27.3 C
Jakarta

Densus 88 Bongkar Jaringan Teroris Lampung, PNIB Minta Masyarakat Siaga

Artikel Trending

AkhbarNasionalDensus 88 Bongkar Jaringan Teroris Lampung, PNIB Minta Masyarakat Siaga
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Jakarta – Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri baru-baru ini menangkap terduga teroris di Lampung, sekaligus membongkar jaringan terorisme kelompok Jamaah Islamiyah atau JI Zulkarnaen dan Upik Lawangan.

Dalam peristiwa itu sebanyak enam orang anggota JI ditangkap, dua di antaranya tewas. Kepala Biro Penerangan atau Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan mengatakan mereka merupakan target yang sudah lama diburu.

Keenam tersangka, PS alias JA, H alias NB, AM dan KI alias AS. Sedangkan dua tersangka yang meninggal dunia, NG alias BA alias SA dan ZK.

Ramadhan menyebutkan jumlahnya ada enam. “Dilakukan tindakan tegas dan terukur yang mengakibatkan dua tersangka tindak pidana terorisme meninggal dunia dan empat orang tersangka ditangkap,” ungkapnya, Kamis 13 April 2023.

Beberapa tahun belakangan Densus 88 Polri sigap menangkap terduga teroris di Lampung. Atas kinerja tersebut, Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB) mengapresiasi Densus 88 Polri.

Ketua Umum PNIB, AR Waluyo Wasis Nugroho di hadapan awak media menyampaikan terima kasih kepada Densus 88 Antiteror Polri. “Terima kasih Densus 88 yang telah mempertaruhkan nyawanya demi menjaga rakyat Indonesia dari ancaman teroris,” ujar AR Waluyo, pada Selasa 18 April 2023.

Pria yang akrab disapa Gus Wal itu mengajak seluruh rakyat Indonesia selalu mendoakan Densus 88 Antiteror Polri. “Sebagai warga negara yang mencintai negaranya, kita sudah sepatutnya mendoakan Densus 88 agar selamat dalam menjalankan misi mulia yakni mencegah dan menangkap teroris penganut paham radikalisme, Khilafah dan intoleransi,” ujarnya.

Di saat semua orang melakukan aktivitas sehari-hari dengan aman dan nyaman, para prajurit pilihan dari Densus 88 berjibaku melawan teroris untuk menjaga 270 juta rakyat Indonesia. Tujuannya hanya satu sebut Gus Wal, agar seluruh rakyat negeri ini selamat dari teror bom dan kehancuran lain yang lebih memilukan.

“Bayangkan apa jadinya jika para teroris itu tidak ditangkap Densus 88. Berapa banyak bom meledak, berapa banyak korban meninggal, berapa banyak korban luka berat, berapa banyak korban luka ringan maupun sedang?,” ujarnya.

BACA JUGA  Kepala BNPT Minta Waspada Perkembangan Ideologi Kekerasan di Bawah Permukaan

Selain itu, teroris juga bisa menghancurkan bangunan, kendaraan, rumah ibadah dengan bom. “Berapa banyak kerugian negara karena adanya teror bom yang berdampak pada terganggunya iklim investasi dan citra bangsa Indonesia di mata dunia,” ungkapnya.

Gus Wal dalam kesempatan yang sama juga mengimbau kepada para politisi maupun pengurus ormas agar tidak memberikan pernyataan-pernyataan yang kontraproduktif, terkesan membela para teroris.

“Teroris itu sangat kejam, mereka tak mengenal HAM tak mengenal perikemanusiaan, yang mereka tahu hanyalah tujuan mereka,” kata Gus Wal.

Gus Wal juga mengajak seluruh anak bangsa untuk mewaspadai kelompok sel-sel ISIS dan jaringan teroris Khilafah radikalisme Wahabi sedang bangkit di mana-mana. “Waspada ISIS dan kelompok teroris Khilafah radikalisme Wahabi sedang bangkit di mana-mana,” ujarnya.

Namun, Gus Wal menyebut dengan tegas Indonesia wajib bersyukur memiliki Densus 88 yang totalitas setiap saat, siang malam menjaga rakyat dan bangsa Indonesia dari ancaman terorisme.

PNIB merupakan salah satu Ormas nasional yang tak gentar menyuarakan penolakan terhadap HTI, FPI, NII dan kelompok-kelompok sealiran. Dengan kesadaran penuh cinta akan NKRI, PNIB tak lelah menentang segala perilaku intoleransi, Khilafah, radikalisme dan terorisme.

Memasuki tahun politik dan Pilpres 2024 juga menjadi perhatian PNIB yang menyoroti Anies Baswedan bapak politik identitas. “Anies Baswedan bukan pilihan buat NKRI, Anies juga simbol politik identitas yang sangat bertentangan dengan demokrasi,” kata Gus Wal.

PNIB sebut Gus Wal tidak bermain politik praktis apalagi politik identitas melainkan politik kebangsaan yang menyatukan Nusantara Sabang sampai Merauke.

“Apa yang kami lakukan hari ini menolak FPI, HTI, Khilafah, radikalisme, terorisme, intoleransi dan politik identitas semata-mata murni dari hati yang ikhlas membentengi NKRI Nusantara dari kehancuran karena ormas-ormas tersebut,” tegasnya.

Dia pun berpesan agar menjaga kampung halaman, jaga desa dari penyusupan HTI, Wahabi, FPI, NII, JI, dll yang memaksa kehendak melalui kedok sekolah dan kegiatan sosial.

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru