31.2 C
Jakarta
Array

Mengubah Imej Generasi Milenial Menjadi Generasi Pancasilais

Artikel Trending

Mengubah Imej Generasi Milenial Menjadi Generasi Pancasilais
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Generasi era masa kini atau yang kerap disebut generasi milenial adalah generasi yang saat ini banyak diperbincangkan oleh banyak kalangan. Istilah millennial juga sering dikenal dengan generasi Y yakni kelompok demografis yang muncul setelah Generasi X. Generasi Mileneil ini adalah sebutan bagi orang yang lahir diantara tahun 1980an- sampai 2000an. Jadi bisa dikatakan generasi millennial adalah generasi muda masa kini yang saat ini berusia dikisaran 15 – 34 tahun.

Generasi ini memiliki karakteristik yang khas disbanding dengan generasi sebelumnya, yang mencolok dari generasi millennial adalah dalam hal memanfaatkan dan melekteknologi, informasi, dan komunikasi. Kehidupan generasi millennial tidak bisa dilepaskan dari internet, entertainment/hiburan, media sosial dan lainnya yang kini sudah menjadi kebutuhan pokok bagi mereka

Namun, ada beberapa hal yang patut kita soroti bahwa terdapat ancaman besar yang mengintai bagi generasi milenial, Ancaman itu dapat dilihat dalam tiga hal yakni Pertama, dalam bidang keagamaan sudah mulai bergesernya pemahaman tentang agama, generasi milenial lebih tertarik kumpul bersama teman-teman atau lebih asik membuka gadget disbanding mereka berkumpul untuk sembahyang atau berdoa. Ditambah dengan mewabahnya paham-paham atheis (tidak percaya dengan tuhan) dan radikalisme yang mulai menyerang generasi milineal hari ini menjadi penyebab bergesernya nilai-nilai pemahan terhadap agama.

Kedua, dikehidupan sosial generasi milenial cenderung acuh, kurangnya kepekaan sosial terhadap lingkungan dan hilangnya rasa hormat terhadap yang lebih tua, baik orang tua maupun guru sudah mulai berkurang. Hal ini banyak dilihat dengan maraknya kasus-kasus kriminalitas yang dilakukan seorang anak terhadap orang tuanya ataupun tindakan siswa yang melawan gurunya di sekolah.

Terakhir, karakter generasi milenial adalah generasi yang cerdas dan kreatif. Tapi secara mental (karakter) kurang matang dan tergesa-gesa, dan ketika mendapat permasalahan cenderung mengambil jalan pintas, sepertit awuran,  mengonsumsi narkoba, mabuk-mabukan, sampai bunuhdiri. Selain itu gaya hidup generasi milineal cenderung meninggalkan nilai-nilai budaya dan agama, mengejar nilai-nilai kebebasan, hedonisme, party dan pergaulan bebas.

Pembangunan Jiwa Bangsa (Nation and Character Building)

Pancasila selain sebagai dasar dan falsafah hidup berbangsa dan bernegara juga merupakan suatu landasan untuk membangun jiwa bangsa yang tujuannya adalah untuk membina karakter, mental dan prilaku seluruh elemen masyarakat bangsa Indonesia dari generasi tua hingga generasi muda, dari Sabang sampai Mauroke dengan berbagai latar belakang suku dan budaya, ras serta agama yang berbeda-beda. Pancasila digali atas dasar kekayaan budaya, religius, dan moral masyarakat bangsa Indonesia sendiri. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila tentu bersifat mutlak dan memiliki keutamaan untuk mengatur seluruh aspek kehidupan bangsa dan negara Indonesia.

Pancasila tersusun dari esensi atau nilai yang paling fundamental sampai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh Bangsa ini dengan kata lain Pancasila tersusun dari makna yang paling tinggi hingga kemakna yang paling rendah sesuai esensinya masing-masing. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa merupakan hal yang paling fundamental karena sila pertama merupakan causa prima yang menjadi sebab munculnya sila-sila yang lainnya.

Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, merupakan landasan dan pedoman bagi seluruh rakyat Indonesia untuk percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa dan memiliki agama atau kepercayaan sesuai keyakinannya masing-masing. Sekaligus ini merupakan peringatan kepada mereka yang tergolong atheis (tidak percaya tuhan) bahwa ajaran tersebut tidak boleh ada di tubuh Bangsa ini.

Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, jika seluruh elemen masyarakat Indonesia sudah melaksanakan perintah tuhan, maka akan muncul rasa kemanusiaan dan keberadaban. Manusia yang satu memerlukan manusia lainnya dan sebaliknya, maka manusia harus bermasyarakat. Dalam sila ini, bangsa Indonesia mengutarakan pentingnya memandang persamaan manusia, seperti persamaan hakikat, martabat, hak, dan kewajiban. Utamanya dalam menggunakan hak asasi manusia.

Sila Persatuan Indonesia, masyarakat Indonesia sudah memandang akan pentinganya persamaan hakikat, martabat, hak dan kewajiban maka akan munculah Persatuan Indonesia. Corak persatuan menjadi penting bagi bangsa Indonesia yang hidup dalam keberagaman suku, etnis, budaya, serta agama yang mengacu pada semboyan bangsa Indonesia “Bhineka Tunggal Ika” yang berarti mencerminkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa multicultural dengan berbagai kemajemukan didalamnnya dan dapat bersatu.

Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan, nilai persatuan merupakan syarat untuk menghidupkan corak demokratis kerakyatan dalam tatanan perikehidupan berbangsa dan bernegara. Masyarakat Indonesia terdahulu telah mengenal sistem bermusyawarah dalam menyelesaikan masalah-masalah yang menyangkut kepentingan bersama, Dalam musyawarah dan mufakat kepentingan manusia sebagai pribadi dan masyarakat dijamin.

Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, merupakan tujuan dari esensi Pancasila yakni menciptakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat sesuai dengan fungsi perananya masing-masing dalam masyarakat tanpa adanya diskriminasi terhadap golongan dan siapapun.

Melihat kenyataan hari ini, banyak kalangan yang cenderung kebanyakan memiliki stigma  negatif terhadap generasi milenial, maka dari itu penanaman nilai-nilai Pancasila sudah semestinya mengfokuskan dan mengakomodasi kelompok generasi millennial dengan sebuah formulasi atau metode-metode yang relevan dengan perkembangan kecanggihan teknologi saat ini. Sehingga, generasi millennial ini tidak bersifat apatis dengan nilai-nilai pancasila dan bersikap kritis terhadap pengaruh ideologi-ideologi atheis, radikal serta sikap-sikap intoleran. Pancasila harus bisa dijadikan pegangan dan prinsip hidup generasi millenial Indonesia dalam menghadapi derasnya kemajuan teknologi modern saat ini. Generasi millennial harus mampu mengamalkan Pancasila, bhineka tunggal ika dan nilai-nilai toleransi bangsa Indonesia agar tetap eksis dan berdiri kokoh.

Mulai hari ini, mari kita sebagai generasi milenial memiliki tugas yang sangat berat sekaligus mulia untuk mengubah imej (citra) negatif yang sudah terlanjur melekat di akal budi generasi terdahulu di bangsa ini. Tidak usah meniru dari siapa dan dari mana. Tugas kita hanya cukup menjalankanapa yang sudah dirumuskan dan dilaksanakan oleh para pendiri bangsa, dan orang-orang terdahulu yakni menjalankan Pancasila untuk menjadi pribadi yang Pancasilais sesuai dengan cita-cita bangsa.

* RejaFahlevi, Akademisi Pend Pancasila & Kewarganegaraan dan peneliti PARANG UNLAM

 

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru