30 C
Jakarta
Array

Mengenal Hadis Musalsal

Artikel Trending

Mengenal Hadis Musalsal
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Jika dirunut secara kebahasaan musalsal berarti bersambungnya sesuatu dengan sesuatu yang lain. Kata tersebut masih satu akar dengan silsilah, yang merupakan sudah menjadi bahasa baku di Indonesia dengan makna asal usul suatu keluarga. Sebab asal-usul suatu keluarga pastilah menyambung dari satu nama ke nama lainnya.

Sebuah hadis dinamakan hadis musalsal tatkala ada salah satu sisi yang bersambung. Secara istilah hadis musalsal adalah suatu hadis yang bersambung cara meriwayatkannya dari satu perawi ke perawinya, sama dari segi cara, keadaan, maupun sifatnya.

Hadis musalsal terbagi menjadi tiga, yaitu:

  1. Keadaan perawi dalam ucapan seperti hadis Nabi saw kepada Muadz bin Jabal, Wahai Muadz aku mencintaimu. Bacalah setelah shalat; Allâhumma Aʻinnî ʻalâ dzikrika wa syukrika

Siapapun yang meriwayatkan hadis musalsal bi al-mahabbah tersebut pasti akan mengucapkan hal yang sama yakni; Wahai Fulan (nama orang menerima riwayat) aku mencintaimu.

  1. Keadaan perawi dalam tindakan seperti hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Nabi saw memegang tanganku (dengan memasukkan jari-jemarinya ke sela-sela jemariku) sambil bersabda, Allah menciptakan bumi pada hari Sabtu…

Setiap perawi yang meriwayatkan hadis musyâbakah tersebut harus memegang tangan orang yang menerima riwayat barulah menyebutkan isi teks hadis tersebut.

  1. Cara dan sifat meriwayatkan seperti hadis yang menyebutkan saya telah mendengar. Atau berkaitan tentang waktu seperti hadis yang diriwayatkan saat hari raya. Berkaitan tentang tempat seperti hadis yang menyebutkan mudahnya terkabul doa di Multazam dll.

Hadis musalsal berfungsi untuk menambah ke-dhabth-an para perawinya. Hadis musalsal tidak banyak. Ada sejumlah hadis musalsal yang cara musalsalnya dhaif. Namun redaksi (matn) hadis yang ada kualitas riwayatnya masih terbilang sahih.

Salah satu karya yang khusus menghimpun tentang hadis-hadis musalsal antara lain:

  • Al-Musalsalât al-Kubrâ ditulis oleh al-Suyuthi. Kitab ini mencakup 85 hadis musalsal.
  • Al-Manâhil al-Silsilah fî al-Ahâdîts al-Musalsalh karya Muhammd Abdul Baqi al-Ayubi yang mencakup 212 hadis musalsal.
  • Al-ʻUjâlah fî al-Ahâdîts al-Musalsalah ditulis oleh ulama Indonesia yang lama tinggal di tanah suci, Yasin bin Isa asal kota Padang.
Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru