28.2 C
Jakarta

Munarman; Idola Baru yang Banyak Dibahas

Artikel Trending

KhazanahTelaahMunarman; Idola Baru yang Banyak Dibahas
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Nama Munarman seperti sedang naik daun dengan banyaknya judul berita yang tersebar di media. Hampir semua media, memberitakan tentang Munarman. Jika menulis Munarman melalui pencarian di Google, banyak sekali fakta-fakta yang bisa dibaca tentang mantan pimpinan FPI tersebut. Ia seperti menjadi idola baru yang terus diusut kehidupannya.

Sebenarnya dibandingkan dengan hari ini, pasca ditangkap, nama Munarman terus menjadi sorotan. Di Twitter, sejak penangkapan yang dilakukan pada 27/04/21, nama Munarman menjadi trending. Semakin banyak yang membicarakan, semakin terkenal seseorang (begitu kiranya logika media sosial). Hal itulah yang terjadi pada Munarman.

Munarman memang idola. Alasan kekaguman, sering tampil di media, salah satu bagian dari pimpinan FPI, menjadi alasan saksi yang bernama AS mengapa memilih Munarman menjadi pemateri dalam acara pembaiatan anggota ISIS di Makassar, Sulawesi Selatan, dan Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara pada 24-25 Januari dan 5 April 2015, yang berkedok seminar itu. Alasan di atas disampaikan oleh AS pada sidang lanjutan kasus dugaan terorisme terhadap Munarman pada 26/01/21.

Jika dilihat lebih jauh, penangkapan tersebut bukan berjalan sangat mulus. Sebab ada beberapa pihak yang mempertanyakan alasan mengapa Munarman ditangkap. Wakil Ketua Komisi III DPR Desmond J. Mahesa, salah satunya.

Menurutnya, jika melihat sepak terjang Munarman di LBH di Jakarta, tidak mungkin seorang Munarman terlibat dalam aksi terorisme. Desmond tahu betul bagaimana perjuangan Munarman untuk FPI. Menurutnya, ia dianggap teroris apabila masih mengibarkan bendera FPI dan melakukan kegiatan-kegiatan yang sudah jelas dilarang pemerintah.

Alasan itu direspons cukup logis oleh Boy Rafli Amar, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme bahwa, penangkapan Munarman dilakukan karena sosok pribadinya yang diduga terlibat dalam aksi terorisme bukan karena dia elite FPI. Jadi tidak benar, jika ada asumsi liar yang menyatakan bahwa Munarman ditangkap karena pimpinan FPI.

Meskipun demikian, keterkaitan antara Munarman dengan FPI sangat kuat. Ditambah lagi, kegiatan pembaiatan terhadap ISIS yang melibatkan Munarman sebagai pemateri, diselenggarakan oleh organisasi FPI di tingkat daerah.

Terjerat kasus dugaan terorisme

Kesaksian AS seperti menjadi titik terang atas penangkapan Munarman. Melalui kesaksian itu pula, banyak sekali bukti-bukti yang mendukung atas keterlibatan Munarman dengan ISIS. Mulai dari hadirnya Munarman dalam pembaiatan ISIS hingga pelaku bom bunuh diri di Filipina yang merupakan anggota ISIS.

BACA JUGA  Pemuda: Sasaran Indoktrinasi Khilafah oleh Aktivis HTI

Atas kasus tersebut, Munarman didakwa melanggar Pasal 14 Juncto Pasal 7, Pasal 15 juncto Pasal 7 serta atas Pasal 13 huruf C Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 1 Tahun 2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme yang telah ditetapkan menjadi UU Nomor 15 Tahun 2003 tentang Perppu Nomor 1 Tahun 2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme menjadi UU juncto UU Nomor 5 Tahun 2018 tentang perubahan atas UU 15 Tahun 2003 tentang penetapan Perppu Nomor 1 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Terorisme.

Semua bukti menjawab kegelisahan publik

Barangkali sejak awal penangkapan Munarman yang terkesan brutal dan tidak manusiawi, menyebabkan empati masyarakat berpihak kepada Munarman. Dalam sebuah video penangkapan Munarman beberapa waktu silam, publik dibuat tercengang dan bertanya-tanya, mengapa Munarman ditangkap? Kenapa tiba-tiba aksi terorisme menjerat dirinya? Ada apa FPI dengan kasus terorisme? Dan segelintir kegelisahan lainnya.

Namun, setelah berjalannya waktu, semua bukti sudah jelas bahwa, Munarman harus ditangkap dan harus diadili jika bukti tersebut benar! Itu yang harus dilakukan oleh pihak berwajib.

Berdasarkan bukti itu juga, kegelisahan publik mulai terjawab. Tanpa memedulikan pembelaan yang dilakukan oleh pihak Munarman, sejauh ini publik bisa menilai bagaimana keterlibatan Munarman dengan dukungannya terhadap ISIS, organisasi militan ekstremis yang menjadi wabah bagi negara yang ada di seluruh dunia.

Selain Munarman, FPI sudah tidak bisa menyangkal akan keterlibatan anggotanya terhadap ISIS serta pelbagai aksi terorisme yang sudah dilakukan. Ditambah lagi, temuan 2021 dengan banyaknya  364 teroris, 16 diantaranya terafiliasi FPI. Bagaimana dengan mantan anggota FPI di pelbagai daerah? Apakah mereka juga banyak terafiliasi teroris? Bagaimana dengan para pengikut FPI di masa depan?

Sepertinya, kita hanya bisa menunggu kebijakan pemerintah ketika semua bukti sudah cukup untuk menunjukkan kesalahan serta hukuman yang harus diterima. Wallahu a’lam

Muallifah
Muallifah
Aktivis perempuan. Bisa disapa melalui Instagram @muallifah_ifa

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru