26.8 C
Jakarta
Array

Hari Selasa dan Meninggalnya Kiai Maemun Zubair

Artikel Trending

Hari Selasa dan Meninggalnya Kiai Maemun Zubair
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Pada hari selasa, 6 agustus 2019, umat Islam di seluruh dunia pada umumnya dan Indonesia pada khususnya berduka atas meninggalnya sosok kiai karismatik yang ilmunya sangat mendalam yaitu Kiai Maemun Zubair atau yang sering dipanggil Mbah Moen.

Mbah Moen adalah sosok kiai yang sederhana, dan merupakan pengasuh pondok pesantren Al-Anwar, Sarang, Rembang. Beliau merupakan sosok kiai kharismatik yang sangat dihormati di Indonesia. Beliau juga termasuk ulama yang sangat mengistimewakan hari selasa.

Hari selasa menurut Mbah Moen adalah hari meninggalnya para ulama dan kekasih Allah. Sehingga beliau selalu berharap untuk bisa meninggal di hari tersebut. Ayah Kiai Maemun, Kiai Zubaer Dahlan juga dikabarkan meninggal pada hari selasa.

Hari selasa adalah hari setelah hari senin. Sedangkan senin sendiri adalah hari meninggalnya Nabi Muhammad. Pada hari selasa selepas mahrib dan subuh acara ngaji di pondok pesantren Al-Anwar, Pondok yang diasuh Kiai Maemun diliburkan unuk diganti dengan acara membaca surat yasin bersama. Hal ini dilakukan untuk mengenang para kekasih Allah yang umumnya meninggal pada hari selasa.

Berkat doa dan keistiqomahan Kiai Maemun dalam beribadah akhirnya Allah mengabulkan doa dan harapan Kiai Maemun untuk meninggal di hari selasa. Menurut penuturan menantu Kiai Maemun, Kiai Zuhrul Anam bahwa Kiai Maemun selalu mengharapkan untuk bisa wafat di hari tersebut, ditempat yang sangat istimewa yaitu Makah Al-Mukaramoh dan meninggal saat menjalankan ibadah haji.

Harapan dan keinginan Kiai Maemum dikabulkan Allah SWT. Wafatnya Kiai Maemun pada hari selasa tidak hanya menjadi duka untuk umat manusia tetapi juga duka untuk alam semesta, seperti yang sering diungkapkan wafatnya seorang alim adalah matinya alam semesta.

Hujan Mengiringi Wafatnya Kiai Maemun

Wafatnya Mbah Moen juga disambut dengan hujan yang mengguyur kota Makah Al-Mukaromah. Hal ini menunjukan keberkahan. Yaitu dengan turunnya hujan sekali duka yaitu dengan menangisnya alam semesta mengiringi kepergian ulama karismatik asal Rembang, Jawa Tengah ini.

Umat Islam boleh berduka atas wafatnya ulama karismatik tersebut. Namun upaya untuk meneladani uswah harus tetap berlanjut. Selamat jalan Mbah Moen menuju keharibaan ilahi. Tiada tempat yang layak untukmu kecuali surga.

Ahmad Khalwani, M.Hum
Ahmad Khalwani, M.Hum
Penikmat Kajian Keislaman

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru