Setelah sebelumnya dipaparkan 21 nama berurutan yang menjadi silsilah emas nasab Nabi Muhammad saw sesuai riwayat yang valid, kali ini akan disebutkan rincian nama-nama yang menjadi asal-usul Nabi saw meski kevalidan riwayatnya kurang kuat.
22) Udd, menurut riwayat lain dipanggil dengan Udad. Nama ini terambil dari Wudd yang berarti cinta. Udd bin
23) Muqawwim bin
24) Naahuur, berasal dari kata Nahr (berkurban). Naahuur bin
25) Tayrah bin
26) Ya’rub bin
27) Yasyjub bin
28) Nabit bin
29) Ismail as, salah satu Nabi Allah. Nama Ismail berarti orang yang taat pada Allah swt. Ibrahim bin
30) Ibrahim as, salah satu Nabi Allah. Al-Fairuzabadi dalam kitab Bashair Dzawi al-Tamyiz menyebutkan nama Ibrahim merupakan penggabungan dari dua kata: Ab (ayah) Rahim (penyayang). Nama-nama setelah Ibrahim kebanyakan terambil dari bahasa Suryani. Ibrahim bin
31) Tarih, menurut sebagian riwayat dikenal juga dengan nama Aazar. Tarih bin
32) Naahuur bin
33) Saaruugh bin
34) Raa’uu, ada juga riwayat yang mengatakan namanya Raaghuu. Raa’uu bin
35) Faalikh, nama ini berarti tampan, indah. Faalikh bin
36) Aybar bin
37) Syalikh, nama ini berarti utusan atau wakil. Syalikh bin
38) Arfakhsyadz, nama ini berarti lentera yang berkilau. Arfakhsyadz bin
39) Sam bin
40) Nuh, salah satu nabi Allah. Nuh bin
41) Lamak bin
42) Mattu Syalakh bin
43) Idris, salah satu nabi Allah. Nama aslinya Akhnukh. Beliau merupakan orang pertama yang menulis sebagaimana riwayat dalam musnad Ahmad. Idris bin
44) Yard bin
45) Mahlil bin
46) Qaynan, nama ini berarti orang lurus. Qaynan bin
47) Yanisy, nama ini berarti orang jujur. Yanisy bin
48) Syits, nama ini berarti pemberian Allah. Syits bin
49) Adam, ada tiga pendapat mengenai arti nama Adam. Pertama, warna putih atau warna antara putih dengan hitam. Kedua, nama dalam bahasa Suryani. Ketiga, permukaan tanah sebab ia diciptakan dari tanah.
Sebagaimana disinggung sebelumnya, nasab Nabi Muhammad saw setelah Adnan hingga Adam kurang dapat dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu ditemukan silang pendapat dikalangan ulama mengenai penyebutan nasab mulia ini hingga Adam. Diantara jajaran ulama yang memperbolehkannya adalah Ibnu Ishaq, al-Thabari, dan al-Bukhari.
Sedangkan di pihak yang menentangnya ada nama Malik bin Anas. Terlepas dari perbedaan ini yang terpenting bagi kita adalah tetap meyakini bahwa Nabi Muhammad saw berasal dari trah orang-orang yang terpilih. Sebagaimana riwayat dalam sahih Muslim:
Sungguh Allah memilih Kinanah dari keturunan Ismail, lalu memilih Quraisy dari keturunan Kinanah, kemudian memilih Bani Hasyim dari suku Quraisy, dan memilihku dari Bani Hasyim.
Riwayat di atas dalam lingkup yang lebih luas dikuatkan oleh al-Hakim dalam kitab al-Mustadrak:
Allah menciptakan berlapis-lapis langit lalu memilih yang paling tinggi untuk ditempati makhluk-Nya sesuai kehendak-Nya. Kemudian memilih manusia dari seluruh makhluk yang Dia ciptakan. Arab dipilih dari semua manusia. Bani Mudlhar dipilih dari kalangan Arab. Lalu Quraisy terpilih diantara Bani Mudlhar. Dipilihlah Bani Hasyim dari suku Quraisy. Aku terpilih dari pilihan-pilihan diantara Bani Hasyim. (Ali Fitriana)