31.2 C
Jakarta

7 Rekomendasi Multaqa Nasional VII Alumni al-Azhar Indonesia

Artikel Trending

AkhbarNasional7 Rekomendasi Multaqa Nasional VII Alumni al-Azhar Indonesia
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Jakarta-Organisasi Alumni Al-Azhar Internasional (OIAA) cabang Indonesia menggelar Multaqa Nasional VII di Mataram, Nusa Tenggara Barat pada 18-20 Maret 2022. Forum pertemuan tingkat nasional itu dihadiri oleh sekitar 350 alumni Al-Azhar dari pelbagai daerah di Indonesia. Multaqa kali ini mengangkat tema “Mempromosikan Nilai-Nilai Wasathiyyah Islam untuk Mendorong Capaian Kinerja Pembangunan Berkelanjutan, Perspektif Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan”.

Multaqa Nasional VII alumni Al-Azhar Mesir ini mendiskusikan berbagai isu terkait tema dengan para pakar dari pelbagai bidang keilmuan dan menghasilkan tujuh rekomendasi. Mengutip banyak harian naional, berikut ketujuh butir rekomendasi sebagaimana yang dibacakan oleh Sekretaris jenderal OIAA cabang Indonesia, Dr. Muchlis M Hanafi.

Pertama: Alumni Al-Azhar menegaskan kembali komitmen bersama dalam meneguhkan wasathiyah Islam sebagai manhaj dan karakter ajaran Islam, dan mendukung program penguatan Moderasi Beragama yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020-2024, sebagai salah satu ikhtiar dalam menciptakan kehidupan beragama, berbangsa dan bernegara yang rukun, damai dan harmonis.

Kedua: Narasi wasathiyah Islam dan penguatan moderasi beragama tidak boleh hanya berkutat pada isu kekerasan atas nama agama, intoleransi dan ekstremisme beragama serta meluruskan kesalahpahaman terhadap teks-teks keagamaan yang mengakibatkan sikap ekstrem dalam beragama. Namun juga mencakup seluruh aspek kehidupan, antara lain dengan membangun sikap seimbang dan berkeadilan yang berorientasi pada kemaslahatan umum di seluruh sektor kehidupan; ekonomi, sosial, politik, budaya, pendidikan dan sebagainya.

Ketiga: Bumi dan seisinya, dengan segala sumber daya yang ada padanya adalah amanah dari Allah SWT (QS. Al-Ahzab: 72) yang harus dijaga dan dipelihara agar kebaikannya dapat dimanfaatkan oleh seluruh umat manusia, bahkan oleh makhluk lainnya (binatang dan tumbuh-tumbuhan), secara berkelanjutan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Manusia memiliki tanggungjawab memastikan terjadinya keseimbangan ekosistem dan keadilan sosial sehingga pembangunan untuk kesejahteraan dan kemaslahatan umat manusia dapat berkelanjutan.

Keempat: Sistem dan praktik ekonomi yang memperlebar jurang kesenjangan antara kaya dan miskin, dan eksploitasi atau pemanfaatan sumber daya yang tidak memperhatikan daya dukung keberlanjutan ekosistem pembangunan sangat bertentangan dengan wasathiyah Islam, karena menunjukkan tindak perilaku ekstrem dalam mengekploitasi lingkungan.

BACA JUGA  Cendekiawan Muda Muhammadiyah Sebut Kelompok Ekstremis Incar Anak Muda

Kelima: Untuk memastikan pembangunan berkelanjutan, para alumni Al-Azhar juga diharapkan dapat berkontribusi dalam penyediaan lapangan kerja dan jenis usaha baru, serta penyusunan road map (peta jalan) Indonesia dalam bentuk intervensi kebijakan yang bisa memastikan terwujudnya kesejahteraan umat.

Keenam: Dalam menyikapi melambungnya harga bahan kebutuhan pokok akibat praktik ekonomi yang tidak memperhatikan aspek kemaslahatan umum dan bertentangan dengan wasathiyah Islam, para alumni Al-Azhar meminta kepada pemerintah menjamin ketersediaan pangan, terutama bahan-bahan kebutuhan pokok, dan menindak tegas para pelaku praktik ekonomi yang memonopoli dengan cara menimbun barang dan menjualnya dengan harga tinggi.

Ketujuh: Multaqa Nasional VII alumni al-Azhar mendukung penuh pemerintah dalam menyukseskan presidensi Indonesia dalam forum G20, dan berharap para pemangku kepentingan dapat memastikan terwujudnya prinsip keseimbangan, keadilan, kemaslahatan dan keberlanjutan dalam program-program pembangunan.

Rangkaian acara Multaqa Nasional diawali dengan jamuan makan malam di Hotel Lombok Raya, Jumat (18/3), dan dihadiri oleh Ketua OIAA Indonesia Tuan Guru Muhammad Zainul Majdi dan Gubernur NTB Zulkiflimansyah.

Kemudian dilanjutkan dengan berbagai sesi seminar pada Sabtu (19/3). Tokoh-tokoh yang diundang untuk menjadi narasumber antara lain TGB Dr. M. Zainul Majdi (Wakil Komisaris Utama Bank Syariah Indonesia), Prof. Dr. Ibrahim al-Hud Hud (Mantan Rektor Universitas Al Azhar Mesir), Erick Thohir (Menteri BUMN), H. Hery Gunardi (Dirut Bank Syariah Indonesia),Prof. Irwan Trinugroho (Pakar Bidang Green Economics dari UNS), Dr. Yuli Yasin (Badan Wakaf Indonesia), dan Prof. Dr. H. Masnun Tahir (Rektor Universitas Islam Negeri Mataram).

Dilanjutkan pertemuan dan diskusi antar peserta Multaqa pada hari terakhir Ahad (20/3) dan di antaranya menghasilkan tujuh rekomendasi di atas.

 

 

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru