30.1 C
Jakarta

Rizieq Shihab Mati Langkah?

Artikel Trending

CNRCTRizieq Shihab Mati Langkah?
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Pesta penyambutan kepulangan Rizieq Shihab berubah menjadi bencana bagi masa depan perjuangan politik Rizieq Shihab dan kawan-kawan. Belum genap satu bulan menginjak kaki di tanah air, aksi-aksi pencabutan spanduk dan baligo serta penolakan atas kedatangan Rizieq serentak di seluruh Indonesia.

Mungkin di luar kalkulasi politiknya, karena aksi-aksi tersebut dilakukan oleh aktor negara (TNI, Polri dan Satpol PP) dan aktor-aktor non-negara bukan dari kalangan NU. Masyarakat yang selama ini mendiamkan arogansi para Rijiker, sudah sampai pada titik jenuh. Mereka jengah, lalu meluapkan rasa amarahnya.

Para Rijiker terkejut; Tenyata NU, GP Ansor dan Banser tidak terlibat aktif di dalam aksi-aksi tersebut sehingga tidak membentuk polarisasi konflik antar Aswaja yang diharapkan oleh kelompok-kelompok yang mengitari Rizieq. Mereka harus gigit jari dan menelan ludah pahit. Mereka tidak bisa memukul NU, GP. Ansor dan Banser pakai mulut Rizieq Shihab dan tangan FPI.

Sementara kelompok-kelompok kepentingan di sekitar Rizieq Shihab seperti HTI dan PKS, mengamati dari jauh, apa yang akan terjadi selanjutnya, setelah mereka menyambut kedatangan Rizieq dengan pelukan hangat. Bagi HTI dan PKS, Rizieq dan para Rijiker merupakan modal dan asset politik yang harus dipelihara. Akan tetapi juga, jangan membahayakan kepentingan politik mereka.

Dari Rizieq Shihab dan para Rijiker, HTI berharap berlanjutnya sikap oposisi, agitasi, provokasi dan serangan keras kepada pemerintah. HTI berkepentingan terciptanya situasi putusnya hubungan kepercayaan antara masyarakat dengan pemerintah yang berujung terjadi kerusuhan, chaos dan vacuum of power, yang menjadi jalan bagi HTI untuk mengeksekusi rencana kudeta mereka.

Sedangkan PKS, berharap mendapat dukungan real dari Rizieq Sihab yang dapat menggerakan para Rijiker menjadi mesin pemenangan partai pada kontestasi Pilkada dan Pemilu 2024. Apalagi Rijiker dikenal militan seperti kader-kader PKS. Terbukti dukungan Rizieq kepada PKS pada Pemilu 2019 lalu, menambah perolehan suara PKS di beberapa daerah yang menjadi basis FPI.

Dalam situasi serba sulit begini, posisi Rizieq Shihab terjepit. Ruang gerak Rijiker semakin sempit. Kelompok-kelompok kepentingan di sekitar Rizieq Shihab mulai jaga jarak. Sudah barang tentu dan pasti mereka tidak mau mendapat imbas dari manuver-manuver Rizieq Shihab.

Mengingat usia yang semakin sepuh, pilihan rasional bagi Rizieq adalah menyibukkan diri dengan aktivitas yang bisa mendekatkan hati kepada Allah swt. Uzlah dari kegiatan politik dan membina jamaah agar semakin taqwa kepada Allah swt.

Berhenti menjadi oposisi bukan lah aib bagi seorang habib. Bukan juga berarti menutup saluran amar ma’ruf nahi munkar. Di negara Indonesia yang sangat demokratis ini, pintu-pintu untuk melakukan amar ma’ruf nahi munkar terbuka lebar sepanjang sesuai koridor hukum dan konstitusi. Bahkan difasilitasi oleh pemerintah sebagai representasi negara.

Kabar terakhir, Rizieq sedang istirahat di rumahnya di Petamburan. Muncul spekulasi, Rizieq  Shihab terinfeksi virus Covid-19. Yang pasti, Rijiker dan kelompok-kelompok kepentingan di sekitar Rizieq Shihab ragu dan gamang. Masih sulit merumuskan siapa lawan baru yang harus diserang. Apakah ini isyarat bahwa Rizieq Shihab dan para Rijiker sudah mati langkah? Wallahu a’lam.

Ayik Heriansyah
Ayik Heriansyah
Mahasiswa Kajian Terorisme SKSG UI, dan Direktur Eksekutif CNRCT

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru