27 C
Jakarta

[Munafiqnya Aktivis HTI] Mangkir Undangan Dialog Khilafah, Ngoceh Nyerang di Belakang

Artikel Trending

Mangkir Undangan Dialog Khilafah, Ngoceh Nyerang di Belakang
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Jakarta. Rencana tim Harakatuna untuk mendatangkan pihak dari Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dalam acara dialog nasional khilafah dengan tema “Khilafah dan Wawasan Kebangsaan” di Malang, Jatim, ternyata menemui kegagalan.

Padahal, sebagaimana dikatakan oleh panitia dari Harakatuna, Faizi, acara tersebut bertujuan untuk memberikan konfirmasi ilmiah dan penjelasan mengapa HTI mengampanyekan khilafah di Indonesia.

Karena mereka menolak hadir, maka dialog berjalan searah. Karena itulah, Faizi menyebut jika ternyata topik yang dijadikan pembahasan di acara tersebut justru bisa menyikat gagasan ideologi mereka tanpa bantahan dan konfirmasi dari pihak HTI.

“Kami dari Haraktuna mohon maaf tidak bisa mewadahi jika ada kritik tajam dan lainnya (soal khilafah) disebabkan keengganan mereka (HTI) memenuhi undangan resmi penitia,” ujarnya saat memberikan sambutan pada acara yang berlangsung di Hotel Pelangi 2 Malang, Jumat (27/04/2017).

Faizi menyatakan hal itu karena niat konfirmasi kepada HTI ternyata tidak diafirmasi balik dan baik oleh dedengkot HTI Malang, DPD I HTI Jawa Timur dan seorang aktivis mahasiswa HTI, yang sebelumnya juga diundang.

Setelah acara, salah satu kurcacinya bernama Moh. Muhaimin, -mengaku sebagai mahasiswa Pascasarjana UIN Maulana Malik Ibrahim Malang,- malah menulis surat terbuka yang ditujukan kepada narasumber Dr. Ainur Rofiq al-Amin (mantan aktivis HTIdan penulis buku Membongkar Proyek Khilafah ala HTI) dan Makmun Rasyid al-Hafidz (santri Al Hikam Depok dan penulis buku HTI Gagal Paham Khilafah).

Muhaimin, yang akunya hadir di dialog, menyebut acara itu sebagai “tidak lebih dari acara tukang fitnah dan tumpukan kesalahan”. Dua kesalahan yang dihujamkan chearleader HTI Malang tersebut kedua narasumber adalah soal ijma’ ulama atas wajibnya memilih khalifah serta bantahan kalau HTI suka mengafirkan orang lain.

Andai saja si Muhaimin itu mau langsung counter di lokasi acara, tentu terjadi dinamika. Sayangnya, dia malah menyatakan kalau catatan tiga lembarnya tidak jadi digunakan sebagai counter karena suasanya tidak kondusif. Entah ketakutan atau minder, wallahu a’lam!

“Saya tidak jadi melakukan counter pemikiran, selain karena suasana yang tidak kondusif,” demikian tuduhan di belakang layar yang dilancarkan Muhaimin, aktivis HTI, sebagimana dikirimkan ke akun Facebook Makmun Rasyid pada Sabtu, 29 April 2017.

Inilah yang sebetulnya tidak diinginkan oleh Faizi dari Harakatuna Media. Terjadi bias ocehan dari pecinta khilafah karena dedengkotnya mangkir dari undangan panitia. Kepada Dutaislam.com, Makmun membantah. Pernyataan anak HTI Malang tersebut sangat keliru tempat dan kalimat.

Meskipun ada video yang mempertontonkan seorang tokoh HTI yang menyebut kafir tiap muslimin Indonesia yang tidak mengikuti khilafah, namun Makmun tidak membantah menggunakan fakta video tersebut, “konteks anak HTI itu kepada saya soal penyebutan HTI mengafirkan muslim Indonesia, bukan video itu,” ujarnya, Sabtu (29/04/2017).

Makmun menjelaskan, penjelasan Muhaiman tentang adanya keterangan soal khilafah adalah keliru. “Padahal hanya kata khalifah yang ditemukan, bukan penjelasan soal khilafah ala HTI. Dia ngomong gitu ya sebetulnya malah membantah dirinya sendiri. Saya bikin akan bantahan tulisannya, biar mereka mingkem,” terangnya.

Soal tuduhan Muhaimin kalau narasumber menyebut kelompok HTI suka mengafirkan orang lain, juga dianggap Makmun salah tangkap. Maklum, namanya ngoceh di belakang ya sesuka dia. Kalimat yang dibantah oleh anak HTI tersebut, lanjut Makmun, adalah dari statemen Dr. Ainur Rofiq di awal dia ceramah.

Yang dikatakan Ainur Rofiq bukan mengafirkan semua muslim Indonesia, tapi menyebut kalau orang radikal itu bisa jadi mengafirkan orang Islam lainnya. “Itu Pak Rofiq yang ngomong, tapi dituduh dia pakai ngoceh dan menyerang di belakang,” papar Makmun.

Yang daftar online 547 orang
Abdul Wahab, admin Santrionline.com yang saat itu menyiarkan langsung melalui pagenya menyebut acara itu berjalan lancar, sukesa dan tanpa kendala apapun. Tuduhan kalau acara tidak kondusif tidak menemukan dalil dari sumber manapun.

Menurut Wahab, antusiasme peserta sangat tinggi. Terbukti dari jumlah pendaftar online yang mencapai 547 orang dan peserta yang meluber saking banyaknya. Video live streaming nya juga ditonton hingga 13 ribu kali saat acara. Hingga laporan ini ditulis, sudah ditonton lebih dari 14 ribu kali.

Biasanya, setiap acara, terang Wahab, tim panitia selalu mengundang dua tokoh yang berbeda. Tapi sering mangkir tanpa alasan dan cenderung dibuat-buat. “Mereka diundang ke sini (Malang) tidak hadir, malah mereka (HTI) membuat acara di Bandung dengan tema yang sama persis dengan yang diselenggarakan hari ini di Malang. Ya semacam copy paste tema acara dan untuk kepentingan menandingi acara ini,” jelasnya kepada Dutaislam.com, Jumat (28/04/2017), usai acara.

Acara itu, menurut Wahab merupakan tema yang lumayan baru di Malang. Tentu bertujuan untuk membentengi anak bangsa dari bahaya khilafah HTI. “Ini ada orang HTI yang sudah masuk mau tobat kok kita yang belum masuk malah mau gabung,” terang Wahab.

Oleh karena itulah, sebagaimana dinyatakan oleh Faizi, acara serupa sudah pernah digelar Bogor, Bandung, Jakarta, Semarang, Yogyakarta dan Malang yang terakhir. Harakatuna, kata Faizi, adalah media yang mewadahi kegiatan progresif semacam dialog ilmiah di Malang kemarin.

Adanya buletin Harakatuna, majalah Harakatuna, website Harakatuna.com dan penerbitan Pustaka Harakatuna serta kegiatan seminar dan dialog di pelbagai kota adalah, sekali lagi, untuk mengonfirmasi orang-orang HTI soal propaganda khilafahnya yang dikampanyekan di negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila.

Jika acara keren itu disambut dengan nyinyir oleh pengasong khilafah, ya salah mereka tidak mau hadir tanpa konfirmasi, alias mangkir. Ini bukan pengadilan kriminal loh, akhi Muhaimin. Jangan beraninya di belakang doang!.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru