Harakatuna.com. Jakarta- Detasemen Khusus 88 Anti Teror Kepolisian Indonesia menangkap seorang pria asal Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat (Sumbar) berinisial REP alias Abu Yusuf yang diduga terlibat aksi terorisme jaringan jamaah Ansharut Daulah. Beberapa kasus penangkapan terduga teroris di Momentum Lebaran hampir hampir semuanya merupakan jaringan Ansharut Daulah.
Kepala Bidang Humas Polda Sumatera Barat, Komisaris Besar Polisi Stefanus Setianto mengatakan penangkapan REP dilakukan di Solo, Jawa Tengah. REP merupakan warga Lima Kaum Tanah Datar, Sumatera Barat. Stefanus menuturkan polisi menggeledah rumah REP di Tanah Datar, sekitar pukul 17.45 WIB hingga 19.00 WIB pada Kamis (21/5) lalu. “Dari rumah pelaku ditemukan beberapa barang bukti berupa buku jihad dan dan lainnya,” ujar Stefanus seperti dilansir Antara, Minggu (24/5) pagi.
Penggeledahan yang dilakukan polisi setelah REP lebih dulu diamankan pada Kamis, pukul 12.55 WIB. Sebelumnya, penggeledahan terjadi di lantai atas kamar indekos REP di Solo, Jawa Tengah. Namun, kamar tersebut kosong. “Saat ini pelaku diperiksa di Markas Komando Brimob Polda Jawa Tengah,” terang Stefanus.
Setelah sepekan menghilang, remaja jebolan Sekolah Dasar (SD) di Batam berinisial F ini tahu-tahu sudah diringkus oleh petugas Densus 88 lantaran diduga teroris. Pasalnya REP merupakan anggota jarignan Asharut Daulah yang menebarkan teror di momentum lebaran.
Penangkapan itu berlangsung di Sagulung, Batam, Kepulauan Riau, Rabu (20/5/2020). Hal itu dibenarkan oleh Kabid Humas Polda Kepri, Kombes Pol Harry Goldenhardt. “Iya benar, Densus 88 ada melakukan penangkapan. Mereka mengamankan pelaku diduga jaringan terorisme,” ujar Kombes Harry Goldenhardt, Minggu (24/5/2020).
Namun, Harry belum bisa merinci terkait penangkapan tersebut. “Untuk data rincinya, kita belum tahu ya. Karena itu kinerja dari Densus 88. Jadi sifatnya kami hanya sebatas membenarkan adanya aktivitas Densus terkait penangkapan,” jelas Harry.
Momentum Lebaran Disesaki Kausus Teror dari JAD
Remaja berusia 16 tahun tersebut diduga terlibat jaringan terorisme Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Tasikmalaya. Ketua RT 03, Adet pun membenarkan afanya penggerebekan tersebut. Menurutnya dua hari terakhir rumah yang dihuni warganya itu sering didatangi petugas. Namun, ia enggan berkomentar banyak.
Hal yang sama dikatakan tetangga F yang enggan disebutkan namanya. “Saya pun kaget juga, dari kemarin malam rumahnya sering didatangi petugas, bahkan sampai tengah malam. Waktu itu sampai jam 02:00 WIB dini hari,” ujarnya.
Tidak hanya kemarin, pasca malam itu rumah yang dihuni tetangganya itu juga sering didatangi orang. “Saya pun enggak tau, iya cuek saja lah. Namun rasa penasaran ada sih, tapi mau gimana belum kenal juga mau nanya,” kata dia.
Dikatakannya, F baru dua bulan tinggal di wilayahnya, sehingga warga setempat belum terlalu kenal. “Pagi mereka sudah berangkat kerja, pulang sore. Jadi manalah sempat kenal,” ujarnya. Tidak hanya dia, bahkan tetangga dua rumah dari lokasi penggrebekan juga mengaku hal yang sama.
Dari informasi yang dihimpun Tribun, saat ini remaja yang dibawa Densus 88 ke Mapolda Kepri sedang menjalani pemeriksaan aparat. Kerap mealawan orang tua Penangkapan F tersebut praktis membuat kaget orang tuanya. Ibu dari remaja laki-laki tersebut mengakui, sikap anaknya memang berubah sejak beberapa tahun terakhir.
Kepada TribunBatam.id, sikapnya itu bahkan tidak dapat dipahami oleh kedua orang tuanya.