Harakatuna.com. Medan. Penulis buku Kontroversi Dalil-dalil Khilafah Muhammad Sofi Mubarok dalam Halaqoh Nasional yang digelar di Universitas Sumatera Utara, Medan, pada Kamis (26/10/2017) menjelaskan, bahwa khilafah dalam pemikiran Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan Al-Quran itu berbeda.
“Khilafah yang dibangun al-Quran tidak sama dengan yang dipersepsikan oleh aktivis HTI,” katanya.
Oleh karena itu, menurutnya, menolak khilafah yang digaungkan oleh HTI itu tidak berarti menolak ajaran Islam sesungguhnya.
“Menolak khilafah tidak sama dengan menolak Islam dan framing ini sengaja dibangun oleh kelompok tertentu dalam mendakwakan khilafah di dunia,” ujarnya.
Hal tersebut dikarenakan ayat-ayat Al-Quran yang membicarakan politik dan pemerintah itu bersifat global.
“Ulama fikih berkesimpulan bahwa ayat yang berkaitan dengan politik adalah masuk kategori muamalah yang sifahnya ijmal,” ungkap kandidat doktor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu.
Berbeda dengan HTI yang meyakini, bahwa ayat tentang khilafah itu bersifat pasti dan tidak dapat diganggu gugat.
“Orang HTI berkeyakinan bahwa ayat yang berkaitan khilafah bersifah qathi alias pasti.,” kata Sofi.
Syakirnf