Harakatuna.com. Jakarta – Jakarta – Isu radikalisme di kampus kerap kali menyasar para mahasiswa. Sampai saat ini, masalah radikalisme di kampus masih menuai teka-teki bagi banyak orang.
Terkait hal tersebut, pakar teologi Department of Theology di University of Notre Dame, Mun’im Sirry membeberkan bahayanya radikalisme bagi mahasiswa. Dalam sesi webinar yang digelar Institut Teknologi Bandung (ITB), Mun’im menyebut masuknya radikalisme ke kampus adalah sebuah permasalahan.
Dalam memahami radikalisme di kampus, menurutnya perlu dipahami terlebih dahulu kerangka teoritis masalah tersebut. Semakin kuat kerangka teoritis, maka semakin mudah memahami seluk beluk radikalisme bisa menyasar mahasiswa.
Masalah radikalisme yang masuk kampus ini menurutnya perlu diperhatikan baik secara nasional maupun internasional. Ia mengatakan tugas mahasiswa adalah menjadi agen perubahan positif, bukanlah terlibat isu ini.
Selanjutnya, ia menggarisbawahi bahwa kampus seharusnya menjadi tempat mahasiswa mendapatkan pendidikan dan pemikiran yang rasional. Sehingga mahasiswa yang memiliki pemahaman radikal menurutnya sangat disayangkan.
Ia menyebut sudah banyak data yang menunjukkan tingkat dukungan dan mahasiswa dengan pemahaman radikal cukup tinggi. Survei dan penelitian pun telah menunjukkan bahwa dukungan terhadap ideologi radikal memiliki angka signifikan.