Harakatuna.com. Jakarta-Menteri Agama Fachrul Razi menyampaikan ucapan selamat Hari Natal bagi umat Kristiani di seluruh Indonesia.
Fachrul Razi menyampaikan, Natal tahun ini mengusung tema “Hiduplah sebagai Sahabat bagi Semua Orang.”
Fachrul juga mengajak untuk berbuat kebaikan, karena menurutnya agama adalah sumber dari kebaikan tersebut.
“Agama adalah sumber dari semua kebaikan, dan bukan sebaliknya, sebagai sumber kekerasan,” kata Fachrul Razi, dikutip dari YouTube Kompascom Reporter on Location, Selasa (24/12/2019).
Ia mengimbau umat Kristiani untuk tak percaya dengan kekerasan yang mengatasnamakan agama tertentu.
Menurutnya, apabila timbul suatu kekerasan dalam perayaan Hari Natal ini, dan mengatasnamakan agama di belakangnya, maka itu adalah suatu ketidakpahaman dalam beragama.
“Apabila ternyata ada konflik dan kekerasan yang mengatasnamakan agama, pastilah itu karena kekurang pahaman dalam ajaran agama,” kata Fachrul.
Sebagai Menteri Agama Republik Indonesia, ia meminta semua umat beragama bisa menjalankan ibadahnya dengan tenang.
Ia mengatakan, menjalankan ibadah dengan tenang ini merupakan budaya dari bangsa Indonesia.
“Saya berpesan, bahwa memberi kemudahan bagi pemeluk agama apapun untuk menjalankan ibadahnya dengan tenang, sudah menjadi budaya bangsa Indonesia sejak lama,” ungkapnya.
Selain itu, Fachrul juga berpesan, merayakan perayaan agama dengan berlebihan
bukan menjadi budaya bangsa Indonesia.
Sehingga, ia meminta semua umat beragama tidak merayakan peringatan agamanya secara berlebihan.
“Bertenggang rasa untuk tidak melaksanakan suka cita ibadah secara berlebihan juga menjadi budaya yang kita buat pedoman,” katanya.
Fachrul menyampaikan, sebuah toleransi antar umat beragama merupakan kunci dari kerukunan.
“Toleransi dan tenggang rasa secara timbal balik itu adalah kata kunci dari moderasi dan kerukunan beragama di Indonesia,” imbuh Fachrul.
Fachrul juga mengajak umat Kristiani menjadikan perayaan Hari Natal ini sebagai pelajaran
tentang kebaikan.
Selain itu, ia juga ingin umat Kristiani memahami arti kesederhanaan dengan memberi perhatian kepada kaum yang lemah.
“Dalam suasana natal ini hendaknya kita memahami arti penting dari peringatan yang secara prinsip mengajarkan tentang kebaikan, kesederhanaan,” kata Fachrul Razi.
“Perhatian terhadap kaum lemah, serta hak asasi kepada sesama,” lanjut Fachrul.
Ia mengatakan, perayaan Hari Natal ini menjadi bimbingan moral bagi umat Kristiani.
Menurutnya, pelajaran moral yang terkandung yaitu mewujudkan kehidupan damai dan sejahtera.
“Nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran Yesus Kristus, diyakini umat Kristiani tersebut merupakan pembimbing moral bagi pemeluknya, untuk terwujudnya kehidupan yang damai dan sejahtera,” jelasnya.
Sehingga, Fachrul Razi meminta umat Kristiani bisa mengambil hikmah dalam perayaan Hari Natal ini.
Ia ingin umat Kristiani bisa menciptakan kebersamaan, dan saling pengertian kepada semua orang.
“Melalui semangat natal pada 2019 ini, hendaknya umat Kristiani dapat mengambil hikmahnya, bagi membangun kebersamaan, saling pengertian, dan hidup harmonis dalam rumah besar bangsa Indonesia,” imbuh Fachrul.
Sebelumnya diberitakan, Menteri Agama Fachrul Razi menegaskan, muslim yang mengucapkan selamat Hari Natal tidak akan mengganggu akidah masing-masing orang.
Mengenai pro kontra mengucapkan selamat Hari Natal, menurut Fachrul Razi, setiap orang berhak menentukan sikapnya.
Namun, ia mengatakan, tidak boleh memaksakan sikap.
“Orang punya sikap boleh, tapi tidak boleh memaksakan sikapnya,” ujar Fachrul Razi, dikutip dari YouTube Kompas TV, Jumat (20/12/2019).
Sehingga, menurutnya, bagi muslim yang tidak ingin mengucapkan selamat Natal, juga dipersilakan.
“Misalnya orang punya sikap tidak boleh ucapkan selamat Hari Natal, ya silakan saja dia
punya sikap itu,” lanjutnya.
Begitu juga bagi orang yang mengucapkan selamat Hari Natal, Fachrul juga persilakan sikap tersebut.
“Kalau ada orang lain yang ucapkan selamat Hari Natal kepada temannya, ya itu orang punya sikap seperti itu juga,” jelasnya.
Sehingga dengan tegas, Fachrul mengatakan, mengucapkan selamat hari Natal tidak akan mengganggu akidah seorang muslim.
“Pasti tidak tidak akan sedikitpun mengganggu akidah orang masing-masing,” katanya.