31.9 C
Jakarta

Kepala BNPT Sebut Ada Perubahan Pola Pergerakan Teroris

Artikel Trending

AkhbarNasionalKepala BNPT Sebut Ada Perubahan Pola Pergerakan Teroris
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Jakarta – Pola pergerakan sel teroris beberapa tahun terakhir disinyalir berubah, dari pendekatan keras (hard approach) menjadi pendekatan lunak (soft approach), karena masifnya penindakan yang dilakukan aparat penegak hukum sehingga berdampak pada penurunan serangan.

Demikian dikatakan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Rycko Amelza Dahniel, dalam keterangan resmi yang diterima InfoPublik terkait kegiatan bedah buku “Radikalisme, Terorisme dan Deradikalisasi di Indonesia” karya As SDM Polri Irjen. Pol Dedi Prasetyo, dan Komisioner Kompolnas Mohammad Dawam di Jakarta pada Kamis (13/7/2023).

“Sel-sel terorisme berubah pola gerakannya dari yang hard jadi soft approach, di atas permukaan mereka menggunakan jubah agama, di bawah permukaan mereka melakukan gerakan ideologis secara masif dan terstruktur,” kata Rycko Amelza.

Kepala BNPT mengatakan, fenomena penurunan serangan teror selama lima tahun terakhir, dari 2018 hingga 2022, seperti teori gunung es yang terlihat kecil dari atas tapi ternyata berukuran sangat besar.

Pada rentang waktu tersebut, kelompok penganut paham kekerasan tidak lagi secara terang-terangan menunjukkan eksistensinya melalui serangan fisik, tetapi melalui pendekatan lunak yang dibungkus dengan narasi dan simbol keagamaan.

BACA JUGA  Wapres RI Minta Keputusan ICJ Dimaknai Sebagai Penghentian Genosida di Gaza

“Tidak sedikit masyarakat yang terhasut dengan narasi tersebut, bahkan secara sadar setuju untuk melakukan kekerasan atas nama agama,” tutur Rycko Amelza.

Untuk mengatasi perubahan pola pergerakan teroris iti, Kepala BNPT terus mengkampanyekan pada masyarakat bahwa tidak ada agama yang mengajarkan kekerasan dan intoleransi.

“Tidak ada agama satupun yang mengajarkan tentang kekerasan, yang tidak bisa menerima perbedaan,” lanjutnya.

Selain itu, Mantan Kepala Lembaga Diklat Polri tersebut juga meningkatkan kerja sama dengan multi pihak sebagai kunci untuk memutus mata rantai radikalisme dan terorisme.

Dalam hal itu, dia mengajak seluruh unsur di negeri ini untuk terlibat secara aktif dalam upaya-upaya pencegahan penyebaran paham ekstremisme dengan kekerasan yang megarah pada terorisme.

“Dalam menghadapi masalah atau fenomena sosial seperti ini kita tidak bisa bekerja sendiri-sendiri, multi stakeholder collaboration is a must, semua berkolaborasi,” tutup Kepala BNPT.

Ahmad Fairozi
Ahmad Fairozihttps://www.penasantri.id/
Mahasiswa UNUSIA Jakarta, Alumni PP. Annuqayah daerah Lubangsa

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru