33 C
Jakarta

Tahapan yang Penting Kita Lalui dalam Menulis

Artikel Trending

KhazanahLiterasiTahapan yang Penting Kita Lalui dalam Menulis
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Menulis adalah proses membaca yang berulang-ulang. Untuk menghasilkan karya tulis, dibutuhkan beberapa tahapan. Setidaknya ada tiga tahapan yang ditulis dalam buku Keterampilan Menulis (Dalman, 2016) yang bisa dilaksanakan. Ada tahap pra-penulisan atau persiapan, tahap penulisan, dan tahap pascapenulisan.

Pertama tahap prapenulisan atau persiapan. Dalam tahap ini ada proses menyiapkan tema, mengumpulkan informasi, merumuskan masalah dan fokus hingga mencari referensi yang sesuai. Termasuk dalam tahap ini adalah adanya proses membaca, menonton, dan menyimak.

Penulis juga harus memperhatikan komponen dari menulis yakni adanya penulis atau orang yang menyampaikan pesan, pesan yang ditulis, media atau saluran yang digunakan dan pembaca atau orang yang menerima pesan.

Menentukan tema adalah hal utama yang harus dilaksanakan. Tema merupakan pokok pikiran. Tema bisa berasal dari lingkungan sekitar, berita yang hangat dibicarakan, atau sesuai dengan keahlian dan kesenangan.

Penulis hendaknya menentukan topik kepenulisan serta melakukan batasan pembahasan setelah menemukan tema. Dalam hal ini, ada beberapa teori yang bisa digunakan seperti braind storming atau mind mapping. Semua gagasan ditulis dan dikumpulkan kemudian dilakukan penyeleksian atau pengorganisasian ide dan informasi.

Seorang penulis juga hendaknya menentukan untuk apa ia menulis. Dalam hal ini, apa tujuan dari kepenulisan ini? Dengan mengetahui tujuan, penulis dapat mengontrol tulisan yang dibuat serta dengan mudah ia akan menemukan fokus dalam menulis. Menentukan tujuan juga membantu dalam melaksanakan tahap-tahap selanjutnya.

Selanjutnya, penulis juga harus memiliki referensi atau bahan yang sesuai dengan topik yang akan ditulisnya. Ia bisa mendapatkan dari membaca, menyimak, atau menonton video, dan lain sebagainya. Seberapa banyak buku yang kita baca sangat menentukan seberapa bagus kualitas tulisan kita. Tak heran ada pepatah yang mengatakan, “you are what you read”.

Di sini, pentingnya mengetahui kepada siapa tulisan kita akan disampaikan? Karena sasaran pembaca sangat menentukan bahan-bahan yang bisa diambil untuk disusun menjadi sebuah tulisan yang sesuai.

BACA JUGA  Menulis, Menyembuhkan Dunia Melalui Kata-Kata

Tahap kedua adalah proses penulisan. Setelah menemukan ide serta memiliki kerangka tulisan, hal yang dilakukan selanjutnya dalah menyusun satu demi satu poin dalam kerangka untuk menjadi satu-kesatuan. Kata demi kata disusun menjadi kalimat dan kalimat demi kalimat disusun hingga menjadi paragraph yang padu.

Awal karangan atau tulisan, bisa berupa perkenalan tema hingga pembaca tergiring menuju opini atau pesan yang ingin disampaikan. Bagian awal sebuah tulisan sangat menentukan bagaimana kelanjutan pembaca. Jika menarik pembaca akan melanjutkannya hingga akhir, jika dirasa kurang menarik, maka pembaca bisa saja malas untuk melanjutkan proses membaca.

Isi karangan berisi mengenai bahasa topik yang dipilih sebelumnya. Penulis bisa memberikan ide-ide pendukung, seperti gambar atau ilustrasi, contoh kasus, data resmi, atau penjelasan yang disertai dengan teori-teori tertentu.

Sementara bagian akhir bersisi kalimat yang mengembalikan pembaca pada topik inti. Bagian ini berisi kesimpulan, solusi atau saran serta rekomendasi bagi pembaca.

Ketiga adalah proses pascapenulisan. Dalam tahapan ini penulis melakukan penyempurnaan tulisan yang disudah dihasilkan. Tulisan ini masih perlu disunting dan dibaca berulang-ulang untuk memperbaiki beberapa hal yang dirasa kurang tepat, seperti ejaan, diksi, alinea, atau gaya bahasa misalnya.

Sebagai manusia biasa, tentunya terkadang kita masih belum sempurna dalam menulis. Oleh karena itu penulis membutuhkan orang di sekitarnya untuk mengoreksi serta memberikan saran dan kritik yang membangun.

Proses tahap menulis di atas dapat menjadi acuan bagi siapapun yang bingung untuk memulai menulis. Menulis bukan merupakan proses instan, oleh karena itu dibutuhkan latihan yang berulang-ulang. Menulis juga tidak bisa lepas dari berbagai kegiatan lainnya, seperti membaca, menyimak, atau menonton. Semoga berhasil.

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru