27.3 C
Jakarta
Array

Siapa Sebenarnya Setan Itu?

Artikel Trending

Siapa Sebenarnya Setan Itu?
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Sebutan setan sudah tak asing lagi kita dengar. Sejak kecil pun kita Seringkali ditakut-takuti dengan makhluk itu. Bahkan, beberapa acara TV selalu menyuguhkan tayangan makhluk yang menyeramkan. Simak saja, acara Dunia Lain atau Uji Nyali (Trans-TV), Gentayangan atau Uka-Uka, Ih Serem (TPl), Pemburu Hantu (Lativi). Namun, acara tersebut hanya menampilkan sosok setan sebagai makhluk yang menakutkan, padahal tidak hanya itu, setan dapat menjerumuskan manusia ke jurang neraka.

Lalu bagaimana upaya setan untuk menggiring manusia ke lembah kemaksiatan?

Konon, ketika sang Adam telah rampung diciptakan, Tuhan meniupkan ruh ke tubuhnya. Setelah itu, Tuhan menyuruh para malaikat untuk bersujud kepadanya. Dengan serentak, para malaikat berbaris dan bersujud kepadanya, tinggal makhluk bernama Iblis yang enggan menuruti titah Tuhan.

Setan tetap berdiri tegap sambil berkacak pinggang di barisan para malaikat yang sedang bersujud. Dadanya membusung, matanya nanar, tingkahnya begitu sombong seolah menantang seruan Tuhan. Melihat sikap Iblis yang sok angkuh ini, Tuhan menegur, “Hai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada makhluk yang telah aku ciptakan dengan kedua tanganku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu merasa termasuk orang-orang yang lebih tinggi?“

Dengan suara menyindir dan sikapnya yang congkak, Iblis berkata, “Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia (Adam) Engkau ciptakan dari tanah”. Dasar makhluk sombong, sudah tidak mau bersujud, setan masih berani membantah.

Rupanya Tuhan begitu murka dengan gelagat Iblis. Tuhan lalu berfirman, “Maka keluarlah kamu dari surga; sesungguhnya kamu adalah orang yang terkutuk dan kutukan-Ku kepadamu akan abadi sampai hari pembalasan. ”

Akhirnya, Iblis menyerah, ia tidak bisa berbuat apa-apa kecuali harus menerima kenyataan sebagai makhluk terkutuk sampai akhir Zaman. Namun sebelum keluar dari surga, Iblis masih sempat Mengajukan satu permintaan pada Tuhan. “Ya Tuhanku, tangguhkan aku sampai hari kebangkitan“ pintanya lirih. Lalu Tuhan mengabulkan Dermintaannya.

Permintaan itu tidak lain untuk membalas rasa dendam kepada Adam dan keturunannya. Iblis bahkan sampai bersumpah di hadapan Tuhan, ‘Demi kekuasaan-Mu, aku akan menyesatkan anak cucu Adam semuanya.” Sumpah itu ditulis oleh Iblis di altar keabadiannya (Baca Surat Shad ayat 72-82)

lblis tak main-main dengan janjinya. Dengan menyuruh keturunannya dari bangsa setan, ia mengibarkan bendera permusuhan dengan anak cucu Adam. la terus mengintip dan mengintai di segala penjuru untuk mencelakakan anak cucu Adam. Bahkan, Adam sendiri telah menjadi korban kejahatannya, hingga Adam dan Hawa terusir dari surga.

Dengan berbekal akal cerdik dan performanya yang sedemikian liat dan licin dan juga ditopang dengan kelihaiannya merayu, ia terus menjelajah di muka bumi untuk menjerumuskan manusia ke jurang neraka. Bukan hanya menyusuri tempat bermaksiat seperti club night, pasar, lokalisasi dll. tetapi juga menerobos gedung-gedung, masjid, mushalla dan tempat ibadah lainnya.

Perjuangan tersebut rupanya menuai kesuksesan. Kita bisa menyaksikan dengan mata kepala kita. Betapa banyak prilaku bejat manusia yang diinspirasi oleh setan. Lihat, pembunuhan, pencurian, pemerkosaan, pergaulan bebas anak remaja, korupsi yang dilakukan pemimpin bangsa, rakus harta seperti dilakukan wakil-wakil kita dan bermacam kemungkaran lainnya. Semuanya adalah prilaku setan yang amat menjijikkan.

Melihat geliat setan yang sangat membahayakan itu, ada beberapa pertanyaan yang terbesit di benak kita. Siapakah makhluk setan itu? Bagaimana caranya setan menggoda manusia? Lalu apa yang harus kita lakukan untuk membentengi diri dari godaan setan?

Siapakah Setan itu?

Setan merupakan anak Iblis dari perkawinannya dengan jin pengikutnya. Sedang lblis adalah keturunan dari nenek moyang jin yang bernama jan. Setan adalah sejenis jin yang memiliki karakter jelek. [Fakhru ar-Razi, 89:I]

Sementara Iblis itu sendiri menurut Jumhur (Ibnu Abbas, Ibnu Mas’ud, lbnu Juraih, lbnu Musayyab, Qatadah) termasuk malaikat. Ia bernama ‘Azazil. Ia termasuk golongan malaikat yang mulia. Menurut satu keterangan, ia beribadah kepada Allah selama 80.000 tahun. Lalu karena dia melanggar perintah Allah, ia dilaknat dan dikutuk menjadi setan.

Ibnu Zaid, al-Hasan dan Qatadah berpendapat, Iblis termasuk bapaknya jin bukan malaikat. Kalau dalam bahasa Arab, Ia bernama alf Haris. Iblis termasuk jin bukan malaikat. Ini berdasarkan surat al Kahfi ayat 50. al-Tsa’labi berkata, Iblis merupakan kepala malaikat langit dunia yang memiliki kekuasaan di dunia dan langit. Abi Shalih menambah, ia dicipta dari api ‘izzah.

Dengan demikian, untuk menentukan siapakah sebenarnya makhluk iblis itu masih terjadi pertentangan pendapat di kalangan ulama’. Namun untuk makhluk bernama setan, ulama sepakat bahwa setan termasuk bangsa jin. Ia adalah keturunan Iblis yang diperintah untuk membujuk manusia kejalan sesat.

Namun begitu, setan tidak selalu identik dengan makhluk halus yang mengerikan. Setan juga bisa menjadi simbol dari segala macam perbuatan jelek, kehancuran, kesombongan dan durhaka kepada Allah. Lebih jelasnya, Jamaluddin Abu al-Fadl menegaskan bahwa setiap keangkuhan dan kesombongan yang diekspresikan jin, manusia dan binatang itu adalah setan. [Lisan al-Arab, 289-290:Xlll,’ Tabshit al-Aqaid Islamiyah, 125]

Dengan demikian, setan di samping berbentuk makhluk halus sebagai wujud aslinya, setan juga bisa berwujud manusia sebagai simbol prilakunya yang mirip setan. Hal itu juga dapat kita lihat pada surat an Nas yang menerangkan bahwa, setan ada dua macam yaitu berupa jin dan manusia. Dan hal itu juga dipertegas dengan pertanyaan Abi Dzar kepada seorang laki-laki,” Apakah kamu minta perlindungan kepada Allah dari godaan setan manusia” [al-Kasysyaf, 303:IV]

Namun kalau kita banding, kejahatan setan yang berwujud manusia memang luar biasa. Manusia setan itu dengan gelora nafsunya secara terang-terangan mengajak manusia ke lorong kemaksiatan. Malik Bin Dinar berkata, “Bagiku setan manusia lebih berbahaya ketimbang setan jin. Ketika aku memohon perlindungan kepada Allah, yang pergi adalah setan jin sementara setan manusia tetap datang dan mendorongku pada kemaksiatan. [al-Qurthubi, 641VII] Bagaimana Setan Menggoda Manusia?

Pada surat Shad ayat 85, dengan bengis Setan berjanji, Sesungguhnya Aku pasti akan memenuhi neraka Jahanam dengan jenis kamu dan dengan orang-orang yang mengikuti kamu diantara mereka kesemuanya.

Setan sangat konsisten dengan janjinya, ia terus mencari akal untuk menggoda manusia. Dalam al-Quran surat an-Nas ayat 05, Allah berfirman:

 

Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia.

Ayat tersebut menjelaskan bahwa, setan menyerang manusia melalui hati. la akan terus mengintai untuk memasuki ruang hati manusia. Sebab, hati manusia bagaikan bangunan yang memiliki banyak pintu dan setan akan menerobos pintu tersebut dari segala penjuru.

Ada beberapa senjata yang digunakan setan untuk menaklukkan hati manusia. Pertama, secara dzahir, yaitu melalui kemaksiatan yang dialami oleh pancaindra yang lima, Kedua, secara bathin, melalui khayalan, syahwat (makan atau farji), marah, dan perbuatan-perbuatan manusia yang memang berasal dari tabiatnya. Jika kedua senjata telah dioperasikan, kebanyakan manusia akan terlena dan mengikuti bujuk rayu setan.

al-Ghazali menambahkan bahwa, senjata yang paling ampuh adalah khatir, yaitu sesuatu yang terlintas di pikiran atau ingatan manusia yang sebelumnya tak pernah terlintas di benak manusia. Khatir merupakan sesuatu yang baru muncul karena ada yang mempengaruhinya. [Ihya’ Ulami al-Din, 29-301lll]

Khatir itu ada enam macam: (1) al-nafs, yang menggerakkan syahwat dan mengajak untuk mengikuti hawa nafsu (2) syaithan, yang mendorong untuk melakukan kekafiran, syirik, mengadu, kurang yakin dengan janji Allah, menolong kemaksiatan, menunda-nunda taubat, dan apa saja yang menyebabkan kerusakan dunia akhirat. Dua khatir ini lah yang sering digunakan senjata setan (3) dan (4) ar-ruh dan al-malak mengajak kepada kebenaran dan taat kepada Allah dan apa saja yang menyelamatkan manusia di dunia dan akhirat (5) al-’aql, kadang-kadang mengajak pada sesuatu yang dikehendaki setan dan nafsu, terkadang juga mengajak pada kebenaran

(6) al-yakin. Ini adalah ruh iman dan sumber iilmu yang datang langsung dari Allah. [al-Ghunyah, 204:|] Berarti yang menjadi bidikan utama setan adalah hati manusia, karena hati merupakan titik sentral. Dari hati ini, ia terus menjelajah ke otak, telinga, tangan dan kaki melalui jaringan sistem syaraf dengan memanfaatkan aliran deras darah di tubuh kita. Sehingga seluruh tubuh manusia akan mabuk kepayang dalam kemaksiatan.

Bagaimana Cara Memerangi Setan?

Sebelum kita mempersiapkan diri untuk melakukan perlawanan terhadap serangan dan godaan setan, terlebih dahulu kita harus memantapkan dalam hati bahwa, setan benar-benar musuh besar kita. Dengan begitu, kita akan lebih siap untuk membuat benteng-benteng pertahanan agar tidak diserang setan dan dalam setiap saat kita akan terus waSpada dari tipu daya setan.

Ada dua cara yang dapat kita lakukan untuk menghadapi setan: (1) bersifat dzahir, melalui ritual bacaan-bacaan tertentu seperti, membaca al-Quran, ayat kursi, al-ta’awwudz, tahallul (Lailahaillallah) atau melalui perbuatan terpuji seperti tawakal, wara’ (menjaga diri dari haram dan syubhat), zuhud dan meninggalkan kesenangan duniawi (2) bersifat bathin, melalui hati dan iman dengan selalu berzikir kepada Allah dan taat melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya [alGhunya, 200 dan 208:l]

Dengan demikian, kalau kita telah melaksanakan kedua cara tersebut, setan tak akan berani mendekati apalagi menggoda kita. Hal itu diucapkan sendiri oleh setan sebagaimana terdapat dalam al-Quran Shad ayat 82-83:

“Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya. kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka”.

‘Ala kulli hal, yang harus dijaga ketat adalah hati kita. Jangan Sampai hati kita menjadi istana megah tempat persinggahan setan. Sehingga dengan mudah kita akan terperosok ke dalam ranjauranjaunya. Camkan baik-baik pada diri kita bahwa, setan adalah musuh kita. Kemudian kerahkan seluruh kemampuan untuk melawan terangannya. Dan selanjutnya, kita tinggal merenung, apakah kita telah ‘nenjadi sang penakluk setan atau penyembah dan pengagung setan atau justru menjadi kawan sejati setan yang berati kita juga termasuk keluarga besar setan. Falyataammal.

Sumber : Fiqih Progresif

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru