30.8 C
Jakarta

Pangdam IV Sebut Radikalisme Ancaman Terberat Indonesia

Artikel Trending

AkhbarDaerahPangdam IV Sebut Radikalisme Ancaman Terberat Indonesia
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Boyolalai – Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Rudianto mengajak masyarakat dan generasi muda untuk tidak terjerumus ke paham radikalisme. Menurut Rudianto, paham radikalisme saat ini menjadi salah satu ancaman terberat bangsa Indonesia.

“Kita tahu bahwa ancaman saat ini yang terberat adalah radikalisme. Untuk itu kami berupaya bersama untuk memerangi ini, bersinergi bersama, untuk bergandeng tangan sehingga kita semua bisa membentengi diri, khususnya anak-anak kita sehingga kelak menjadi pengganti dan penerus pembangunan nasional,” kata Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Rudianto, di Pondok Pesantren Al Huda, Doglo, Candi Gatak, Cepogo, Boyolali, Senin (14/2/2022).

Kodam IV/Diponegoro bersama Polda Jateng, datang ke Ponpes Al Huda Doglo memberikan pengarahan kepada para santri disana untuk mengantisipasi masuknya paham radikalisme itu. Dalam pengarahannya kepada ratusan santri, Rudianto menyampaikan tentang sejumlah ancaman untuk memecah belah bangsa Indonesia.

Salah satunya adu domba dengan memasukkan paham radikalisme yang dimasukkan ke generasi-generasi muda, karena Indonesia di tahun 2030 akan memasuki bonus demografi.

Di hadapan para santri, Rudianto juga sempat menyebutkan hari ini ada penangkapan sejumlah teroris di wilayah Jawa Tengah. Antara lain di wilayah Solo Raya.

“Hari ini dua orang (terduga teroris) tertangkap di Solo Raya,” terangnya.

Lebih lanjut, Rudi menjelaskan bahwa wilayah Solo Raya masuk zona merah radikalisme. Ada beberapa masyarakat yang terpapar paham tersebut. Gejala-gejala paparan juga terlihat.

Sehingga upaya pencegahan ini dilakukan dengan melakukan pembekalan yang menyasar generasi muda dan lapisan masyarakat, guna menguatkan barisan untuk membendung pergerakan radikalisme.

Rudi mewanti-wanti agar generasi muda hati-hari dalam menggunakan media sosial. Sebab gagasan ideologi dimasukan lewat ponsel dan disemai melalui medsos. Paham-paham radikal ini akan membuat stabilitas negara menjadi tidak aman.

BACA JUGA  Penyuluh Agama Dibekali Penguatan Moderasi Beragama untuk Menjadi Agen Cegah Radikalisme

“Maka anak-anak harus bisa memanfaatkan medsos sebaik-baiknya. Mereka (penganut paham radikal) masuk pelan-pelan lewat medsos, lalu (orang yang terpapar) dikendalikan lewat ponsel. Itu pun terjadi pada kasus pengeboman-pengeboman,” tegasnya.

Sementara itu Wakapolda Jateng, Brigjen Pol Abiyoso Seno Aji, ditanya terkait penangkapan terduga teroris di wilayah Jawa Tengah, mengatakan tidak bisa memberikan penjelasan secara detail. Dia minta agar itu ditanyakan langsung ke Polda saja.

“Silahkan tanya langsung di Polda saja, karena saya begitu berangkat ke sini (Ponpes Al Huda Doglo Boyolali), peristiwa itu sedang berlangsung. Saya tidak bisa menjelaskan secara detail,” kata Abiyoso.

Dia kemudian menyampaikan ciri-ciri yang telah terpapar radikalime itu, baik kelompok maupun perorangan adalah mereka yang tidak senang melihat kehidupan yang rukun.

“Kalau senangnya yang memporak-porandakan ya ini salah satu ciri-cirinya. Itu perlu kita berikan bekal ini kepada masyarakat kita. Maksud dan tujuannya adalah untuk mencegah, untuk menangkal, sehingga jangan sampai paham radikalisme ini tadi betul-betul masuk di dalam masyarakat kita,” imbuh dia.

“Masuknya (paham radikalisme) pun juga caranya sangat-sangat soft, sangat-sangat sopan. Bukan yang modelnya penggajulan. Kalau modelnya penggajulan mudah sekali dideteksi. Ini halus sekali, sehingga kalau nanti masyarakat kita sudah tersusupi, terkadang baru sadar disaat akhir. Nanti yang ada penyesalan,” tandasnya.

Sementara itu, Pengasuh Ponpes Al Huda, Candi Gatak, Cepogo Habib Ihsanudin mengatakan sudah 58 tahun mengabdi. Ponpesnya tetap menanamkan paham dan mengamini Pancasila sebagai pemersatu bangsa Indonesia.

“Kami lahir, menginjak tanah, makan juga dari bumi Indonesia. Dan saya secara ikhlas mengikuti hasil pemufakatan para pendiri bangsa bahwa Pancasila sebagai pemersatu bangsa,” katanya.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru