Harakatuna.com. Jakarta – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Rycko Amelza Dahniel memberikan kuliah tujuh menit (kultum) pencegahan ideologi kekerasan radikal terorisme di Masjid Al-Istiqomah Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan.
Dalam kultum tersebut, Kepala BNPT memberikan strategi jitu dalam melawan ideologi kekerasan adalah dengan ilmu pengetahuan.
Strategi tersebut dilakukan dengan membangun public awareness, dengan wawasan kebangsaan dan dengan wawasan keagamaan.
“With gun we can kill terorist, but with education we can kill terrorism. Melawan pelaku-pelaku teror memang harus pakai senjata, tapi melawan ideologinya, pahami dengan ilmu pengetahuan,” kata Rycko, Selasa (16/1/2024).
Kepala BNPT juga mengingatkan, kepada seluruh jemaah yang hadir untuk tidak terpengaruh paham radikal terorisme yang mengajarkan ideologi kekerasan yang dibalut rasa kebencian, intoleransi dan tidak menerima perbedaan di tengah keberagaman bangsa Indonesia.
“Sedangkan ideologi ini bibit awalnya saja sudah tidak bisa menerima perbedaan, lantas berikutnya adalah memaksa bahwa diri dan kelompoknya itu paling benar. Sedangkan orang lain dan kelompok yang tidak sepaham yang tidak bisa mengikutinya dianggap sebagai lawan, berhadap-hadapan, harus dihancurkan, dikafirkan bahkan dihalalkan darahnya,” ungkapnya.
Parahnya, kata Rycko, terkadang para kelompok penyebar paham radikal terorisme ini sering menggunakan jubah dan atribut agama untuk membenarkan ajaran kekerasan mereka.
Padahal, tidak ada satupun agama di dunia ini yang mengajarkan kekerasan. “Tidak ada satu pun agama di dunia ini yang mengajarkan kekerasan, kebencian, mengolok-olok bahkan menghancurkan,” jelas Jenderal Polisi bintang 3 ini.