29.3 C
Jakarta
Array

Madrasah Nabi Yusuf (1)

Artikel Trending

Madrasah Nabi Yusuf (1)
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Madrasah berarti tempat belajar dan dididik. Jika pada zaman sekarang tempat belajar yang familiar adalah sekolah. Sebenarnya, tempat belajar itu tidak sekolah saja. Karena, sejak lahir manusia sudah diperintahkan untuk belajar.

Pada umumnya pendidikan pertama manusia ada pada orang tuanya pada masa berikutnya ia akan terdidik zamannya.

Ibnu Khaldun berkata “Barang siapa tidak terdidik orang tuanya, maka akan terdidik oleh zaman, maksudnya barangsiapa tidak memperoleh tata karma yang dibutuhkan sehubung pergaulan bersama orang tua mereka, yang mencakup guru-guru dan para sesepuh, dan tidak mempelajari hal itu dari mereka, maka ia akan mempelajari dengan bantuan alam, dari peristiwa-peristiwa yang terjadi sepanjang zaman, zaman akan mengajarkannya”.

Begitu juga kisah orang-orang sebelum kita. Dari kecil tidak tahu apa-apa karena gejolak zaman yang tak terkira menjadikannya seorang yang ternama, entah karena terkenal ataupun tercemar.

Seorang Nabi yang kisahnya dikenangkan Allah dalam Qur’an Surah Yusuf pernah mengalami kondisi tak terkira, berbagai tipudaya pada zamanya mendidiknya menjadi orang luar biasa. Yang tadinya tak punya apa-apa menjadi penguasa yang kaya raya. Tentu ini semua karena kehendak Allah Subhanahu wa’ta’ala. Perhatikan ayat dibawah ini dan simak kisahnya.

Yusuf berkata, “Wahai Rabbku! Penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka. jika aku tidak Engkau hindarkan dari tipu daya mereka, niscaya aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentu aku termasuk orang yang bodoh” Yusuf (12) : 33

Adalah perkataan Nabi Yusuf Alayhi Salam yang tergoreskan dalam Al Qur’an. Yusuf muda yang masih perjaka dipenjara bukan karena tindak kriminal atau kejahatan, akan tetapi karena menolak ajakan mesum Zulaikha Imraatul Aziz atau permaisuri tuannya. Zulaikha memaksa dan mengancam memasukan ke penjara.

Pengadilan kerajaan terlaksana, saksi ahli keluarga mengatakan apabila pakaian Yusuf robek bagian depan, maka Yusuf bersalah. Namun, jika bagian belakang, maka wanita itu yang salah. Fakta membuktikan pakaian belakang Yusuflah yang sobek. Akan tetapi, apalah arti kebenaran di hadapan pemegang kekuasaan yang kurang kuat iman. Singkat cerita Yusuf dipenjara.

Menurut Ibnu Taimiyah penolakan Yusuf terhadap ajaka Imraatul Aziz merupakan momentum kebangkitan dan kesuksesan. Kesabaran Yusuf untuk menolak kemauan Zulaikha lebih sempurna daripada kesabaran saat dibuang saudaranya ke dalam sumur. Sebab, kesabaranya untuk menjauhi maksiat adalah pilihan.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru