26.8 C
Jakarta

Khilafah Tidak Rahmatan lil ‘Alamin

Artikel Trending

Milenial IslamKhilafah Tidak Rahmatan lil ‘Alamin
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Saya pernah menulis bahwa Islam politik dan khilafah bisa menghancurkan Indonesia. Saya menulis itu berdasarkan fakta dan data di lapangan. Sejak khilafah didengungkan di Indonesia lewat jalur politik Islam, Indonesia menjadi tidak beres, tidak adem, dan sering terjadinya pertentangan yang melibatkan umat Islam. Oleh sebab itu, khilafah adalah momok masalah dalam konteks kebangsaan dan kenegaraan ini.

Khilafah Sumber Masalah

Khilafah sumber masalah bangsa Indonesia bukan fitnah. Tapi itu bukti nyata yang kita rasakan dampaknya. Makanya, negara membubarkan organisasi-organisasi seperti HTI dan FPI yang memiliki agenda untuk menegakkan syariat Islam atau khilafah.

Arini Retnaningsih, dalam tulisannya di Muslimahnews.net (17 Maret 2023), menyebut bahwa saya dan orang-orang yang menolak khilafah berdasarkan kebencian dan fitnah sungguh tidak benar. Sebab, orang-orang yang menolak khilafah, memang tidak layak ada apalagi ingin dijadikan sebagai sistem di negara Indonesia yang sudah mapan-nyaman ini. Masak khilafah yang belum jelas, tidak memiliki konsep, tidak memiliki visi-misi yang jelas, ujug-ujug mau dijadikan sistem di Indonesia?

Arini Retnaningsih menulis, “Islam politis dianggap sebagai ancaman bagi ide kapitalisme-demokrasi. Ini karena Islam politis menghendaki penerapan syariat secara formal dalam institusi negara. Tidak heran jika ide ini dijadikan sebagai sasaran fitnah dan serangan sebagaimana dalam tulisan-tulisan yang tersebar di berbagai media yang khusus dibuat untuk meng-counter-nya.”

Faktanya memang khilafah yang bersandar pada aktivitas politik Islam jadi ancaman bagi Indonesia. Jika aktivis khilafah mengiming-imingi keamanan dan kenyamanan versi Taliban, dan itu dianggap sebagai representasi daripada negara bersistem syariah, maka sudah jelas Taliban gambaran dari sistem khilafah. Mengerikan bukan?

BACA JUGA  Overdosis Ajaran Radikal Manipulatif di Media Sosial

Taliban Contoh Khilafah?

Jadi, contoh aktivis khilafah adalah Taliban, di mana Taliban suka membunuh, mengeksploitasi perempuan, dan menjadikan warganya sandra mereka. Jadi khilafah bukan hanya menjadi momok yang menghancurkan tatanan sosial dan kenegaraan. Tapi khilafah juga menjadi jalan kejahatan yang mengatasnamakan agama. Ini krusialnya.

Sampai saat ini kita lihat, aktivis khilafah bermain-main dalam nash-nash untuk memancing orang tertarik dan masuk ke dalamnya. Seakan-akan, ada nash-nash yang mewajibkan keberadaan khilafah untuk menerapkan syariat. Padahal ini adalah kebohongan besar yang tetap dipertahankan oleh aktivis khilafah hingga sekarang.

Dari sini tidak salah bahwa khilafah membawa efek samping yang gila. Dari khilafah, merebak paham ekstremisme, terorisme, dan perbuatan terlarang lainnya. Mereka bermain-main dengan tafsir bahkan memperebutkan tafsir kebenaran di atas tafsir lainnya. Sungguh ini menjadi ancaman kemanusiaan nyata.

Membesikan Kebencian

Dari pesta perebutan tafsir kebenaran ini, umat beragama ibarat sekumpulan orang yang saling cakar mencakar di atas perahu bocor yang melaju menuju pulau harapan. Mereka bukannya mencari titik persamaan nasib, untuk bersegara bersama mencari bahan menutup kebocoran dan menjamin keselamatan pelayaran, malah sibuk mempertengkarkan klaim atas pulau harapan yang secara nyata belum pasti. Dan aktivis khilafah mengklaim bahwa dialah yang memiliki tafsir yang paling benar dan menjamin solusi kesalamatan. Padahal tidak.

Khilafah bukan mencari jalan untuk merajut persaudaran. Tapi membesikan permusuhan, bukan untuk mendekat tapi menjauh; bukan kovergensi tapi divergensi, bukan konsistensi tapi alienasi; bukan berbagi tapi negasi; bukan mengasihi tapi membenci.

Agus Wedi
Agus Wedi
Peminat Kajian Sosial dan Keislaman

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru