25.4 C
Jakarta
Array

Antara “Cinta Mulia” dan Penyusupan Gagasan Khilafah

Artikel Trending

Antara “Cinta Mulia” dan Penyusupan Gagasan Khilafah
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com-Malang, sebagai salah satu daerah yang banyak dihuni oleh warga Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, kini telah diuji kedewasaan dan kematangan gerakannya dengan hadirnya para aktivis-aktivis HTI. Malang, utamanya di kampus Universitas Brawijaya dan Universitas Muhammadiyah menjadi target garapan aktivis-aktivis HTI.

Para aktivis HTI pun, rencananya membuat acara pada tanggal 30 April 2017 di Universitas Brawijaya dengan mendatangkan motivator mereka (HTI), Felix Siauw, yang bertempat di Fakultas Ilmu Administrasi Gedung C Lantai 3 Universitas Brawijaya. Tema yang diangkat adalah “Cinta Mulia”.

Acara tersebut mendapat penolakan dari pelbagai pihak. Mengapa? Karena Felix, seorang muallaf dikenal getol menyusupi gagasan Khilafah dalam setiap acara yang dihadirinya. Ia terkenal bermain cantik dalam mendoktrin generasi muda, agar tertarik mendukung HTI.

“Kalau acara tersebut memang dari HTI, tolong koordinasi dengan Wakil Rektor III dan bisa dibatalkan karena saya masih di luar negeri,” ungkap Rektor Universitas Brawijaya, Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri, M.Si via WA ke salah satu tim redaksi Harakatuna, Jum’at (28/04/17). Hal ini dibenarkan oleh Wakil Rektor III dengan mengatakan.“Ya, sudah dihentikan”. Tambahnya.

Penolakan tidak saja berasal dari birokrasi kampus, alumni Universitas Brawijaya juga mendukung acara ini tidak ditiadakan di kampus, dan kampus harus bersih dari kelompok anti Pancasila, baik yang menggunakan nama Islam maupun lainnya. Karena menutup agar tidak menjadikan kampus tempat orang munafik yang anti Indonesia tetapi memanfaatkan isinya. “Keputusan yang diambil pihak jajaran tertinggi UB sudah tepat. Di mana, ketika acara tersebut diselenggarakan maka akan merugikan citra UB di masyarakat,” Kata Muhammad Riyanto, alumni Universitas Brawijaya Malang.

Citra di masyarakat, di mana Felix kerap kampanye bahwa nasionalisme tidak ada dalilnya dan jelas HTI menolak Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia. Acara tersebut memang harus dihentikan dan ditiadakan guna menjaga persatuan dan keutuhan bangsa dan juga nama baik Universitas Brawijaya.

Felix tak ubahnya kader HTI lainnya, sebagai motivator dan pembisnis tentunya paham cara-cara jitu menaklukkan pemuda pemudi polos agar masuk ke HTI. Ia mendoktrin anak-anak SMA, dibekali wawasan Khilafah sebelum masuk ke jenjang strata I, kemudian saat kuliah masuk ke dalam Gema Pembebasan.

Baca (Nasehat Kyai Untuk Felix Siauw)

“Sebagai produk yang lahir dari rahim demokrasi, tentunya harus menutup pintu terhadap perongrong negara. Itu ancaman serius yang tidak bisa dibiarkan oleh pemerintah dan tidak boleh menunggu perang sesama Muslim, baru kemudian pihak kepolisian membubarkan kelompok HTI,” ungkap Makmun Rasyid.

Baca (Felix Siauw, Penganjur Khilafah Yang Kerap Khilaf dan Felix Siauw: Tidak Ada Dalil Nasionalisme, Ini 5 Bantahannya)

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru