Harakatuna.com. Jakarta. Pemimpin MILF Murad Ibrahim juga mengatakan bahwa MILF terus memerangi upaya militan pro-ISIS menyusup ke madrasah dan universitas sekuler untuk mempengaruhi ideologi mereka.
“Para ekstremis ini masuk ke madrasah, mengajari para muslim muda soal Alquran versi mereka sendiri dan beberapa memasuki universitas lokal untuk mempengaruhi para mahasiswa, menanam benih kebencian dan kekerasan,” katanya, Selasa (20/2/2018).
Murad juga mengatakan bahwa militan pro-ISIS juga mengeksploitasi penundaan pembahasan legislasi Bangsamoro Basic Law (BBL). Legislasi BBL memberikan izin komunitas muslim setempat menjalankan otonomi sendiri. Dia pun mendorong pemerintah Presiden Rodrigo Duterte untuk mempercepat pembahasan BBL.
“Jika itu (BBL) tidak diloloskan sekarang, saya pikir ini akan memicu situasi di mana kelompok-kelompok ekstremis bisa merekrut lebih banyak pengikut, karena ini akan membuktikan teori mereka bahwa tidak ada harapan dalam proses perdamaian,” ujarnya. “Mengingat mereka memiliki kemampuan untuk menyuplai uang dan kemudian mereka juga memiliki kemampuan untuk merakit peledak, bom, mereka bisa menggunakan pengikut muda untuk menjalankan rencana mereka,” pungkasnya.
Sumber: Detik.com