28.4 C
Jakarta
Array

Da’i Yang Sesat Dan Menyesatkan

Artikel Trending

Da'i Yang Sesat Dan Menyesatkan
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Islam adalah agama yang sempurna dan diturunkan  oleh Allah kepada nabi Muhammad saw untuk mengatur kehidupan. Namun, kesempurnaan ajaran Islam hanya merupakan ide dan angan-angan belaka.

Ajaran-ajaran Islam sangat perlu diajarkan melalui sarana berdakwah. Dengan dakwah, Islam dapat diketahui ,dihayati, dan diamalkan oleh manusia dari generasi ke generasi berikutnya.

Tugas dan fungsi dakwah harus ditunaikan dengan baik sehingga dakwah benar-benar berfungsi menyebarkan Islam kepada manusia, baik sebagai individu maupun masyarakat.

Oleh sebab itu, dakwah merupakan pekerjaan yang memerlukan kemampuan intelektual, konsentrasi dan dedikasi yang tinggi, dimana merupakan kewajiban yang harus dikerjakan dengan totalitas oleh setiap umat Islam, sehingga dakwah memiliki kekuatan yang efektif dalam masyarakat sebagai sarana penyampai etika dan prilaku sosial.

Etika dan prilaku sosaial dalam berdakwah yang mampu menumbuhkan sepirit keagamaan ternyata sudah diajarkan oleh pendahulu-pendahulu.

Seperti wali songo, dalam ajaran dan pengajarannya tentang Islam, para wali menggunakan pendekatan budaya dan tidak menekankan masyarakat harus faham dan mengerti dalil Alquran dan Hadis.  Sehingga dalam cara mendakwahkan ajaran Islam mudah ditrima oleh masyarakat.

Dakwah yang baik adalah dakwah yang memiliki etika sopan dan santun. Inilah ajaran dakwah yang benar dan telah diajarkan oleh para pendahulu-pendahulu kita.

Sayyid Quthub dalam buku yang dulis oleh Ilyas Ismail berjudul Paradigma Dakwah membagi tugas dan fungsi dakwah menjadi tiga macam yaitu pertama menyampaikan kebenaran Islam (Al–Tabligh wa al-bayam), kedua, melakukan pemberdayaan nilai-nilai Islam (Al amr bi al-ma’ruf) dan control sosial (Al Nahyi al-munkar), ketiga menumpas kejahatan melalui perang suci (Al jihad fi sabil Allah ).

Dalam perkembangannya, dakwa dalam Islam memfokuskan pada dakwah menggunakan lisan. Ini terbukti dengan adanya sebuah tayangan-tayangan acara di televisi, radio, dan media sosial.

Sehingga tidak sedikit orang yang mempunyai pandangan bahwa dakwah tidak cukup hanya sekedar lisan akan tetapi juga diimbangi dengan prakteknya.

Namun, akhir-akhir ini banyak sekelompok pendakwah yang tidak menyesuaikan dengan tempat dan prilaku seperti wahabi dan HTI ( Hizbut Tahrir Indonesia). Hizbut Tahrir Indonesia dan Wahabi, kelompok ini menggunakan sarana tabligh dalam mengajarkan ideologi yang bertentangan dengan Pancasila.

Menurut Sayyid Quthub, tabligh berarti menyampaikan dan menyeru manusia kepada kebenaran agama, terutama kebenaran aqidah tauhid.

Oleh karena itu, menurut Sayyid Quthub tabligh mempunyai dua kepentingan yaitu, pertama tabligh dilakukan untuk memberinformasi kepada manusia tentang adanya kebenaran dari Allah Swt, lalu mereka diharapkan menerima dan beriman kepada kebenaran yang dibawa para Nabi dan Rasul Allah agar mereka terbebas dari azab Allah.

Kedua tabligh dilakukan sebagai argumentasi (Hajjah) Allah atas manusia. Artinya, tabligh adalah kebenaran yang disampaikan oleh Allah swt kepada manusia melalui perantara nabi Muhammad saw.

Sayyid Quthub menegaskan bahwa tabligh harus tegas dan jelas mengandung makna dan hikmah diantaranya, perbuatan pelanggaran atau kesesatan (mad’u) yang selama ini tersembunyi atau disembunyikan akan terungkap.

Namun, realitanya saat ini berbeda. Tabligh yang konotasinya pada sebuah ajaran Islam dan menghargai perbedaan, saat ini ternyata digunakan oleh kelompok Islam yang justru tidak menghargai perbedaan bahkan mengkafir-kafirkan selain golongannya.

Pemaknaan tabligh akhir-akhir ini bukan hanya berarti dapat menyampaikan dengan lisan saja, tetapi lebih dari itu tabligh dapat bermakna menyampaikan dengan tulisan.

Hal ini lebih dipertegas lagi Sayyid Quthub bahwa didalam tabligh harus pula dilakukan keteladanan dan perbuatan nyata (Bi al-amal). Sehingga Islam sebagai sistem dalam hidup mudah dimengerti dan dipahami oleh masyrakat.

Dengan demikian tabligh bukan saja bersifat retorik semata, namun juga bersifat aplikatif dan implementatif dari kebenaran Islam.

Maka dengan prespektif tersebut, tentunya para penyeru kebenaran (Muballiqh) haruslah orang-orang yang mula-mula memperlihatkan kebenaran itu dalam dirinya sendiri, Bahkan menurut Sayyid Quthub tabligh harus pula dilakukan (dilanjutkan) dengan perang suci (Bi aljihad) bila mendapat hambatan dan gangguan yang menghalangi jalan dakwah.

Tugas dan fungsi dakwah menyampaikan ajaran Islam (tabliqh) tidak cukup hanya dalam bentuk lisan, tetapi harus dibarengi dengan keteladanan, perbuatan nyata, dan bersifat aplikatif implementatif.

Dakwah sebagai ikhtiar mewujudkan sistem Islam kedalam kehidupan manusia. Supaya bisa menjaga dan memelihara kehidupan masyarakat dari keburukan dan kejahatan. Kegiatan tabligh juga harus diimbangi dengan amar ma’ruf  dan nahi mungkar.

Namun tugas dan fungsi pendakwah adalah menyampaikan kebenaran informasi keislaman dan menjunjung tinggi tradisi di masing-masing daerah. Disatu sisi, pendakwah juga harus mengajak muslim untuk menghargai perbedaan bukan justru sebaliknya, mengajak muslim untuk tidak menghargai perbedaan.

[zombify_post]

Ahmad Khalwani, M.Hum
Ahmad Khalwani, M.Hum
Penikmat Kajian Keislaman

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru