32.9 C
Jakarta

Lebih dari 300 Ribu Warga Sipil Tewas dalam Perang Suriah

Artikel Trending

AkhbarInternasionalLebih dari 300 Ribu Warga Sipil Tewas dalam Perang Suriah
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. New York-Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) mengatakan 10 tahun pertama konflik Suriah, yang dimulai pada 2011, telah menewaskan lebih dari 300.000 warga sipil. Data itu adalah perkiraan resmi tertinggi hingga saat ini tentang kematian warga sipil terkait konflik di negara itu.

Konflik dimulai dengan pemberontakan damai antipemerintah yang pecah pada Maret 2011 di berbagai bagian Suriah, menuntut reformasi demokrasi. Konflik yang juga menyusul protes Arab Spring di Mesir, Tunisia, Yaman, Libya dan Bahrain yang menyingkirkan beberapa pemimpin Arab yang telah berkuasa selama beberapa dekade. Namun, konflik itu dengan cepat berubah menjadi perang saudara besar-besaran yang menewaskan ratusan ribu dan menghancurkan sebagian besar negara.

Laporan yang diterbitkan oleh Kantor Hak Asasi Manusia PBB mengikuti apa yang dikatakannya sebagai penilaian yang ketat dan analisis statistik dari data yang tersedia tentang korban sipil.  Menurut laporan itu, 306.887 warga sipil diperkirakan tewas di Suriah antara 1 Maret 2011 dan 31 Maret 2021 karena konflik tersebut.

Angka-angka yang dikeluarkan oleh PBB tidak termasuk tentara dan pemberontak yang tewas dalam konflik, jumlah mereka diyakini mencapai puluhan ribu. Jumlah tersebut juga tidak termasuk orang yang dibunuh dan dikuburkan oleh keluarga mereka tanpa memberitahu pihak berwenang.

“Ini adalah orang-orang yang terbunuh sebagai akibat langsung dari operasi perang. Ini tidak termasuk lebih banyak lagi warga sipil yang meninggal karena hilangnya akses ke perawatan kesehatan, makanan, air bersih dan hak asasi manusia lainnya,” kata Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Michelle Bachelet dilansir dari The New Arab, Selasa (28/6/2022).

BACA JUGA  Israel Tolak Usulan Semua Negara Arab untuk Akhiri Krisis Gaza

Laporan tersebut, yang dimandatkan oleh Dewan Hak Asasi Manusia PBB, mengutip 143.350 kematian warga sipil yang didokumentasikan secara individual oleh berbagai sumber dengan informasi terperinci, termasuk setidaknya nama lengkap, tanggal, dan lokasi kematian mereka.

Data juga diambil dari teknik estimasi statistik digunakan untuk menghubungkan titik-titik di mana ada elemen informasi yang hilang. Dengan menggunakan teknik ini, 163.537 kematian warga sipil diperkirakan telah terjadi.

“Angka korban terkait konflik dalam laporan ini bukan sekadar kumpulan angka abstrak, tetapi mewakili individu manusia,” kata Bachelet.

Dia menambahkan bahwa pekerjaan organisasi masyarakat sipil dan PBB dalam memantau dan mendokumentasikan kematian terkait konflik adalah kunci dalam membantu keluarga dan masyarakat menegakkan kebenaran, mencari akuntabilitas dan mengejar pemulihan yang efektif.

Perkiraan 306.887 berarti bahwa rata-rata, setiap hari, selama 10 tahun terakhir, 83 warga sipil menderita kematian akibat kekerasan akibat konflik, kata laporan itu.  Itu didasarkan pada delapan sumber informasi termasuk Pusat Studi Hak Asasi Manusia Damaskus, Pusat Statistik dan Penelitian-Suriah, Jaringan Hak Asasi Manusia Suriah, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia dan Pusat Dokumentasi Pelanggaran.

 

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru