Harakatuna.com. Serang. Banyaknya masyarakat yang tersesat pada pemahaman yang eksklusif dan ekstrem melatarbelakangi pelaksanaan Mudzakarah Kebangsaan Alim Ulama san Pimpinan Pondok Pesantren se-Provinsi Banten pada Kamis (30/11/2017) di Pondok Pesantren Arrahman, Cidadap, Serang.
Pemahaman tersebut melahirkan tindakan radikal yang buntutnya sampai pada terorisme.
Oleh karena itu, mudzakarah tersebut digelar guna menyatukan persepsi dan gerakan sehingga membuahkan rekomendasi yang penting untuk dilaksanakan bersama.
Alim ulama dan pimpinan pondok pesantren yang hadir pada mudzakarah tersebut bertekad untuk lebih aktif dalam meluruskan pemahaman yang salah di kalangan masyarakat.
“Kami bertekad lebih aktif dalam meluruskan pemahanan yang salah dan keliru yang terjadi pada sebagian masyarakat tentang konsep jihad, kafir, taghut, yang melahirkan sikap dan tindakan radikal-terorisme guna menyelamatkan umat dari perpecahan dan konflik, serta menjaga kemurnian Islam,” katanya.
Selain itu, mudzakarah tersebut juga menyerukan kepada segenap pimpinan pondok pesantren untuk menjadikan pesantren sebagai ujung tombak dalam melawan dan menangkal radikalisme dan terorisme.
Forum tersebut juga meminta kepada pimpinam pondok dan para kiai yang hadir untuk betul-betul menyiapkan santri yang tidak hanya berwawasan keislaman, tapi juga kebangsaan yang kuat.
“Kami meminta kepada segenap pengasuh pesantren, termasuk kami sendiri, untuk bertekad kuat, mempersiapkan dan membentuk generasi santri tangguh yang memiliki wawasan keislaman dan kebangsaan yang kuat berdasarkan pada pemahaman Islam yang ramah dan rahmat bagi segenap alam,” tutupnya.