30.7 C
Jakarta

Halal Bihalal NU – MD, Tradisi Baik Perlu Dilestarikan

Artikel Trending

Halal Bihalal NU – MD, Tradisi Baik Perlu Dilestarikan
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Jepara – Halal bihalal Keluarga Besar Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah (MD) kabupaten Jepara tahun lalu gaungnya luar biasa sehingga ditiru oleh kabupaten-kabupaten yang lain. Alhasil kebiasaan sangat baik ini perlu dilestarikan.

Pernyataan itu disampaikan KH Fahrurozi, Ketua PD Muhammadiyah Jepara dalam Halal Bihalal Keluarga Besar NU – MD yang dipusatkan di Pendopo kabupaten Jepara, Sabtu (22/07/2017) pagi.

Apalagi NU dan MD merupakan pilar kekuatan NKRI. Kiai Fahrur ingat tatkala PDI Perjuangan yang diwakili Cahyo Kumolo datang ke kantor PP Muhammadiyah. Dalam paparannya Cahyo Kumolo menyebutkan bahwa NKRI mempunyai 4 pilar yakni TNI, Polisi, NU dan MD.

Dengan menyatu kata dia semakin akrab. “Tafahum, paham karakter masing-masing,” katanya.

Meski karakter beda namun ia menyatakan jangan sampai tidak ada kesamaan. “Dengan kebersamaan kita bertekad untuk memajukan Jepara karena Jepara bagian dari NKRI,” tegasnya.

Wakil Bupati Jepara, H. Dian Kristiandi menambahkan NU dan MD merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan dari Jepara. “Kegiatan seperti ini bisa dilakukan terus-menerus karena komitmen kebersamaan dan menjadikan Jepara kondusif,” tambah Dian mewakili Bupati Jepara, H. Ahmad Marzuqi.

KH Ubaidillah Noor Umar, Rais Syuriah PCNU Jepara dalam mauidhahnya senada dengan Kiai Fahrurrozi. Dalam pandangannya perbedaan yang ada di NU dan MD tidak perlu diributkan, tidak perlu diperuncingkan. “Tapi perlu kita mengertikan kepada masyarakat secara luas,” tandas Mbah Ubaid.

Sebab pengasuh pesantren Darul Ulum desa Bandungharjo kecamatan Donorojo kabupaten Jepara menandaskan PR yang mesti diselesaikan bukan perbedaan soal ubudiyah tetapi eksistensi NKRI yang sudah digerogoti aliran radikal.

“Jika kelompok radikal tidak dibasmi akan terjadi “perang saudara”,” seru Mbah Ubaid.

Kegiatan yang sudah dilaksanakan dua kali ini juga dihadiri oleh Forkompinda Jepara juga ribuan warga NU dan MD.

Sementara itu, Ketua PCNU Jepara, KH Hayatun Abdullah Hadziq mengingatkan jika pemimpin duduk dalam satu meja bukan hanya sekadar fisiknya saja tapi hatinya beda ia mengibaratkan permainan judi.

Fasadul umat, rusaknya rakyat, jelas Mbah Yatun ditentukan ulama dan umara. “Jika pejabat baik, rakyat juga baik,” jelasnya kepada ribuan warga NU dan MD. (sm)

 

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru