33.5 C
Jakarta
Array

Dua Jalan Menuju Allah

Artikel Trending

Dua Jalan Menuju Allah
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Sebagai muslim, sudah sepatutnya memahami dan mengerti bahwa Allah menciptakan agama Islam dengan dua dasar, yaitu Al-Quran dan Al-Hadist sebagai jalan menuju keselamatan dan kedamaian baik di dunia maupun di akherat. Tanpa adanya agama Islam mungkin manusia hanya konsen dalam satu kehidupan saja yaitu dunia, karena memang mereka belum mengetahui adanya hari pembalasan.

Hakekat lebih jauh di ciptakan Agama Islam adalah agar manusia sebagai ciptaan bisa sampai kepada yang menciptakan-dalam terminologi tasawuf dikenal dengan istilah kasyaf atau futuh-. nah dalam Islam cara untuk sampai kepada Allah itu disediakan dua jalan, yaitu syariat dan tarekat.

Syariat dan tarekat adalah bahasa Arab, yang kalau diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia bermakna jalan. kedua jalan ini akan mengantarkan para pelakuknya sampai kepada Allah. Tujuan akhir dari jalan syariat adalah makrifah [pengetahuan menyeluruh tentang tuhan] sedangkan tujuan akhir dari jalan tarekat adalah hakekat [terbukanya hati untuk melihat sesuatu secara jernih, ini bisa dilakukan karena hatinya telah futuh].

Syariat secara sederhana bisa diartikan sebagai  aktifitas lahiriyah sesuai aturan yang telah ditetapkan, sedangkan tarekat secara sederhana diartikan sebagai aktifitas batin sesuai aturan yang telah ditentukan. seorang yang ingin sampai kepada Allah tidak bisa hanya menggunakan satu jalan saja. akan tetapi harus menapaki dua jalan ini. dua jalan ini selalu berkelit kelindah dan tidak bisa dipisahkan. menapaki dua jalan ini merupakan esensi dan manifestasi dari Iman.

Iman adalah penyerahan kehendak dan keputusan kepada Tuhan. Ia merupakan kombinasi dari pikiran, perasaan, dan kemauan yang menggerakkan hati untuk menepati pilihan-pilihan Tuhan, yang menghasilkan jalinan hubungan murni dengan-Nya.

Iman mengubah jiwa manusia, sehingga berubah tujuan hidup dan jalan yang ditempuhnya. Berubah tingkah laku, pandangan, perasaan, dan pertimbangannya. Iman membangkitkan jiwa untuk hijrah dari dunia jahiliyah menuju dunia iman. Allah swt tidak menjadikan bagi seseorang dua jalan yang berlawanan dalam hatinya.

Allah sekali-kali tidak menjadikan bagi seseorang dua buah hati dalam rongganya. Dia tidak menjadikan istri-istrimu yang kamu zhihar itu sebagai ibumu dan Dia tidak menjadikan anak-anak angkatmu sebagai anak kandungmu. Yang demikian itu hanyalah perkataanmu di mulutmu saja. Allah mengatakan yang sebenarnya dan Dia menunjukkan jalan yang benar. (QS 33:4).

Al-Quran menggunakan dua kosakata pokok untuk menyebut jalan Allah, yakni sabil dan shirath. Penggunaan kata sabil yang dirangkai dengan Allah antara lain terdapat dalam ayat-ayat berikut (ditulis terjemahnya).

Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah, dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS 2:218).

Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan tidak menyakiti (perasaan penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati. (QS 2:262).

Berangkatlah, baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. (QS 9:41).

Siapa yang hijrah di jalan Allah, di bumi ini banyak tempat dan rezeki yang melimpah. Orang yang meninggalkan rumahnya berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian maut menjemputnya, Allah senantiasa memberi pahala. Allah Maha Pengampun lagi Maha Pengasih. (QS 4:100).

Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut. Oleh sebab itu perangilah kawan-kawan setan itu, karena sesungguhnya tipu daya setan itu lemah. (QS 4:76).

Ayat-ayat Al-Quran yang menggunakan kosakata shirath yang dihubungkan dengan Allah antara lain sebagai berikut.

Inilah jalan-Ku yang lurus; ikutilah! Janganlah ikuti bermacam-macam jalan yang akan mencerai-beraikan dari jalan-Nya. Demikianlah Dia memerintahkan kamu, supaya kamu bertakwa. (QS 6:153).

Katakanlah, “Tuhanku telah membimbingku ke jalan  yang lurus -agama yang benar dan murni menurut ajaran Ibrahim, yang tidak tergolong musyrik”. Katakanlah, “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup, dan matiku demi Allah, Tuhan semesta alam; tiada sekutu bagi-Nya. Demikianlah diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang pertama berserah diri.” (QS 6:161-163).

Alif lam ra`. Ini adalah Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji. (QS 14:1).

Demikianlah Kami wahyukan kepadamu Al-Quran dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidak mengetahui apakah Al-Kitab (Al-Quran) dan tidak pula mengetahui apakah iman, tetapi Kami menjadikan Al-Quran itu cahaya yang Kami tunjuki dengannya siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus. Yaitu jalan Allah yang kepunyaan-Nya segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Ingatlah, bahwa kepada Allahlah kembali semua urusan. (QS 42:52-53).

Inilah jalan-Ku yang lurus. Ikutilah! Janganlah ikuti bermacam-macam jalan yang akan mencerai-beraikan dari jalan-Nya. Demikianlah Dia memerintahkan kamu, supaya kamu bertakwa. (QS 6:153).

Pengaruh iman terhadap perubahan jiwa bangsa tampak dalam sejarah Arab sesudah disinari cahaya iman. Dari suku-suku terpecah belah menjadi pemimpin bangsa-bangsa dan pembentuk peradaban baru. Pengaruh iman terhadap kehidupan pribadi tampak pada sosok Umar bin Khaththab, sehingga ia menjadi pribadi yang tunduk kepada Allah; bekerja dan berjuang untuk memperoleh keridhaan-Nya.

Siapa yang ingin mendirikan bangunan tinggi, maka dia harus membuat fondasi yang kuat, sebab bangunan itu tergantung pada kekuatan fondasinya. Jika fondasi kuat, ia akan mampu menyangga bangunan di atasnya. Jika fondasi keropos, maka bangunan di atasnya pun akan runtuh.

Iman adalah fondasi amal. Jika iman kuat, maka amal akan tumbuh dan berkembang serta berbuah lebat. Fondasi iman: (1) pengetahuan yang benar tentang Allah, perintah, asma, dan sifat-sifat-Nya; (2) kepatuhan yang murni kepada Allah dan Rasul-Nya. Bila bangunan sudah berdiri, percantiklah ia dengan akhlak dan kebajikan.

Bahagia ialah tunduk dan patuh mengikuti garis-garis yang ditentukan Allah dan perikemanusiaan. (Ibnu Khaldun).

Tujuan akhir manusia adalah mencapai Tuhan, dan semua aktivitasnya, baik di bidang politik, sosial maupun agama harus dibimbing oleh tujuan akhir ini. (Mahatma Gandhi).

Mengikuti kehendak Tuhan berarti menuju kemakmuran; melawan kehendak Tuhan berarti menuju kehancuran. (Mencius).

Tuhan telah menciptakan begitu banyak pintu kebenaran yang terbuka bagi setiap orang yang mengetuknya dengan jari-jari iman. (Khalil Gibran).

Semua manusia berada di tengah perjalanan. Setiap musafir berjalan ke tempat tujuannya. Orang yang mencari Allah melakukan perjalanan kepada Allah dan berusaha untuk dapat berada di sisi-Nya.

[zombify_post]

Ahmad Khalwani, M.Hum
Ahmad Khalwani, M.Hum
Penikmat Kajian Keislaman

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru