26.3 C
Jakarta

Waspada Rayuan ISIS! Waspada Khilafahisme!

Artikel Trending

KhazanahPerspektifWaspada Rayuan ISIS! Waspada Khilafahisme!
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Gerakan dan propaganda Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) semakin merajalela hingga ke seluruh penjuru dunia. Negara yang memproklamirkan dirinya sebagai negara khilafah ini terus mendapat tambahan pendukung dan simpatisan dari masyarakat.

Sekilas fenomena ini tidak mengejutkan mengingat doktrin, misi dan janji yang ditawarkan oleh ISIS begitu menggiurkan. Hal ini tentu sangat mengkhawatirkan, sehingga perlu upaya untuk menyadarkan masyarakat supaya tidak ikut terjerumus.

Misi dan Propaganda ISIS

Beberapa misi yang digoreng oleh kelompok ekstrimis ini adalah ingin membentuk negara khilafah, menyatukan umat Islam dalam satu bendera khilafah, yakni satu pemimpin muslim dan memaksa seluruh muslim di dunia percaya pada khalifah mereka, Abu Bakar Al-Baghdady. Pasalnya, doktrin ini mereka tanamkan disertai dengan tindak kekerasan. Bahkan memerangi sesama muslim sendiri untuk ikut bergabung dengan mereka.

Mereka menciptakan kelompok-kelompok kecil yang pada akhirnya bertindak ekstrim dan radikal yang memberontak pemerintahan dan berusaha menghancurkan ideologi negara. Konflik dan kekerasan terjadi berlarut-larut di negara timur tengah. Atas tindakannya ini, muncul Islamphobia yang menyebar di negara-negara lain terutama di Barat.

Kelompok yang mengaku dirinya sebagai Islam yang sesungguhnya ini, pada faktanya jauh dari kata Islam itu sendiri. Sebagaimana yang kita tahu, Islam datang dengan membawa rahmat dan kedamaian bagi seluruh umat. Islam mengajarkan kedamaian, keadilan dan kelembutan. Berbeda dengan apa yang ditampilkan oleh ISIS. Hal ini disampaikan oleh pengakuan para eks-ISIS yang beberkan kejahatan dan tipuan yang dilakukan oleh kelompok yang mendakwakan diri sebagai Islam ini.

Berbagai pengakuan eks mantan simpatisan dan anggota ISIS tersebut menerangkan bahwa mayoritas tergiur oleh janji-janji surga dan janji kehidupan yang lebih baik. Salah satu isu yang dibawa oleh kelompok ini adalah isu kesejahteraan sosial. Propaganda ISIS dibentuk di website dan media, dikemas dengan apik sehingga menarik minat banyak masyarakat untuk ikut bergabung.

Betapa praktik-praktik dan peristiwa konkrit yang terjadi sangat bertentangan dengan ideologi Islam yang digembar-gemborkannya. Jika ditelisik, para eks simpatisan tersebut tertarik bukan murni sebab kedalaman Iman yang dianut (fanatic religius), akan tetapi terdesak oleh faktor sosial ekonomi dimana ISIS selalu mengambil kesempatan dalam menebarkan isu-isu kesejahteraan dan menjanjikan kehidupan sosial ekonomi yang lebih baik.

Meskipun sebagian ada yang bergabung sebab setuju dengan paham jihad dan khilafah yang diusung oleh ISIS. Kebanyakan pemuda-pemuda pesantren yang telah lama belajar mengenai Islam dan jihad.

Kebusukan ISIS

Febri Ramdhani, seorang eks simpatisan ISIS, yang berjuang selama 300 hari di Suriah. Febri menyusul ibunya dan kakak saudaranya yang pergi ke Suriah dan bergabung dengan kelompok ISIS. Febri menceritakan mulanya ibunya dan kakaknya itu tiba-tiba pergi dari rumah.

BACA JUGA  Mengonstruksi Ruang Digital yang Steril dari Ekstremisme-Terorisme

Febri akhirnya berhasil melacaknya ketika menemukan website biro wisata ke Turki dan promosi pemerintah ISIS. Tak berselang lama, Febri menyusul keduanya ke Suriah dengan menjual rumah dan seluruh isinya. Setelah melewati medan dan proses yang sulit, Febri akhirnya bertemu dengan keluarganya. Alih-alih senang, keluarganya malah marah ketika Febri menyusulnya sebab keluarganya merasa tertipu dengan janji ISIS.

Alasan ibu dan kakaknya rela berangkat ke ISIS karena melihat website mereka yang menjanjikan kehidupan surgawi sebagai jalan keluar masalah yang mereka hadapi. Janji-janji ISIS yaitu negara mereka yang terstruktur baik, religius, segala fasilitas kesehatan dan berobat yang gratis, dan sebagainya.

Ibu Febri yang saat itu sedang kesusahan merasa tergiur sebab disana dia bisa berobat gratis dan bisa hidup lebih baik. Tetapi faktanya setelah ibunya pergi kesana, semua sangat berbeda dengan apa yang ditulis dalam website tersebut. Kondisi yang memprihatinkan, lingkungan yang dekat dengan area militer dan pertempuran, sangat jauh dari kondisi layak.

Kebanyakan orang ikut bergabung dengan ISIS karena tertipu janji-janji manis ISIS terutama soal kesejahteraan sosial. Misalnya pengobatan gratis bagi orang sakit. Faktanya mereka tidak mendapatkan apa yang dijanjikan. Perkampungan kumuh, tidak layak dan jauh dari kata religius yang mereka gaungkan. Pembunuhan dan pembantaian yang lumrah terjadi sampai para wanita yang menjadi budak seks.

Hal ini dibongkar oleh eks-simpatisan ISIS, Nurshadrina Khaira Dhania yang ditanyai bolak-balik status nya untuk dinikahi oleh tentara ISIS. Dhania sempat berfikir apakah jihad bagi mereka hanyalah menikah saja. Sehingga Dhania menyimpulkan wanita hanya dijadikan pabrik anak. Itulah mengapa banyak orang yang ingin kembali ke Tanah air dan keluar dari ISIS sebab berbeda dengan klaim dirinya selama ini yang dianggap kaum jihadis.

Sungguh hal ini adalah suatu yang ironis. Perlunya seseorang untuk memahami Islam dengan benar. Sehingga tidak termakan oleh tipu daya dan rayuan ISIS. Seseorang juga perlu memahami Islam dengan baik dan berimbang. Sebab seseorang yang terlalu fanatik dan salah dalam memahami agama, akan terperosok dalam garis Islam yang keras, ekstrim dan berlebihan. Sehingga dengan gampangnya memerangi agama lain, bahkan sesama muslim.

Sekali lagi, Islam tidak pernah menebarkan kebencian dan kekerasan, maka suatu kelompok yang mengatasnamakan Islam tetapi melakukan hal tersebut hanyalah kelompok kecil ekstrimis yang salah dalam memahami agama Islam. Kita sebagai umat Islam harus mencontohkan dan menampilkan wajah Islam yang sejuk, toleran dan damai. Dengan demikian, kita dapat hidup di Tanah Air ini dengan sejahtera dalam berbagai bingkai keberagaman.

Muthoharoh
Muthoharoh
Mahasiswi Programm Studi Ilmu al-Qur'an dan Tafsir STAI Al-Anwar Sarang

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru