32.1 C
Jakarta

Islah Bahrawi Sebut Az-Zaytun Bertaqiyah, Pura-Pura Pancasilais

Artikel Trending

AkhbarDaerahIslah Bahrawi Sebut Az-Zaytun Bertaqiyah, Pura-Pura Pancasilais
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Blitar – Tenaga Ahli Pencegahan Radikalisme Mabes Polri Islah Bahrawi mendesak agar pemerintah segera membubarkan Pondok Pesantren Az-Zaytun yang belakangan semakin kontroversial.

Menurut dia, Az-Zaytun adalah alliran politik radikal yang pernah terlibat dalam gerakan Negara Islam Indonesia (NII), namun sekarang bertaqiyah atau berpura-pura Pancasilais.

“Ini (Az-Zaaytun) aliran politik. Az-Zaytun ini pernah dipakai oleh Orde Baru untuk mengimbangi berbagai bandul-bandul politik yang terjadi. Makanya, yang melindungi mereka ini adalah jenderal-jenderal dan para politisi warisan Orde Baru. Ini yang menjadi penguat mereka,” kata pria asal Bangkalan Madura itu lantang saat menjadi penceramah dalam acara “Ngaji Kebangsaan” yang digelar MWC NU Kecamatan Wonodadi Blitar Jawa Timur.

Kini rekaman atau video ceramah Islah Bahrawi itu beredar luas.

Menurut dia, surat izin Az-Zaytun di Kemenag juga sudah hampir habis. “Kita semua mendesak agar Kemenag jangan memperpanjang (izin Az-Zaytun). Gak bener itu,” tegas Islah Bahrawi yang pernah lama belajar di Amerika Serikat.

BACA JUGA  Tim Dai Polri dan Pendeta Lakukan Operasi Madago Raya Cegah Radikalisme

Namun hingga kini Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang selama ini selalu berteriak lantang tentang radikalisme belum berkomentar.

“Mereka (Az-Zaytun) ini pernah tergabung dalam Negara Islam Indonesia (NII). Yang ingin mengkhianatai Pancasila. Tapi sekarang mereka bertaqiyah, pura-pura pancasilais. Kadang-kadang mereka pura-pura NU, kadang-kadang mendadak Muhammadiyah. Mereka bertaqiyah semua,” kata Islah Bahwari.

Menurut Islah, Az-Zaytun banyak menyerobot tanah milih rakyat atas nama pondok pesantren.

“Kasus tanah banyak, juga terbukti,” katanya.

Bahkan, tegas Islah, nanti akan ada mantan pengurus Az-Zaytun yang akan bersaksi. “Bagaimana ada beberapa ibu-ibu yang melaporkan kiainya karena dia sering dilecehekan secara seksual,” katanya sembari mengatakan bahwa seminggu mendatang masalah tersebut akan muncul di TV.

Ia berharap pemerintah segera bertindak. “Negara harus hadir. Yang begini-begini, kelompok radikal ini, harus ada kehadiran negara, ” katanya.

Ia mengaku sangat mendukung, jika pemerintah membubarkan Az-Zaytun. Tapi sayangnya, tegas dia, negara sering terlambat.

“Ini yang saya sayangkan, kadang-kadang negara terlambat hadir,” katanya.

Ahmad Fairozi
Ahmad Fairozihttps://www.penasantri.id/
Mahasiswa UNUSIA Jakarta, Alumni PP. Annuqayah daerah Lubangsa

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru