Harakatuna.com. Pontianak-Dalam peringatan hari sumpah pemuda Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Pontianak menggelar dialog kepemudaan. Dialog tersebut dalam upaya menangkal penyebaran paham radikalisme dan terorisme terutama pada kalangan mahasiswa.
Ketua Panitia Abdul Wakhid S mengatakan dalam peringatan hari sumpah pemuda pihaknya berupaya memperbaiki kondisi pemuda yang ada saat ini. Karena menurutnya pemuda memang harus mengambil bagian dalam berbagai upaya pencegahan radikalisme yang mengarah ke terorisme.
“Kita mengundang pemateri termasuk akademisi untuk menyoroti terkait perkembangan media sosial. Sehingga harus ada cara yang tepat mengerem hal tersebut misalnya bermedia yang baik,” ucap Ketua Panitia Abdul Wakhid S pada Kamis (28/10).
Ia menambahkan pemuda merupakan tonggak kedepan bagi bangsa Indonesia. Sehingga segala sesuatunya harus dimulai dari hal-hal kecil seperti dialog kepemudaan saat ini. Di melalui dialog tersebut pemuda mampu untuk menjadi agen perubahan yang sebenarnya.
“Sehingga di Kalbar pemudanya tidak lagi memiliki paham radikalisme. Karena paham tersebut sangat merugikan baik bagi diri sendiri, lingkungan serta bangsa dan negara,” jelasnya.
Salah satu peserta Ansharudin mengapresiasi dialog yang dilakukan dalam peringatan hari sumpah pemuda tersebut. Menurutnya upaya untuk mencegah penyebaran pemahaman radikalisme dan terorisme harus dilakukan berbagai pihak. Termasuk juga harus ada upaya pencegahan oleh mahasiswa.
“Kita semua memang harus berupaya untuk menangkal penyebaran pemahaman radikalisme dan terorisme,” ucap Ansharudin.
Dirinya berharap kegiatan dialog seperti itu dapat terus dilakukan kedepan. Selain itu juga menurutnya diperlukan upaya lain yang lebih besar untuk mencegah pemahaman radikalisme. Akan tetapi usaha-usaha tersebut harus dilakukan bersama oleh semua pihak.
“Semoga upaya kita untuk menekan penyebaran pemahaman radikalisme dan terorisme bisa terus maksimal,” tutupnya.