30.1 C
Jakarta

Babak Baru Terorisme di Indonesia

Artikel Trending

EditorialBabak Baru Terorisme di Indonesia
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Bulan Ramadan ini mengejutkkan. Hal yang tidak pernah kita kira, tapi benar-benar terjadi. Bahwa tiba-tiba Densus 88, menangkap empat warga negara Uzbekistan yang diduga menyebarkan propaganda terorisme lewat media sosial, pada Jumat (24/3) kemarin.

Keempat WNA asal Uzbekistan itu berinisial BA alias JF (32), OMM alias IM (28), BKA (40) dan MR (26). Dari hasil pemeriksaan, BA ini sempat pergi ke Turki dari Uzbekistan untuk melakukan propaganda terkait pemahaman radikal atau ekstremis dan jihad global.

Yang mengejutkan lagi, mereka bukanlah orang sembarangan. Menurut laporan Densus 88, mereka diduga terlibat dalam jaringan teroris internasional dan di Timur Tengah bernama ‘Katiba Tawhid Wal Jihad’.

‘Katiba Tawhid Wal Jihad’ adalah organisasi yang berafiliasi dengan Jabat an-Nusrah, organisasi sayap Al-Qaidah di Suriah. Dulunya, ‘Katiba Tawhid Wal Jihad’ bernama Jannat Oshiklari. Jejak rekam organisasi ini pernah menyerang kedutaan China di Bishkek (dulunya kota ini bernama Kirgizstan) pada tahun 2016.

Yang menarik, empat teroris (warga negara Uzbekistan) sudah memasuki Indonesia pada bulan Februari. Mereka melakukan perjalan dari  Uzbekistan, lalu Istanbul, dan transit di Abu Dhabi kemudian di Malaysia. Dari Malaysia itulah baru menuju dan sampai di Indonesia bulan 6 Februari.

Mengapa memilih Indonesia, bukan negara lain, misalnya Thailand atau Malaysia? Ternyata, bagi teroris Timur Tengah, Indonesia adalah negara yang mudah dimasuki. Di Indonesia, meraka seakan-akan mudah juga melakukan agenda yang telah mereka persiapkan.

Selain itu, adalah karena faktor masyarakatnya. Orang-orang Indonesia cenderung memiliki semangat yang berlebih terhadap agama. Oleh sebabnya, orang-orang Indonesia sangat begitu hormat kepada orang-orang muslim yang bernuansa atau yang berbusana Arab, atau kepada mereka yang lahir dari bangsa Arab. Seakan-akan orang yang dari Arab, adalah yang benar-benar muslim sesungguhnya.

BACA JUGA  Kelompok Rentan Harus Jadi Prioritas Utama dalam Pencegahan Terorisme

Dalam sejarah teroris, Indonesia adalah negara terbanyak yang bergabung dengan teroris atau yang berangkat jihad ke Afghanistan. Jadi sudah jelas bahwa negara Indonesia menjadi target yang sangat nyata untuk digarap teroris. Sebabnya, orang-orang Indonesia mudah dikelabuhi oleh bujuk rayu agama, atau atas nama jihad kepada agama Allah.

Terbukti, empat teroris (warga negara Uzbekistan) selama di Indonesia ini, sudah memainkan narasi-narasi tentang “menegakkan sistem Islam”. Dan anehnya, masyarakat Indonesia menyambut mereka dengan tenang dan hangat. Padahal yang mereka jalankan adalah agenda teroris Internasional: ngebom dan membinasakan manusia lainnya.

Cara mereka merekrut warga Indonesia tidak jauh beda dengan teroris yang lain. Mereka melakukan propaganda lewat media sosial dan pendakatan pribadi terhadap masyarakat. Bahkan salah satu di antara mereka telah menikahi salah satu warga yang ada di Bandung sana.

Cara-cara ini dipilih tidak lain untuk menarik simpati masyarakat sehingga dia juga mudah melakukan pergerakan, selain untuk mendapatkan tempat tinggal dan menyalurkan hasrat birahinya. Jadi menikahi gadis atau orang setempat menjadi strategi baru bagi para teroris.

Dengan fakta ini seharusnya pemerintah lebih ketat lagi dalam penjagaan terhadap warga asing yang bermigrasi ke Indonesia. Jangan sampai hal-hal seperti di atas terjadi kembali. Sudah cukup Indonesia merasakan teror dari terori(sme) dari bangsanya sendiri. Dan karena teror tidak mengenakkan, maka saatnya hari ini teror tersebut harus diakhiri sampai ke akar-akarnya.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru