27.2 C
Jakarta

Ideologi Sebagai Faktor Pecahnya Konflik di Timur Tengah

Artikel Trending

Islam dan Timur TengahUlasan Timur TengahIdeologi Sebagai Faktor Pecahnya Konflik di Timur Tengah
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Di tengah berbagai kemajuan secara global, konflik dan peperangan tanpa henti menjadi agenda diberbagai pelosok dunia, terutama di Timur Tengah yang telah menjadi tanah sengketa bagi berbagai peradaban untuk kesekian abad. Timur Tengah yang mewarisi berbagai suku bangsa, agama dan budaya kerap bagaikan campuran adonan yang tak pernah tuntas untuk dimasak.

Ditambah lagi dengan tatanan politik di setiap wilayah yang meyerupai Fir’aun di masa lampau. Kekuasaan menggoda setiap penguasa akan kemewahan yang diperoleh dari hasil sumberdaya minyak bumi. Sehingga menjadikan Timur Tengah yang kaya akan sumber minyak bumi ini menjadi tempat pertumpahan darah semenjak peradaban manusia lahir.

Sebagai faktanya, kawasan Timur Tengah sekarang dikontruksikan dengan konflik, fanatisme ideologi dan bahkan terorisme. Di sisi lain, Timur Tengah juga diagungkan sebagai tempat kelahiran berbagai peradaban dengan kekayaan kultur budaya, sumberdaya alam, hingga pusat kemewahan dan kehidupan yang serba mahal juga mempesona.

Timur Tengah yang menjadi kawasan rentan konflik sangat sulit untuk kembali menjadi sebuah “Timur Tengah” yang diimpikan oleh masyarakat dunia. Perbedaan etnis, agama hingga kesenjangan sosial ekonomi menjadikan wilayah ini sebagai kawasan yang rentan terjadi konflik antar agama dan etnik yang berujung pada perebutan kekuasaan.

Etnis Yang Heterogen

Timur Tengah merupakan rumah bagi puluhan etnisitas dan suku agama. Sehingga tidak heran jika bangsa Arab merupakan suku mayoritas yang ada di kawasan Timur Tengah. Selain itu, diantaranya juga terdapat suku etnik Iran, Turkmen, Urdu, Kurdi, Yahudi, Azeri, Pasytun dan Berber.

Dari hal tersebut sudah terlihat, bahwa komposisi penduduk setiap negara di Timur Tengah sangatlah beragam. Negara Mesir misalnya, yang merupakan negara dengan populasi penduduk Arab Sunni terbanyak di Timur Tengah. Sedangkan Bahrain yang merupakan negara dengan populasi Sunni paling minoritas.

Timur Tengah juga tempat lahirnya nenek moyang dari berbagai agama. Geografis ini dimayoritaskan oleh penduduk Muslim. Akan tetapi Timur Tengah juga terdapat pemeluk agama Kristen, dan Yudaism, Yedisims, Zerdus, Nusairi, Namiri, dan bahkan Ensari. Mayoritas populasi Timur Tengah adalah suku Arab, suku Arab pun secara agama terpecah ke dalam dua golongan yaitu Sunni dan Syiah.

Oleh sebab itu nilai agama juga menjadi salah satu pemicu terjadinya konflik antar suku yang tak kunjung selesai hingga turun-temurun. Komposisi penduduk yang heterogen ini merupakan salah satu faktor konflik antara grup etnik dalam memperebutkan kekuasaan politik.

Ideologi Agama Yang Kental

Perbedaan nilai agama yang berbeda juga merupakan faktor konflik dalam kompetisi kekuasaan. Sehingga nilai demokrasi barat yang berakar pada sekularisme, kebebasan sangat sulit untuk direalisasikan, apalagi membawa demokrasi yang berbau liberal yang mengancam kekusaan otokratik atau kekuasaan keluarga.

Seperti contohnya keluarga Esad di Suriah yang merupakan penganut agama minoritas Nusairi. Memimpin penduduk yang 90% manyoritas Sunni. Sehingga menimbulkan pemerintahan yang otokratik dan memicu konflik antar suku etnik dan agama. Tidaklah heran ketika sebagian besar masyarakat Suriah menolak pemimpinnya sendiri karena menganggap penindasan dari keluarga yang beragama Nusairi terhadapat penduduk Sunni selama puluhan tahun.

Contoh lain dari perpecahan yang disebabkan oleh perbedaan suku agama dan etnis Irak, di mana partai politik menyimbolkan nilai agama dan merepresentasikan suku tertentu. Partai politik di Irak hanya dipenuhi oleh masyarakat Sunni atau Syiah. Sehingga melahirkan partai politik yang hanya dikomposisikan oleh suku Turkmen, Arab atau Kurdi.

Dari sini bisa disimpulkan bahwa komposisi penduduk yang sangat heterogen juga bervariasi, dapat memberikan peluang bagi setiap suku agama atau etnis di kawasan Timur Tengah untuk memiliki pandangan yang khas dan memiliki pendekatan berbeda terhadap aliran ideologi yang berasal dari barat.

Tri Febriandi Amrulloh, Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Alquran dan Tafsir UIN Sunan Kalijaga

 

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru