31.9 C
Jakarta

Generasi Muda Harus Bersatu Cegah Radikalisme di Masa Pemilu

Artikel Trending

AkhbarNasionalGenerasi Muda Harus Bersatu Cegah Radikalisme di Masa Pemilu
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Jakarta – Pemilihan Umum (Pemilu) telah dilaksanakan pada 14 Februari lalu. Dinamika politik dan panasnya persaingan pada pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) mengisi setiap sudut ruang publik, khususnya ruang digital. Pelaksanaan Pemilu damai menjadi tanggung jawab semua pihak, terutama generasi muda.

Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Worry Mambusy Manoby, mengatakan masyarakat selalu mengharapkan pelaksanaan Pemilu yang damai, aman, dan tertib. Pihaknya menyampaikan bahwa masyarakat menginginkan Pemilu tanpa diwarnai kekisruhan dan konflik politik berkepanjangan.

Menurut Worry, ketegangan dalam kontestasi politik, terutama pada Pilpres, jangan sampai dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, terutama kelompok-kelompok radikal.

“Saat Pemilu adalah periode yang penting untuk mewaspadai gerakan radikalisme yang dapat mengancam stabilitas politik dan nasional,” kata Worry pada Minggu (18/2).

Setiap waktu, ruang digital kita diisi ujaran kebencian dan hoaks. Maka dari itu, generasi muda, khususnya milenial dan Gen Z, yang hampir setiap saat mengakses media sosial harus tetap kritis agar tidak terpengaruh paham radikalisme.

Generasi muda harus bersatu bersama-sama mencegah penyebaran radikalisme di masa Pemilu ini. “Karena perbedaan pendapat yang berlebihan, perasaan tidak puas, apabila terus-menerus ditampilkan bisa menimbulkan intoleransi dan memicu tindakan radikalisme,” ucap Worry.

BACA JUGA  Pancasila dan Moderasi Beragama Dinilai Wujudkan Kerukunan

Di sisi lain, Worry juga berharap sejumlah pihak seperti Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI), Badan Intelijen Negara (BIN), dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) untuk terus meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi penyebaran ideologi radikal, terutama pada masa Pemilu seperti sekarang ini.

“Sejauh ini, TNI, POLRI, BIN, dan BNPT sudah melakukan berbagai langkah untuk memberikan rasa aman di tengah-tengah masyarakat dengan menekan penyebaran paham radikalisme. Ini perlu untuk terus dilakukan,” ujar Worry.

Sebelumnya, Kepala BNPT, Rycko Amelza Dahniel, menegaskan sasaran kelompok radikalisme adalah menjadikan generasi muda intoleran. “Yang disasar generasi muda. Yang dihancurkan pertama kali adalah sifat, sikap dan pandangan toleransinya. Lalu nantinya diajarkan kebencian, kekerasan, kekejian, dan kebiadaban, pakai bungkus agama,” kata dia dalam acara silaturahmi dengan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) dan Duta Damai Jawa Barat, di Bandung pada Jumat (2/2/2024).

Menurut Rycko, proses penyebaran ideologi ini menyasar pada keyakinan generasi muda dengan diperkuat oleh narasi-narasi perintah agama. “Ideologi ini membuat orang menjadi yakin bahwa apa yang dilakukan itu merupakan perintah agama,” ucapnya.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru