32.1 C
Jakarta

Mewaspadai Radikalisme dan Mewujudkan Pilkada Berintegritas

Artikel Trending

Milenial IslamMewaspadai Radikalisme dan Mewujudkan Pilkada Berintegritas
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Hari yang dinanti-nanti akhirnya tiba. Masyarakat akan menunaikan hak pilih pada Pilkada Serentak 2024. Kontestasi ini diikuti 1.553 pasangan calon kepala daerah-wakil kepala daerah di 37 provinsi, 415 kabupaten, dan 93 kota. Seluruh elemen masyarakat diharapkan dapat memanfaatkan hak suaranya untuk memilih pemimpin yang memiliki visi-misi berpihak kepada masyarakat.

Pesta demokrasi ini sedang berlangsung. Namun banyak kekhawatiran yang terjadi di masyarakat. Salah satunya adanya ancaman dari tindakan radikalisme. Ini sebabnya kenapa masyarakat harus waspada. Semua pihak menyarankan untuk ekstra hati-hati karena pilkada rentan dicederai oleh tindakan onar dan radikal.

Menjaga Bersama

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) meminta Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) di berbagai tempat untuk melakukan langkah pencegahan dini terhadap potensi penyebaran paham radikalisme dan terorisme (Jawapos, 26 November 2024). Ini artinya BNPT sendiri melihat bahwa radikalisme menjadi ancaman nyata dalam konstelasi Pilkada 2024.

Secara nyata, kontestasi politik sering kali memicu konflik di lapangan. Konflik inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh kelompok radikal. Karena itulah meredam konflik bertambah besar menjadi tanggung jawab semua pihak. Bukan hanya dari pihak penyelenggara Pilkada dan Kepolisian, tetapi juga aktifnya masyarakat sangat membantu.

Pilkada hanya mekanisme demokrasi. Tapi lebih dari itu Pilkada juga menjadi sumber pelajaran untuk belajar arti penting persatuan dan kesatuan. Pilkada bisa menjadi momentum untuk mewujudkan nilai-nilai kebangsaan, membentuk masyarakat yang toleran, dan memberi pelajaran perihal tanggung jawab, dan bagaimana menjadi manusia yang berintegritas.

Partasipasi dalam Pilkada penting. Karena itulah gunakanlah hak pilih dengan bijak tanpa menjelekkan pilihan orang lain. Semua pilihan akan kembali kepada diri sendiri dan hanya bisa diserahkan kepada Tuhan.

Namun terhadap radikalisme yang kemudian memanfaatkan ketegangan politik harus kita atasi bersama. Tiap lima tahunan, kelompok radikal biasanya memecah-belah masyarakat dengan sentimen politik, sehingga masyarakat panas dan kemudian saling berperang. Mereka biasa menunggangi isu-isu politik agar masyarakat berseteru satu sama lain. Untuk itu penting kesadaran terhadap pencegahan dini konflik Pilkada.

BACA JUGA  Mengapa Membicarakan Ancaman Radikalisme dan Kontra-Radikal Itu Penting?

Berkolaborasi dan Berintegritas

Bagaimana caranya? Salah satunya kerja sama dan kolaborasi semua pihak dalam upaya mencegah penyebaran paham radikalisme dan aksi terorisme dalam Pilkada ini. Kerja sama antar semua elemen masyarakat sangat diperlukan dalam menjaga keamanan dan ketertiban, khususnya dalam menghadapi tantangan dari kelompok radikal.

Sampai hari ini saya masih percaya, bahwa masyarakatlah garda terdepan yang bisa diharapkan dalam memberantas konflik Pilkada dan kaitannya dengan radikalisme. Jika masyarakat aktif terlibat dalam mengawasi dan melaporkan potensi indikasi paham radikalisme, maka masalah dapat dicegah sebelum berkembang menjadi ancaman yang lebih serius. Inilah mengapa keterlibatan masyarakat begitu penting untuk mewujudkan ketenteraman bersama. Bila masyarakat aktif, sungguh luar biasanya bermanfaat kepada publik luas.

Keberpihakan masyarakat dan negara menjadi alat efektif untuk meredam potensi konflik dalam Pilkada. Kombinasi semangat masyarakat dan negara mencerminkan semangat menjadi warga Indonesia yang menginginkan stabilitas sosial dan kehidupan yang nyaman dan damai. Bagi saya, keikutsertaan warga negara dalam mewujudkan hidup harmonis adalah aset, bukan panggung cari muka, apalagi dibilang ancaman.

Justru, yang menjadi persoalan ialah tindakan-tindakan yang merusak demokrasi dengan model memainkan politik identitas hingga penggunaan kampanye hitam yang justru berpotensi merusak jalannya Pilkada. Selain itu, ketidaknetralan aparatur sipil negara (ASN) adalah hal penting yang harus jadi titik fokus. Mengapa? Ini juga lebih berbahaya dari kelompok radikal, karena ia secara terang-terangan menyalahi aturan yang telah disepakati bersama.

Dalam Pilkada ini, mari wujudkan Pilkada yang aman, damai, tertib, kondusif, dan berintegritas. Selamat memilih.

Agus Wedi
Agus Wedi
Peminat Kajian Sosial dan Keislaman

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru