31 C
Jakarta

HTI Pasca Pembubaran: Identitasnya Semakin Kuat, Gerakannya Sistematis

Artikel Trending

KhazanahTelaahHTI Pasca Pembubaran: Identitasnya Semakin Kuat, Gerakannya Sistematis
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Mengapa sepertinya senang sekali membahas kelompok HTI yang jelas-jelas sudah dibubarkann oleh pemerintah? Jika ada orang yang berdalih demikian, maka pastikan ia bukanlah termasuk bagian dari kelompok HTI itu sendiri. Keberadaan kelompok ini memang sangat meresahkan, eksistensinya diberbagai ruang kehidupan sudah sangat jelas.

Lihatlah kelompok HTI dari jajaran ustaz selebgram yang semakin eksis menjadi publik figur, dengan menggaet berbagai selebriti yang hijrah, kemudian dengan banyaknya fans, secara otomatis memperkuat eksitensinya sebagai seorang muslim yang kaffah, berusaha menyucikan diri dari dosa. Lihatlah bagaimana media-media HT dalam websitenya menampilkan tulisan-tulisan tentang khilafah secara massif.

Baik di instagram, facebook, whatsapp, gerakannya sangat massif dalam memproklamirkan ideologi khilafah yang harus ditegakkan di Indonesia. Di ruang pendidikan semakin tampak nyata dengan kehadiran kelompok ini yang menjelma sebagai LDK, mengambil peran di masjid-masjid, membumikan khilafah melalui kegiatan-kegiatan Islami, dan membuat rasa ketertarikan mahasiswa sangat besar.

Tidak berhenti ditatanan mahasiswa, peran strategis di kampus banyak dari kalangan HTI. Para guru besar yang terlacak bagian dari kelompok HTI begitu meresahkan, sebab mereka memproduksi keilmuan yang dikonsumsi oleh orang banyak.

Pemikirannya sangat bertentangan dengan pancasila. Wawasan kebangsaannya sangat rendah, barangkali kelompok ini yang semestinya didepak dari KPK karena memiliki wawasan kebangsaan sangat rendah, bahkan non sense, dan perlu dipupuk kecintaannya terhadap NKRI.

Lambat laun, pemikiran semacam ini semakin berafiliasi pada keyakinan bahwa semua hal yang terjadi di dunia ini, segala permasalahan hidup khususnya yang berkaitan dengan pemerintahan, hanya bisa diselesaikan dengan ajaran Islam. Ini final, dan harus ditegakkan!

Kelompok ini memiliki privilese tersendiri dalam dakwahnya, yakni hijrah tanpa menyakiti yang lain. Berbeda halnya dengan para teroris yang mendakwahkan Islam dengan amat kasar, terkesan seperti preman, kelompok ini banyak ditolak oleh masyarakat. Sehingga yang terjadi adalah, masyarakat kebanyakan lebih menyukai kelompok HT yang secara lembut menjawab seluruh persoalan hidup dengan Islami.

Pemikiran semacam yang menjadi keistimewaan kelompok HTI dalam mempromosikan ideologi khilafah. Mereka yang berada digarda terdepan mempromosikan khilafah adalah orang yang apik, cakap secara lisan, narator mahir, dan provokator ulung.

BACA JUGA  Politik Identitas dan Politik Dinasti: Dua Isu Besar dalam Pemilu 2024

HTI pasca pembubaran

Inayah Rohmaniyah, dalam tulisannya yang berjudul “The Perpetuation of Identity and Symbolic Resistance Hizbut Tahrir Indonesia After The Official Disbandment of 2017” menjelaskan secara gamblang bahwa, pasca pembubarannya pada tahun 2017, awal mula gerakannya secara terang-terangan.

Berbagai seminar diadakan, bahkan bekerja dengan instansi pemerintahan, seperti perpustakaan, dinas pendidikan hingga, segala aktifitasnya secara nyata bisa dinikmati oleh publik.

Setelah pembubaran, strateginyapun berubah. Identitas kelompok tidak bisa dilihat hanya dari luar, misal dari pakaian. Bisa saja, orang-orang yang tidak berpakaian cingkrang, jenggot, dan kriteria lainnya, tidak menutup kemungkinan, ia adalah bagian dari kelompok khilafah itu sendiri.

Khilafah sebagai perlawanan sekulerisme dan kapitalisme

Setiap anggota HTI berkeyakinan berlandaskan pada surah Al-An’am (57). Mereka sangat yakin bahwa khilafah islamiyah akan menjamin kemakmuran, kesejahteraan bangsa Indonesia dan bisa menggantikan praktik sekulerisme dan kapitalisme yang terjadi di Indonesia.

Pancasila dalam keyakinan kelompok HTI, adalah tidak sejalan dengan ketentuan Islam, mengabaikan ajaran Islam. Inilah titik awal kehancuran negara Indonesia yang sampai saat ini selalu menemukan permasalahan dalam perjalannya.

Seluruh ideologi kapitalisme, materialisme, hingga sekulerisme yang melebur dalam pelaksanaan tatanegara Indonesia menjadi penyebab kemunduran negara Indonesia. karena itulah, ini ejawantah dari penyebab sistem khilafah belum ditegakkan.

Strategi yang digencarkan adalah tidak lain mengumpulkan umat Islam untuk memiliki kesadaran yang sama bahwa penegakan khilafah Islamiyah perlu dukungan umat Islam. Dengan penjaminan kemakmuran dan kesejahteraan, menjadi salah satu penyebab mengapa kelompok ini menarik minat umat Islam.

Tidak hanya itu, masyarakat yang memiliki kekecewaan terhadap pemerintah, tentu akan memilih kelompok ini sebagai sandaran, memiliki tempat untuk menyingkirkan pemerintah, dan bersatu menegakkan khilafah Islamiyah.

Upaya menulis kelompok khilafah adalah upaya kecil yang bisa dilakukan secara massif untuk menumbuhkan kesadaran kepada kita, bahwa keberadaan kelompok ini adalah musuh yang sangat nyata. Pasca pembubarannya, gerakan yang dilakukan tidak diketahui oleh publik, seperti belut, sangat licin, sulit dideteksi. Menjadi wajib untuk kita berangus bersama. Wallahu a’lam

Muallifah
Muallifah
Aktivis perempuan. Bisa disapa melalui Instagram @muallifah_ifa

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru