30.9 C
Jakarta

Bolehkah Melakukan Transaksi Jual Beli di Dalam Masjid?

Artikel Trending

Asas-asas IslamFikih IslamBolehkah Melakukan Transaksi Jual Beli di Dalam Masjid?
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Masjid adalah tempat ibadah umat Islam. Masjid juga bisa dikatakan tempat yang suci, karena masjid adalah tempat yang digunakan untuk berzikir mengingat Allah. Seiring dengan majunya zaman, terkadang banyak orang melakukan transaksi jual beli didalam masjid. Lantas apakah boleh traksaksi jual beli di dalam masjid…?

Nabi Muhammad bersabda

إذا رأيتم من يبيع أو يبتاع في المسجد فقولوا لا أربح الله تجارتك

Artinya: “Apabila kalian melihat seseorang melakukan transaksi jual beli didalam masjid, maka katankanlah, semoga Allah tidak memberi keuntungan kepada daganganmu”. [HR. Tirmidzi]

Dari penjelasan hadis ini jelas Rasulullah menyatakan ketidaksukaanya dengan transaksi jual beli didalam masjid. Perkataan Rasulullah yang untuk menyeru semoga Allah tidak memberi keuntungan kepada daganganmu ini menegaskan ketidaksukaan Rasulullah. Dari hadis ini para ulama menyimpulkan bahwa transaksi jual beli di dalam masjid ada dua yaitu antara makruh dan haram. Berikut perincian pendapat ulama mengenai hukum transaksi jual beli di dalam masjid.

Pertama, menurut ulama Hanafiyah, melakukan transaksi jual beli di dalam masjid hukumnya adalah makruh. Begitu juga melakukan akad ijarah atau sewa. Karena itu, meskipun akad jual beli di dalam masjid dihukumi sah, namun sebaiknya dihindari karena makruh.

BACA JUGA  Hukum Mengambil Uang di Saku Suami Tanpa Izin

Kedua, menurut ulama Malikiyah, jika barangnya ada di dalam masjid dan bisa dilihat saat akad jual beli, maka hukumnya makruh. Jika tidak ada barangnya, maka tidak makruh. Adapun melakukan jual beli di dalam masjid dengan menggunakan makelar, maka hukumnya adalah haram.

Ketiga, menurut ulama Hanabilah, melakukan jual beli di dalam masjid adalah haram dan tidak sah

Keempat, menurut ulama Syafiiyah, jika praktik jual beli bisa menghilangkan kehormatan masjid, maka hukumnya adalah haram. Jika tidak sampai menghilangkan kehormatan masjid, maka hanya makruh. Begitu juga haram jika praktik jual beli tersebut bisa mengganggu orang yang sedang melakukan sholat.

الشافعية قالوا: يحرم اتخاذ المسجد محلاً للبيع والشراء إذا أزرى بالمسجد – اضاع حرمته – فإن لم يزر كره إلا لحاجة ما لم يضيق على مصل فيحرمن

Artinya: “Ulama Syafiiyah berkata, ‘Haram menjadikan masjid sebagai tempat menjual dan membeli jika sampai menghilangkan kehormatan masjid. Jika tidak sampai menghilangkan kehormatan masjid, maka dimakruhkan kecuali karena ada kebutuhan selama tidak menyempitkan orang yang salat. Jika menyempitkan, maka hukumnya adalah haram.”

 

Ahmad Khalwani, M.Hum
Ahmad Khalwani, M.Hum
Penikmat Kajian Keislaman

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru