok Abu Dzar Al Farisi. Abu Dzar menyatakan kesediaannya untuk menjamin pemuda lusuh itu agar bisa kembali ke umatnya.

Selama tiga hari berlalu, lanjutnya, semua orang panik dan menangis karena sampai hari terbenamnya matahari hingga terhitung hari ketiga, pemuda lusuh itu belum kembali. Akhirnya, Abu Dzar menyerahkan dirinya untuk menggantikan pemuda lusuh itu diqisash.

“Tiba-tiba muncul sosok pemuda yang lari-lari terseok-seok sambil berdarah-darah. Ternyata yang datang itu adalah pemuda lusuh yang ijin pergi selama tiga hari itu”, tuturnya.

Pemuda lusuh langsung menggantikan posisi Abu Dzar. Lantas Abu Dzar bertanya kenapa ia kembali menjemput ajalnya.

“Saya kembali ke sini karena saya tidak ingin dicatat oleh sejarah bahwa ada umat Islam yang mengingkari janjinya,” ujarnya.

Karena keberanian dan kejujuran itu, akhirnya kedua pemuda bersaudara yang awalnya ingin mengqisash pemuda itu memaafkannya. Lantas ditanyai pula kedua bersaudara itu kenapa memaafkannya.

“Kami memaafkannya karena kami tidak ingin dicatat dalam sejarah bahwa di dalam tubuh Islam ada orang yang tidak mau mengampuni kesalahan saudaranya,” imbuhnya.

Lantas pertanyaan selanjutnya bergulir ke Abu Dzar. Pemuda bersaudara itu bertanya apa alasan mengapa ia mau membela orang yang belum dikenalnya sama sekali.

“Aku tidak ingin dicatat oleh sejarah bahwa umat Islam tidak peduli kepada saudaranya,” ujarnya.

Dari cerita tersebut, Yuhronur mengatakan terhadap nilai-nilai Islam yang sangat damai dan sangat indah. Akhir-akhir ini menurutnya banyak yang salah mengerti bahwa pondok pesantren menjadi sentralisasi gerakan radikalisme.

“Padahal tidak. Pondok pesantren adalah tempat yang paling tepat untuk mengajarkan islam yang ramah. Pesantren diharapkan bisa lebih terbuka,” pungkasnya.

(M. Ilhamul Qolbi)

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru