30 C
Jakarta
Array

Berakhlak Mulia Kepada Sesama Hingga Mengasihi Binatang

Artikel Trending

Berakhlak Mulia Kepada Sesama Hingga Mengasihi Binatang
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Rasulullah saw diutus oleh Allah swt dalam rangka menyempurnakan akhlak mulia. Demikian riwayat al-Baihaqi dari Abu Hurairah. Misi pengutusan Nabi Muhammad saw tersebut sangatlah tepat dan sesuai dengan kondisi sosial masyarakat Jahiliyah saat itu. Makna Jahiliyah yang tepat untuk menggambarkan kala itu bukanlah masa kebodohan intelektual. Melainkan masa kebodohan moral dan spiritual. Masyarakat Arab kala itu sangatlah cerdas, dibuktikan dengan banyaknya syair-syair indah yang bersastrakan tinggi. Namun dari segi moral dan spiritual mereka sangatlah dangkal sekali. Alih-alih memanusiakan manusia. Yang ada adalah memperlakukan manusia seperti binatang. Terlebih lagi terhadap perempuan yang mereka perlakukan layaknya barang dagangan. Dengan kedatangan Rasulullah saw kegelapan akhlak manusia saat itu mulai tersinari dengan cahaya akhlak mulia beliau saw. Sedikit demi sedikit fanatisme suku, kerakusan terhadap harta, ambisi kekuasaan, dan adu kekuatan dalam peperangan mulai hilang dikikis satu persatu. Hingga akhirnya moral mereka disempurnakan secara mulia.

Akhlak mulia yang menjadi ajarannya langsung dicontohkan sendiri oleh sang Rasul saw. Bagaimana cara memanusiakan manusia. Mulai menghormati orang yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda. Memuliakan tamu, tetangga, membela kaum yang lemah, wanita dan anak-anak hingga mengecam pertumpahan darah antar sesama hingga tercipta perdamaian dan hidup secara rukun.

Tuntunan mulia yang diajarkan sang Nabi saw tidak hanya bagaimana cara berakhlak kepada sesama manusia. Akan tetapi merambah kepada semua makhluk baik itu jin, tumbuhan dan binatang sekalipun. Bagaimana segolongan jin yang takjub dengan Al-Quran dan sang Nabi telah direkam dalam surah al-Jinn dan beberapa surah lainnya. Bagaimana Nabi Muhammad saw memperlakukan tanaman bisa kita lihat saat Rasulullah saw melarang para sahabat untuk menebang atau memotong pohon tanpa adanya keperluan. Bahkan orang yang menanam pohon digolongkan dalam orang yang bersedakah oleh beliau. Sebab hasil tanaman baik berupa buah atau yang lainnya dapat dimanfaatkan oleh orang lain dan juga binatang tertentu. Yang tidak kalah luar biasa adalah bagaimana Rasulullah saw memperlakukan binatang. Umumnya manusia memperlakukan binatang tanpa belas kasihan. Meskipun dalam Islam sejumlah binatang menjadi korban sembelihan baik untuk kurban, akikah, maupun untuk dikonsumsi dagingnya, Rasulullah saw sangat menekankan untuk memperlakukannya dengan manusiawi. Dengan tegas Nabi saw memerintahkan untuk menajamkan alat sembelih sebelum digunakan untuk menyembelih agar tidak menyakiti dan menyiksa binatang tersebut. Jangan sampai binatang merasa tersiksa sebab alat sembelih tidak tajam. Beliau menyarankan agar binatang yang akan disembelih diperlakukan senyaman mungkin. Diberi makan, minum dengan wajar. Itulah akhlak Rasulullah saw yang menjadi rahmat (kasih sayang) bagi seluruh alam semesta.

Rasulullah saw saja memperlakukan binatang secara manusiawi. Apakah kita masih enggan untuk memanusiakan manusia? Lalu kepada siapa lagi kita mencari teladan selain Nabi Muhammad saw ?  [Ali Fitriana]

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru